Kudus (ANTARA) - Para petani yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) di Kabupaten Kudus Jawa Tengah mendapatkan bantuan 47 unit mesin pompa air untuk membantu petani melakukan percepatan masa tanam sebagai antisipasi fenomena El Nino.
"Petani yang mendapatkan bantuan merupakan petani penggarap lahan sawah tadah hujan. Sehingga adanya batuan mesin pompa ini, dampak fenomena El Nino yang bisa mengakibatkan penurunan produksi dan produktivitas tanaman pangan, khususnya tanaman padi bisa diminimalkan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetiyo usai penyerahan bantuan mesin pompa secara simbolis di Pendopo Kabupaten Kudus, Rabu.
Sementara ketersediaan mesin pompa air dalam mendukung percepatan masa tanam, diakui memang belum memadai.
Karena itulah, katanya, Pemkab Kudus mengajukan bantuan alat ke Kementerian Pertanian guna meningkatkan produksi padi melalui gerakan pompanisasi lahan tadah hujan, yakni dengan memberikan bantuan mesin pompa air.
Dari pengajuan tersebut, akhirnya Kabupaten Kudus mendapatkan alokasi 47 unit mesin pompa dengan ukuran 3 inchi sebanyak tiga unit, 4 inchi sebanyak 24 unit, sedangkan ukuran 6 inchi dan 8 inchi masing-masing sebanyak 10 unit.
Lalu untuk ukuran 3-4 inchi diperuntukkan untuk mengairi lahan hingga luas 10 hektare, sedangkan ukuran 6-8 inchi untuk lahan seluas 20 hektare.
Sementara sumber air yang bisa diambil para petani dengan mesin pompa untuk mengairi sawahnya, yakni dari saluran pembuang.
Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie berharap bantuan mesin pompa ini bisa meningkatkan produktivitas pertanian, mengingat saat ini sudah mau memasuki musim tanam (MT) ketiga.
"Artinya, saat ini juga mau memasuki musim kemarau. Sehingga untuk mengairi areal sawah tadah hujan tentunya dibutuhkan mesin pompa," katanya.
Ia juga meminta Dinas Pertanian dan Pangan Kudus untuk berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk melakukan pemetaan sumber air yang bisa digunakan para petani untuk mengairi sawah.
"Setidaknya saat musim kemarau, para petani sudah mendapatkan sumber air yang bisa dipompa untuk mengairi areal sawahnya," katanya.
"Petani yang mendapatkan bantuan merupakan petani penggarap lahan sawah tadah hujan. Sehingga adanya batuan mesin pompa ini, dampak fenomena El Nino yang bisa mengakibatkan penurunan produksi dan produktivitas tanaman pangan, khususnya tanaman padi bisa diminimalkan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetiyo usai penyerahan bantuan mesin pompa secara simbolis di Pendopo Kabupaten Kudus, Rabu.
Sementara ketersediaan mesin pompa air dalam mendukung percepatan masa tanam, diakui memang belum memadai.
Karena itulah, katanya, Pemkab Kudus mengajukan bantuan alat ke Kementerian Pertanian guna meningkatkan produksi padi melalui gerakan pompanisasi lahan tadah hujan, yakni dengan memberikan bantuan mesin pompa air.
Dari pengajuan tersebut, akhirnya Kabupaten Kudus mendapatkan alokasi 47 unit mesin pompa dengan ukuran 3 inchi sebanyak tiga unit, 4 inchi sebanyak 24 unit, sedangkan ukuran 6 inchi dan 8 inchi masing-masing sebanyak 10 unit.
Lalu untuk ukuran 3-4 inchi diperuntukkan untuk mengairi lahan hingga luas 10 hektare, sedangkan ukuran 6-8 inchi untuk lahan seluas 20 hektare.
Sementara sumber air yang bisa diambil para petani dengan mesin pompa untuk mengairi sawahnya, yakni dari saluran pembuang.
Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie berharap bantuan mesin pompa ini bisa meningkatkan produktivitas pertanian, mengingat saat ini sudah mau memasuki musim tanam (MT) ketiga.
"Artinya, saat ini juga mau memasuki musim kemarau. Sehingga untuk mengairi areal sawah tadah hujan tentunya dibutuhkan mesin pompa," katanya.
Ia juga meminta Dinas Pertanian dan Pangan Kudus untuk berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk melakukan pemetaan sumber air yang bisa digunakan para petani untuk mengairi sawah.
"Setidaknya saat musim kemarau, para petani sudah mendapatkan sumber air yang bisa dipompa untuk mengairi areal sawahnya," katanya.