Solo (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa upaya menarik masuknya investasi membutuhkan kolaborasi antardaerah termasuk juga di kawasan Solo Raya.
Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi/BKPM Rakhmat Yulianto pada kegiatan Rapat Koordinasi Bidang Promosi Penanaman Modal Se-Provinsi Jawa Tengah di Solo, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan kontribusi Solo Raya penting bagi perekonomian nasional.
Apalagi, dikatakannya, tahun ini pemerintah menargetkan nilai investasi yang masuk ke dalam negeri mencapai Rp1.650 triliun.
"Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang erat. Nanti disampaikan laporan dari berbagai pihak dalam mendorong percepatan dan pendekatan prestasi secara nasional dan diharapkan Solo Raya dapat mengambil peranan penting dalam menyumbang investasi secara nasional," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan kegiatan tersebut bagian dari Solo Great Sale (SGS).
"Kami memang mau punya spektrum yang lebih luas, bukan hanya dari sisi perdagangan atau dari sisi penjualannya di Solo, tapi kami juga ingin mengambil momentum ini bagian yang lebih komprehensif sehingga melibatkan aspek perdagangan dan investasi," katanya.
Ia mengatakan berbicara tentang investasi maka peran daerah menjadi lebih strategis.
"Di daerah itu pun nggak bisa main secara sendiri-sendiri, tetapi kita harus melihat sebagai konstelasi ekosistem," katanya.
Ia menilai di Solo Raya sudah terbangun ekosistem bisnis secara natural. Meski demikian, menurut dia, perlu ada percepatan sehingga target realisasi investasi bisa tercapai.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surakarta Gatot Sutanto mengatakan gerakan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan arah kebijakan penanaman modal.
"Di antaranya melalui pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah. Kita tahu bahwa persaingan dalam investasi sangat ketat di tengah perkembangan global yang tidak menentu," katanya.
Ia mengatakan terjadinya turbelensi ekonomi saat ini menjadikan pemerintah makin protektif dan bersaing untuk menarik investasi ke negara masing-masing.
"Oleh karena itu, dibutuhkan strategi promosi yang inovatif dan juga sinergi serta kolaborasi dengan seluruh 'stakeholder', baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat, serta kerja sama daerah aglomerasi seperti kawasan Solo Raya yang maupun yang kawasan lain yang di Jawa Tengah ini," katanya.
Baca juga: Pemkot Surakarta buka peluang investasi nonfisik untuk pembangunan SDM
Direktur Pengembangan Promosi Kementerian Investasi/BKPM Rakhmat Yulianto pada kegiatan Rapat Koordinasi Bidang Promosi Penanaman Modal Se-Provinsi Jawa Tengah di Solo, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan kontribusi Solo Raya penting bagi perekonomian nasional.
Apalagi, dikatakannya, tahun ini pemerintah menargetkan nilai investasi yang masuk ke dalam negeri mencapai Rp1.650 triliun.
"Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi yang erat. Nanti disampaikan laporan dari berbagai pihak dalam mendorong percepatan dan pendekatan prestasi secara nasional dan diharapkan Solo Raya dapat mengambil peranan penting dalam menyumbang investasi secara nasional," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan kegiatan tersebut bagian dari Solo Great Sale (SGS).
"Kami memang mau punya spektrum yang lebih luas, bukan hanya dari sisi perdagangan atau dari sisi penjualannya di Solo, tapi kami juga ingin mengambil momentum ini bagian yang lebih komprehensif sehingga melibatkan aspek perdagangan dan investasi," katanya.
Ia mengatakan berbicara tentang investasi maka peran daerah menjadi lebih strategis.
"Di daerah itu pun nggak bisa main secara sendiri-sendiri, tetapi kita harus melihat sebagai konstelasi ekosistem," katanya.
Ia menilai di Solo Raya sudah terbangun ekosistem bisnis secara natural. Meski demikian, menurut dia, perlu ada percepatan sehingga target realisasi investasi bisa tercapai.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Surakarta Gatot Sutanto mengatakan gerakan pertumbuhan ekonomi sesuai dengan arah kebijakan penanaman modal.
"Di antaranya melalui pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah. Kita tahu bahwa persaingan dalam investasi sangat ketat di tengah perkembangan global yang tidak menentu," katanya.
Ia mengatakan terjadinya turbelensi ekonomi saat ini menjadikan pemerintah makin protektif dan bersaing untuk menarik investasi ke negara masing-masing.
"Oleh karena itu, dibutuhkan strategi promosi yang inovatif dan juga sinergi serta kolaborasi dengan seluruh 'stakeholder', baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat, serta kerja sama daerah aglomerasi seperti kawasan Solo Raya yang maupun yang kawasan lain yang di Jawa Tengah ini," katanya.
Baca juga: Pemkot Surakarta buka peluang investasi nonfisik untuk pembangunan SDM