Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengantisipasi kemungkinan terjadinya inflasi yang dipicu kenaikan harga sejumlah kebutuhan masyarakat di wilayah itu akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis, mengatakan pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah pusat terkait dengan antisipasi dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Tapi yang pasti kita setiap Senin itu melakukan antisipasi inflasi yang terjadi di Kabupaten Banyumas," katanya menegaskan.
Ia mengatakan pihaknya akan terus berupaya mengendalikan inflasi seperti yang diamanatkan oleh Menteri Dalam Negeri, yakni menjamin ketersediaan barang atau kebutuhan pokok masyarakat.
Selain itu, kata dia, pihaknya mengupayakan agar harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut tetap terjangkau.
"Selanjutnya, harus menjamin distribusi barang-barang itu lancar. Kemudian kita akan melakukan komunikasi efektif dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah daerah sekitar," katanya.
Ia mengatakan jika sampai terjadi kendala distribusi kebutuhan pokok masyarakat, pihaknya akan menghubungi pemerintah daerah di sekitar Kabupaten Banyumas.
Dalam hal ini, Pj Bupati mencontohkan ketika Banyumas kesulitan mendapatkan pasokan cabai seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, pihaknya menghubungi kabupaten yang menjadi sentra komoditas pertanian tersebut untuk bisa memasok ke Banyumas melalui mekanisme kerja sama antardaerah.
Salah seorang perajin tahu di Desa Kalikidang, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Karsito mengatakan harga kedelai impor di Pasar Wage, Purwokerto, dalam beberapa hari terakhir masih bertahan di kisaran Rp12.000 per kilogram.
Menurut dia, harga kedelai impor tersebut telah mengalami kenaikan secara bertahap dari sebelumnya yang berada di kisaran Rp10.000/kg.
"Mungkin harga kedelai impor akan naik lagi karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Sementara ini saya belum menaikkan harga jual tahu meskipun margin keuntungannya berkurang," katanya.
Akan tetapi jika harga kedelai impor kembali menyentuh Rp15.000/kg seperti yang terjadi beberapa bulan lalu, kata dia, tidak menutup kemungkinan harga jual tahu akan dinaikkan atau harga jualnya tetap namun ukurannya diperkecil.
Kendati demikian, dia mengharapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat segera kembali menguat, sehingga harga kedelai impor bisa turun.
Baca juga: Kudus gelar pangan murah untuk stabilisasi harga pangan
Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis, mengatakan pihaknya masih menunggu kebijakan pemerintah pusat terkait dengan antisipasi dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Tapi yang pasti kita setiap Senin itu melakukan antisipasi inflasi yang terjadi di Kabupaten Banyumas," katanya menegaskan.
Ia mengatakan pihaknya akan terus berupaya mengendalikan inflasi seperti yang diamanatkan oleh Menteri Dalam Negeri, yakni menjamin ketersediaan barang atau kebutuhan pokok masyarakat.
Selain itu, kata dia, pihaknya mengupayakan agar harga kebutuhan pokok masyarakat tersebut tetap terjangkau.
"Selanjutnya, harus menjamin distribusi barang-barang itu lancar. Kemudian kita akan melakukan komunikasi efektif dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah daerah sekitar," katanya.
Ia mengatakan jika sampai terjadi kendala distribusi kebutuhan pokok masyarakat, pihaknya akan menghubungi pemerintah daerah di sekitar Kabupaten Banyumas.
Dalam hal ini, Pj Bupati mencontohkan ketika Banyumas kesulitan mendapatkan pasokan cabai seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, pihaknya menghubungi kabupaten yang menjadi sentra komoditas pertanian tersebut untuk bisa memasok ke Banyumas melalui mekanisme kerja sama antardaerah.
Salah seorang perajin tahu di Desa Kalikidang, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Karsito mengatakan harga kedelai impor di Pasar Wage, Purwokerto, dalam beberapa hari terakhir masih bertahan di kisaran Rp12.000 per kilogram.
Menurut dia, harga kedelai impor tersebut telah mengalami kenaikan secara bertahap dari sebelumnya yang berada di kisaran Rp10.000/kg.
"Mungkin harga kedelai impor akan naik lagi karena nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Sementara ini saya belum menaikkan harga jual tahu meskipun margin keuntungannya berkurang," katanya.
Akan tetapi jika harga kedelai impor kembali menyentuh Rp15.000/kg seperti yang terjadi beberapa bulan lalu, kata dia, tidak menutup kemungkinan harga jual tahu akan dinaikkan atau harga jualnya tetap namun ukurannya diperkecil.
Kendati demikian, dia mengharapkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat segera kembali menguat, sehingga harga kedelai impor bisa turun.
Baca juga: Kudus gelar pangan murah untuk stabilisasi harga pangan