Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menegaskan bahwa perempuan harus menjadi garda terdepan dalam pembangunan sebuah daerah, mulai pendidikan, kesehatan, kemandirian ekonomi, hingga politik.
"Untuk pendidikan dan kesehatan sudah berjalan dengan baik. Sejalan dengan Indeks Kesetaraan Gender, Indonesia menempati urutan 87 dari seluruh negara," katanya, di Semarang, Rabu.
Namun, kata Ita sapaan akrab Hevearita, dua poin, yakni kewirausahaan atau kemandirian ekonomi dan politik memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi perempuan.
Hal tersebut disampaikan Ita saat halal bihalal Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Semarang dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Semarang.
Pada momentum halal bihalal tersebut, ia menyampaikan berbagai hal tentang pemberdayaan kesejahteraan keluarga, salah satunya peran PKK akan dapat mengurai persoalan yang masih menjadi PR dalam Indeks Kesetaraan Gender.
"Pertemuan yang luar biasa, tetapi jangan halal bihalal saja. Ini bisa diteruskan lagi dengan pertemuan-pertemuan lain yang membahas tentang kemandirian perempuan," katanya.
Menurut dia, dua hal yang telah berjalan dengan baik, yakni pendidikan dan kesehatan tersebut akan menjadi sempurna ketika diiringi dengan proses kemandirian ekonomi dan politik.
Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kota Semarang akan terus menggulirkan dukungan dalam kesetaraan gender.
"Kemandirian rumah tangga menjadi cikal bakal kemandirian sebuah kota, dan diharapkan perempuan-perempuan lebih berdaya, lebih mandiri, tidak ada lagi persoalan stunting, kemiskinan, hingga KDRT," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, kemandirian ekonomi telah menjadi dasar rumah tangga, tonggak, atau fondasi agar perempuan-perempuan lebih mandiri dan sejahtera.
"Kontribusi perempuan sudah banyak, ada beragam jenis komunitas dan organisasi mulai pendampingan kesehatan hingga pendidikan, termasuk kemandirian ekonomi dan politik untuk pembangunan Kota Semarang," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Alwin Basri mengatakan bahwa halal bihalal tersebut menjadi momentum kebersamaan membangun Kota Semarang menjadi makin hebat.
Menyesuaikan tema yang diangkat, yaitu "Wujudkan Semangat Kebersamaan dan Mempererat Silaturahmi untuk Semarang Semakin Hebat", kata dia, kebersamaan tersebut telah dirasakan dengan melihat pembangunan Kota Semarang yang kian berkembang.
"Kebersamaan adalah misi kita bersama untuk pembangunan Kota Semarang, dengan kebersamaan kita bisa bersama-sama mengatasi persoalan hingga memberikan manfaat bagi warga Kota Semarang," katanya.
Tak hanya Tim Penggerak PKK, halal bihalal tersebut juga dihadiri ratusan perwakilan kader posyandu, perwakilan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Semarang, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Semarang, dan perwakilan organisasi perempuan lainnya.
Baca juga: Woman Ecosystem Catalyst ajak perempuan bentuk mental bisnis kuat
"Untuk pendidikan dan kesehatan sudah berjalan dengan baik. Sejalan dengan Indeks Kesetaraan Gender, Indonesia menempati urutan 87 dari seluruh negara," katanya, di Semarang, Rabu.
Namun, kata Ita sapaan akrab Hevearita, dua poin, yakni kewirausahaan atau kemandirian ekonomi dan politik memang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi perempuan.
Hal tersebut disampaikan Ita saat halal bihalal Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Semarang dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Semarang.
Pada momentum halal bihalal tersebut, ia menyampaikan berbagai hal tentang pemberdayaan kesejahteraan keluarga, salah satunya peran PKK akan dapat mengurai persoalan yang masih menjadi PR dalam Indeks Kesetaraan Gender.
"Pertemuan yang luar biasa, tetapi jangan halal bihalal saja. Ini bisa diteruskan lagi dengan pertemuan-pertemuan lain yang membahas tentang kemandirian perempuan," katanya.
Menurut dia, dua hal yang telah berjalan dengan baik, yakni pendidikan dan kesehatan tersebut akan menjadi sempurna ketika diiringi dengan proses kemandirian ekonomi dan politik.
Oleh karena itu, kata dia, Pemerintah Kota Semarang akan terus menggulirkan dukungan dalam kesetaraan gender.
"Kemandirian rumah tangga menjadi cikal bakal kemandirian sebuah kota, dan diharapkan perempuan-perempuan lebih berdaya, lebih mandiri, tidak ada lagi persoalan stunting, kemiskinan, hingga KDRT," ujarnya.
Di sisi lain, kata dia, kemandirian ekonomi telah menjadi dasar rumah tangga, tonggak, atau fondasi agar perempuan-perempuan lebih mandiri dan sejahtera.
"Kontribusi perempuan sudah banyak, ada beragam jenis komunitas dan organisasi mulai pendampingan kesehatan hingga pendidikan, termasuk kemandirian ekonomi dan politik untuk pembangunan Kota Semarang," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang Alwin Basri mengatakan bahwa halal bihalal tersebut menjadi momentum kebersamaan membangun Kota Semarang menjadi makin hebat.
Menyesuaikan tema yang diangkat, yaitu "Wujudkan Semangat Kebersamaan dan Mempererat Silaturahmi untuk Semarang Semakin Hebat", kata dia, kebersamaan tersebut telah dirasakan dengan melihat pembangunan Kota Semarang yang kian berkembang.
"Kebersamaan adalah misi kita bersama untuk pembangunan Kota Semarang, dengan kebersamaan kita bisa bersama-sama mengatasi persoalan hingga memberikan manfaat bagi warga Kota Semarang," katanya.
Tak hanya Tim Penggerak PKK, halal bihalal tersebut juga dihadiri ratusan perwakilan kader posyandu, perwakilan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Semarang, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Semarang, dan perwakilan organisasi perempuan lainnya.
Baca juga: Woman Ecosystem Catalyst ajak perempuan bentuk mental bisnis kuat