Solo (ANTARA) - Program Woman Ecosystem Catalyst (WEC) mengajak pengusaha perempuan mampu membentuk mental bisnis yang kuat agar usahanya makin berkembang.
Asesor WEC Nisaul Aulia pada kegiatan pelatihan yang dikemas dalam bootcamp di Hetero Space Solo, Jawa Tengah, Senin, mengatakan salah satu materi yang diberikan yakni soal strategi bisnis.
"Terutama brand strategy, bagaimana bisnis punya daya saing yang kuat," kata asesor bidang strategi bisnis ini.
Ia mengatakan melalui program tersebut pelaku usaha tidak hanya diajarkan bagaimana mengolah branding dan produk, tetapi juga keseluruhan usahanya.
"Lebih ke pembangunan mindset. Cara berpikir dan daya saing perempuan karena bagi sebagian pelaku usaha perempuan, bisnis selalu diperlakukan sebagai pendapatan sampingan," katanya lagi.
Padahal, menurut dia, jika diberikan kesempatan maka tidak sedikit perempuan yang bisa menjadi pemimpin.
"Mereka bisa memberikan pemasukan yang besar asalkan mental state (kondisi kejiwaan) dibenerin dulu. Untuk bisa berkembang dan naik kelas bukan hanya pertumbuhan bisnis yang diperhatikan tapi juga mental," katanya.
Dengan demikian, katanya pula, selain bisnis dapat berkembang maka pemilik bisnis juga berkembang. "Agar mereka bisa lebih mandiri," katanya.
Asesor lain di bidang pembiayaan Aliyah Natasya mengatakan salah satu hal yang harus diperhatikan dari sektor ini adalah profitabilitas. Ia menilai hingga saat ini masih belum banyak UMKM yang melihat profitabilitas sebagai kewajiban dan keharusan.
"Akan sangat beda treatment-nya antara startup yang sudah punya investasi, di mana membakar duit itu lumrah akan beda dengan UMKM yang punya bisnis rumahan. Kita ingin menjembatani bagaimana mereka bisa dapat profit yang sustain," katanya.
Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana para pelaku usaha ini lebih berani mengenalkan produknya.
"Kadang mereka stuck, oh ini cukup. Padahal mereka bisa lebih berkembang kalau diberikan inkubasi dan percaya diri," katanya lagi.
WEC merupakan program kolaborasi Sampoerna Untuk Indonesia dengan Perkumpulan Imajinasi Penaja dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah. Setelah melalui tahapan roadshow di sembilan kota besar Indonesia dengan total jumlah pendaftar 1.526 pendaftar yang dikurasi menjadi 371 peserta, program tersebut kemudian menghasilkan 20 besar peserta.
Latar belakang para peserta bervariasi, mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga yang mempunyai sambilan usaha, dan juga para wanita yang memang berfokus untuk meniti karir di bidang entrepreneur.
Baca juga: Batik Benang Raja agresif lakukan ekspansi bisnis
Asesor WEC Nisaul Aulia pada kegiatan pelatihan yang dikemas dalam bootcamp di Hetero Space Solo, Jawa Tengah, Senin, mengatakan salah satu materi yang diberikan yakni soal strategi bisnis.
"Terutama brand strategy, bagaimana bisnis punya daya saing yang kuat," kata asesor bidang strategi bisnis ini.
Ia mengatakan melalui program tersebut pelaku usaha tidak hanya diajarkan bagaimana mengolah branding dan produk, tetapi juga keseluruhan usahanya.
"Lebih ke pembangunan mindset. Cara berpikir dan daya saing perempuan karena bagi sebagian pelaku usaha perempuan, bisnis selalu diperlakukan sebagai pendapatan sampingan," katanya lagi.
Padahal, menurut dia, jika diberikan kesempatan maka tidak sedikit perempuan yang bisa menjadi pemimpin.
"Mereka bisa memberikan pemasukan yang besar asalkan mental state (kondisi kejiwaan) dibenerin dulu. Untuk bisa berkembang dan naik kelas bukan hanya pertumbuhan bisnis yang diperhatikan tapi juga mental," katanya.
Dengan demikian, katanya pula, selain bisnis dapat berkembang maka pemilik bisnis juga berkembang. "Agar mereka bisa lebih mandiri," katanya.
Asesor lain di bidang pembiayaan Aliyah Natasya mengatakan salah satu hal yang harus diperhatikan dari sektor ini adalah profitabilitas. Ia menilai hingga saat ini masih belum banyak UMKM yang melihat profitabilitas sebagai kewajiban dan keharusan.
"Akan sangat beda treatment-nya antara startup yang sudah punya investasi, di mana membakar duit itu lumrah akan beda dengan UMKM yang punya bisnis rumahan. Kita ingin menjembatani bagaimana mereka bisa dapat profit yang sustain," katanya.
Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana para pelaku usaha ini lebih berani mengenalkan produknya.
"Kadang mereka stuck, oh ini cukup. Padahal mereka bisa lebih berkembang kalau diberikan inkubasi dan percaya diri," katanya lagi.
WEC merupakan program kolaborasi Sampoerna Untuk Indonesia dengan Perkumpulan Imajinasi Penaja dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Tengah. Setelah melalui tahapan roadshow di sembilan kota besar Indonesia dengan total jumlah pendaftar 1.526 pendaftar yang dikurasi menjadi 371 peserta, program tersebut kemudian menghasilkan 20 besar peserta.
Latar belakang para peserta bervariasi, mulai dari mahasiswa, ibu rumah tangga yang mempunyai sambilan usaha, dan juga para wanita yang memang berfokus untuk meniti karir di bidang entrepreneur.
Baca juga: Batik Benang Raja agresif lakukan ekspansi bisnis