Purwokerto (ANTARA) - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) berencana membangun Rumah Sakit Akademik (RSA) sebagai upaya memenuhi kewajiban perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan kedokteran, sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 dan Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 21 Tahun 2014, Fakultas Kedokteran Unsoed adalah fakultas ketujuh dari 12 fakultas yang dimiliki oleh perguruan tinggi negeri itu.
"Selama ini Fakultas Kedokteran Unsoed bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Prof Dr. Margono-Soekarjo dan beberapa rumah sakit daerah di eks Keresidenan Banyumas sebagai rumah sakit pendidikan utama dan satelit," kata Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran Unsoed Dr. dr. Dody Novrial, M.Si.Med, Sp.PA.
Ia menjelaskan bahwa inisiasi pendirian RSA Unsoed telah dimulai sejak tahun 2016. "Rektor Unsoed membuat terobosan pada tahun 2023 dengan peluang bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk mewujudkan RSA Unsoed ," lanjutnya.
Menurut dia, investasi dari BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat mengurangi beban pembiayaan dari APBN maupun PNBP dalam pembangunan RSA.
Ia mengatakan Unsoed telah mempersiapkan lahan seluas 2,5 hektare di Jalan HM Bahrun, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, untuk pembangunan RSA.
"Ada kemungkinan lahan bertambah 1 hektare dengan hibah dari Pemkab Banyumas, sehingga totalnya menjadi 3,5 hektare," ungkapnya.
Dalam hal ini, kata dia, luas bangunan RSA direncanakan sekitar 16.000 meter persegi dengan bangunan vertikal setinggi tujuh lantai.
Menurut dia, studi kelayakan pembangunan RSA akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan dengan rencana groundbreaking pada akhir tahun 2024.
Baca juga: Akademisi: DPR harus dengarkan suara insan pers terkait RUU Penyiaran
"Fasilitas di RSA ini nantinya tidak jauh berbeda dengan rumah sakit pada umumnya, namun yang membedakan adalah fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan akademik sebagai rumah sakit pendidikan," jelasnya.
Sebagai rumah sakit akademik, kata dia, RSA Unsoed akan menyediakan fasilitas pendidikan yang mewadahi kegiatan tridharma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
"RSA ini selain untuk wahana pendidikan profesi kedokteran, tentu juga dapat dimanfaatkan oleh program studi lain di luar kedokteran," katanya.
Ia mengharapkan RSA Unsoed dapat menjadi rumah sakit yang melaksanakan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan riset secara komprehensif untuk mengabdi kepada kepentingan masyarakat.
Dengan fasilitas yang lengkap, kata dia, pendidikan dokter di Unsoed diharapkan dapat lebih berkualitas dan menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
"Peningkatan fasilitas juga diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan untuk calon dokter dan dokter spesialis, serta riset di bidang kesehatan," kata Dr Dody.
Baca juga: Unsoed bakal lengkapi Fakultas Teknik dengan fasilitas kesehatan
Baca juga: Fasilitasi kebutuhan penginapan mahasiswa, Unsoed bangun Rusunawa II
Baca juga: Seorang peserta UTBK Unsoed kerjakan ujian di dalam mobil karena sakit
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 21 Tahun 2014, Fakultas Kedokteran Unsoed adalah fakultas ketujuh dari 12 fakultas yang dimiliki oleh perguruan tinggi negeri itu.
"Selama ini Fakultas Kedokteran Unsoed bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Prof Dr. Margono-Soekarjo dan beberapa rumah sakit daerah di eks Keresidenan Banyumas sebagai rumah sakit pendidikan utama dan satelit," kata Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Kedokteran Unsoed Dr. dr. Dody Novrial, M.Si.Med, Sp.PA.
Ia menjelaskan bahwa inisiasi pendirian RSA Unsoed telah dimulai sejak tahun 2016. "Rektor Unsoed membuat terobosan pada tahun 2023 dengan peluang bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk mewujudkan RSA Unsoed ," lanjutnya.
Menurut dia, investasi dari BPJS Ketenagakerjaan diharapkan dapat mengurangi beban pembiayaan dari APBN maupun PNBP dalam pembangunan RSA.
Ia mengatakan Unsoed telah mempersiapkan lahan seluas 2,5 hektare di Jalan HM Bahrun, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, untuk pembangunan RSA.
"Ada kemungkinan lahan bertambah 1 hektare dengan hibah dari Pemkab Banyumas, sehingga totalnya menjadi 3,5 hektare," ungkapnya.
Dalam hal ini, kata dia, luas bangunan RSA direncanakan sekitar 16.000 meter persegi dengan bangunan vertikal setinggi tujuh lantai.
Menurut dia, studi kelayakan pembangunan RSA akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan dengan rencana groundbreaking pada akhir tahun 2024.
Baca juga: Akademisi: DPR harus dengarkan suara insan pers terkait RUU Penyiaran
"Fasilitas di RSA ini nantinya tidak jauh berbeda dengan rumah sakit pada umumnya, namun yang membedakan adalah fasilitas-fasilitas yang mendukung kegiatan akademik sebagai rumah sakit pendidikan," jelasnya.
Sebagai rumah sakit akademik, kata dia, RSA Unsoed akan menyediakan fasilitas pendidikan yang mewadahi kegiatan tridharma, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
"RSA ini selain untuk wahana pendidikan profesi kedokteran, tentu juga dapat dimanfaatkan oleh program studi lain di luar kedokteran," katanya.
Ia mengharapkan RSA Unsoed dapat menjadi rumah sakit yang melaksanakan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan riset secara komprehensif untuk mengabdi kepada kepentingan masyarakat.
Dengan fasilitas yang lengkap, kata dia, pendidikan dokter di Unsoed diharapkan dapat lebih berkualitas dan menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
"Peningkatan fasilitas juga diharapkan akan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan untuk calon dokter dan dokter spesialis, serta riset di bidang kesehatan," kata Dr Dody.
Baca juga: Unsoed bakal lengkapi Fakultas Teknik dengan fasilitas kesehatan
Baca juga: Fasilitasi kebutuhan penginapan mahasiswa, Unsoed bangun Rusunawa II
Baca juga: Seorang peserta UTBK Unsoed kerjakan ujian di dalam mobil karena sakit