Demak (ANTARA) - Bencana banjir yang terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, termasuk yang menggenangi Jalan Pantura Timur Kudus-Demak, saat ini mulai surut sehingga warga ada yang pulang untuk melihat kondisi rumahnya.
"Genangan banjir di rumah memang masih ada, namun sejak Kamis (21/3) sudah saya bersihkan secara bertahap, sehingga ketika benar-benar surut saat pulang bisa langsung ditempati," kata Sunarsih, salah satu warga terdampak banjir dari Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Demak, Jumat.
Untuk barang-barang berharga, kata dia, selamat karena sebelum banjir sudah disimpan di tempat yang tinggi dan aman dari genangan banjir.
Meskipun sudah surut, dia mengakui belum bisa pulang dari tempat pengungsian karena genangan banjir masih masuk ke dalam rumah.
Beberapa warga Desa Ketanjung maupun Desa Karanganyar yang rumahnya terbebas dari genangan banjir mulai membersihkan rumahnya dari lumpur.
Komandan Satgas Penanganan Banjir Demak Letkol Kavaleri Maryoto membenarkan bahwa saat ini banjir yang terjadi di berbagai daerah di Kabupaten Demak memang mulai surut, termasuk di Desa Ketanjung dan Karanganyar yang sangat terdampak akibat tanggul Sungai Wulan yang jebol.
Meskipun demikian, kata dia, warga terdampak banjir masih banyak yang bertahan di tempat-tempat pengungsian, sebelum banjir benar-benar surut.
Untuk akses Jalan Pantura Timur Demak-Kudus, imbuh Maryoto yang juga Komandan Kodim 0716/Demak, belum bisa dibuka karena masih ada genangan banjir di Desa Kedung Banteng, sehingga belum aman dilalui kendaraan.
Meskipun belum dibuka untuk akses lalu lintas, namun banyak pengendara yang nekat melalui Jalan Pantura Timur Demak-Kudus. Padahal ketika mengetahui ada genangan di jalan yang cukup panjang, akhirnya kembali karena khawatir kendaraannya mogok.
Dampak banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, hingga di 97 desa tersebar di 11 kecamatan. Sedangkan jumlah warga yang mengungsi ada 24.991 jiwa. Areal sawah terdampak mencapai 4.696 hektare dan tambak 529 hektare.
Baca juga: Presiden Jokowi tinjau banjir di Demak
"Genangan banjir di rumah memang masih ada, namun sejak Kamis (21/3) sudah saya bersihkan secara bertahap, sehingga ketika benar-benar surut saat pulang bisa langsung ditempati," kata Sunarsih, salah satu warga terdampak banjir dari Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Demak, Jumat.
Untuk barang-barang berharga, kata dia, selamat karena sebelum banjir sudah disimpan di tempat yang tinggi dan aman dari genangan banjir.
Meskipun sudah surut, dia mengakui belum bisa pulang dari tempat pengungsian karena genangan banjir masih masuk ke dalam rumah.
Beberapa warga Desa Ketanjung maupun Desa Karanganyar yang rumahnya terbebas dari genangan banjir mulai membersihkan rumahnya dari lumpur.
Komandan Satgas Penanganan Banjir Demak Letkol Kavaleri Maryoto membenarkan bahwa saat ini banjir yang terjadi di berbagai daerah di Kabupaten Demak memang mulai surut, termasuk di Desa Ketanjung dan Karanganyar yang sangat terdampak akibat tanggul Sungai Wulan yang jebol.
Meskipun demikian, kata dia, warga terdampak banjir masih banyak yang bertahan di tempat-tempat pengungsian, sebelum banjir benar-benar surut.
Untuk akses Jalan Pantura Timur Demak-Kudus, imbuh Maryoto yang juga Komandan Kodim 0716/Demak, belum bisa dibuka karena masih ada genangan banjir di Desa Kedung Banteng, sehingga belum aman dilalui kendaraan.
Meskipun belum dibuka untuk akses lalu lintas, namun banyak pengendara yang nekat melalui Jalan Pantura Timur Demak-Kudus. Padahal ketika mengetahui ada genangan di jalan yang cukup panjang, akhirnya kembali karena khawatir kendaraannya mogok.
Dampak banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, hingga di 97 desa tersebar di 11 kecamatan. Sedangkan jumlah warga yang mengungsi ada 24.991 jiwa. Areal sawah terdampak mencapai 4.696 hektare dan tambak 529 hektare.
Baca juga: Presiden Jokowi tinjau banjir di Demak