Kudus (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggelar gerakan pangan murah dengan menggandeng puluhan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk stabilisasi harga pangan menjelang Lebaran 2024.
"Adanya program pangan murah ini, diharapkan bisa menstabilkan harga-harga pangan, terutama beras," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetya ditemui usai membuka gerakan pangan murah di halaman kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Senin.
Karena harga jual besar di pasaran berkisar Rp13.000 hingga Rp14.000 per kilogram. Sedangkan yang ditawarkan di pasar murah ada yang dengan harga Rp10.400/kg melalui beras kemasan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Perum Bulog setiap kemasannya berisi 5 kilogram dengan harga Rp52.000 per kemasan.
Bahkan, kata dia, stok beras SPHP dari Perum Bulog tersedia stok 5 ton. Sedangkan beras petani disediakan 3 ton yang dijual dengan harga Rp60.000/5 kg.
Untuk beras yang disuplai dari gabungan kelompok tani (Gapoktan), kata dia, sudah habis lebih awal karena cukup banyak peminatnya. Sedangkan dari Perum Bulog juga hampir habis.
Komoditas lain yang disediakan pada gerakan pangan murah tersebut, yakni cabai merah, bawang merah, dan bawang putih masing-masing tersedia stok 100 kg.
Cabai merah dijual Rp30.000/kg, bawang merah dijual Rp30.000/kg, dan bawang putih Rp44.000/kg.
Sementara untuk gula pasir tersedia 500 kg yang dijual dengan harga Rp15.500/kg, minyak kita disediakan 500 botol dengan harga Rp15.000/botol, dan telur disediakan 500 kg dengan harga Rp26.000/kg.
Ia menambahkan bahwa kegiatan gerakan pangan murah ini menggandeng 40 pelaku usaha, termasuk Perum Bulog, Gapoktan, dan Prima Food.
"Pemkab Kudus sendiri sudah melaksanakan gerakan pangan murah sebanyak lima kali selama 2024," ujarnya.
Selain untuk stabilisasi harga dan pasokan menjelang Idul Fitri 2024, kegiatan ini juga serentak digelar secara nasional, sedangkan di Jateng digelar di sembilan kabupaten/kota pantauan inflasi yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.
Masyarakat, kata dia, juga bisa berbelanja kebutuhan lain, seperti daging ayam maupun sapi serta kebutuhan lain karena menggandeng puluhan pelaku UMKM di Kudus.
Rumiyani, salah satu warga mengaku senang adanya gerakan pangan murah karena dirinya bisa berbelanja berbagai komoditas dengan harga murah, salah satunya beras dari Bulog hanya dijual Rp52.000 per 5 kg.
"Adanya program pangan murah ini, diharapkan bisa menstabilkan harga-harga pangan, terutama beras," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Didik Tri Prasetya ditemui usai membuka gerakan pangan murah di halaman kantor Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Senin.
Karena harga jual besar di pasaran berkisar Rp13.000 hingga Rp14.000 per kilogram. Sedangkan yang ditawarkan di pasar murah ada yang dengan harga Rp10.400/kg melalui beras kemasan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dari Perum Bulog setiap kemasannya berisi 5 kilogram dengan harga Rp52.000 per kemasan.
Bahkan, kata dia, stok beras SPHP dari Perum Bulog tersedia stok 5 ton. Sedangkan beras petani disediakan 3 ton yang dijual dengan harga Rp60.000/5 kg.
Untuk beras yang disuplai dari gabungan kelompok tani (Gapoktan), kata dia, sudah habis lebih awal karena cukup banyak peminatnya. Sedangkan dari Perum Bulog juga hampir habis.
Komoditas lain yang disediakan pada gerakan pangan murah tersebut, yakni cabai merah, bawang merah, dan bawang putih masing-masing tersedia stok 100 kg.
Cabai merah dijual Rp30.000/kg, bawang merah dijual Rp30.000/kg, dan bawang putih Rp44.000/kg.
Sementara untuk gula pasir tersedia 500 kg yang dijual dengan harga Rp15.500/kg, minyak kita disediakan 500 botol dengan harga Rp15.000/botol, dan telur disediakan 500 kg dengan harga Rp26.000/kg.
Ia menambahkan bahwa kegiatan gerakan pangan murah ini menggandeng 40 pelaku usaha, termasuk Perum Bulog, Gapoktan, dan Prima Food.
"Pemkab Kudus sendiri sudah melaksanakan gerakan pangan murah sebanyak lima kali selama 2024," ujarnya.
Selain untuk stabilisasi harga dan pasokan menjelang Idul Fitri 2024, kegiatan ini juga serentak digelar secara nasional, sedangkan di Jateng digelar di sembilan kabupaten/kota pantauan inflasi yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.
Masyarakat, kata dia, juga bisa berbelanja kebutuhan lain, seperti daging ayam maupun sapi serta kebutuhan lain karena menggandeng puluhan pelaku UMKM di Kudus.
Rumiyani, salah satu warga mengaku senang adanya gerakan pangan murah karena dirinya bisa berbelanja berbagai komoditas dengan harga murah, salah satunya beras dari Bulog hanya dijual Rp52.000 per 5 kg.