Semarang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menyebutkan saat ini masih terdapat sekitar 800-an pengungsi yang terdampak banjir di Kabupaten Grobogan yang tinggal di sejumlah lokasi penampungan.
"Sampai saat ini masih ada delapan penampungan pengungsian di Grobogan dengan jumlah pengungsi 800-an," katanya, saat meninjau lokasi banjir di Grobogan, Jateng, Minggu.
Berdasarkan pantauan, ia mengatakan bahwa banjir di sejumlah titik di Grobogan sudah mulai surut dan sejumlah pengungsi juga sudah banyak pulang ke rumah masing-masing.
Diakuinya, intensitas hujan yang cukup ekstrem pada beberapa hari terakhir menyebabkan bencana banjir di sejumlah daerah di Jateng, termasuk Grobogan yang telah berlangsung tiga hari.
Banjir yang kembali menerjang Grobogan diakibatkan meluapnya Sungai Lusi dan turut menjebol delapan tanggul, dengan dampak yang dirasakan masyarakat yang tinggal di 13 kecamatan.
"Bulan lalu (Februari) ada 19 kecamatan terdampak banjir. Sedangkan saat ini ada 13 kecamatan dan 113 desa yang terdampak banjir, baik permukiman maupun persawahan. Ini memang menjadi perhatian kami," tegasnya.
Beberapa langkah dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengatasi bencana alam, antara lain melalui rekayasa cuaca atau teknologi modifikasi cuaca (TMC) oleh BMKG dan BNPB, rehabilitasi tanggul-tanggul, dan perbaikan infrastruktur jalan.
Pada tinjauannya itu, Nana menyerahkan bantuan dari Kementerian Sosial senilai Rp266.223.000, bantuan dari Korpri senilai Rp27,5 juta, dan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng sebanyak 750 kilogram beras.
Bantuan itu berupa makanan, kasus, tenda, selimur, sandang, family kids, beras, minyak goreng, makanan instan, dan lainnya.
Nana mengecek kondisi para pengungsi di tempat pengungsian di Kantor PCNU Grobogan dan menyerahkan bantuan logistik, serta memantau dapur umum yang ditempatkan di kantor Dinas Sosial setempat.
Sementara itu, Eko selaku kepala dapur umum menyebutkan setidaknya telah menyediakan sekitar 4.000 nasi bungkus untuk warga terdampak banjir di Grobogan yang disalurkan untuk berbuka puasa dan makan sahur.
"Nasi yang sudah selesai dibungkus akan didistribusikan melalui ketua RW sebagai koordinator. Sehingga kami mendistribusikan hanya sampai di pos-pos yang sudah ditentukan oleh ketua RT maupun ketua RW di masing- masing wilayah," katanya.
Baca juga: Polisi pantau keamanan rumah warga terdampak banjir
"Sampai saat ini masih ada delapan penampungan pengungsian di Grobogan dengan jumlah pengungsi 800-an," katanya, saat meninjau lokasi banjir di Grobogan, Jateng, Minggu.
Berdasarkan pantauan, ia mengatakan bahwa banjir di sejumlah titik di Grobogan sudah mulai surut dan sejumlah pengungsi juga sudah banyak pulang ke rumah masing-masing.
Diakuinya, intensitas hujan yang cukup ekstrem pada beberapa hari terakhir menyebabkan bencana banjir di sejumlah daerah di Jateng, termasuk Grobogan yang telah berlangsung tiga hari.
Banjir yang kembali menerjang Grobogan diakibatkan meluapnya Sungai Lusi dan turut menjebol delapan tanggul, dengan dampak yang dirasakan masyarakat yang tinggal di 13 kecamatan.
"Bulan lalu (Februari) ada 19 kecamatan terdampak banjir. Sedangkan saat ini ada 13 kecamatan dan 113 desa yang terdampak banjir, baik permukiman maupun persawahan. Ini memang menjadi perhatian kami," tegasnya.
Beberapa langkah dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng untuk mengatasi bencana alam, antara lain melalui rekayasa cuaca atau teknologi modifikasi cuaca (TMC) oleh BMKG dan BNPB, rehabilitasi tanggul-tanggul, dan perbaikan infrastruktur jalan.
Pada tinjauannya itu, Nana menyerahkan bantuan dari Kementerian Sosial senilai Rp266.223.000, bantuan dari Korpri senilai Rp27,5 juta, dan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jateng sebanyak 750 kilogram beras.
Bantuan itu berupa makanan, kasus, tenda, selimur, sandang, family kids, beras, minyak goreng, makanan instan, dan lainnya.
Nana mengecek kondisi para pengungsi di tempat pengungsian di Kantor PCNU Grobogan dan menyerahkan bantuan logistik, serta memantau dapur umum yang ditempatkan di kantor Dinas Sosial setempat.
Sementara itu, Eko selaku kepala dapur umum menyebutkan setidaknya telah menyediakan sekitar 4.000 nasi bungkus untuk warga terdampak banjir di Grobogan yang disalurkan untuk berbuka puasa dan makan sahur.
"Nasi yang sudah selesai dibungkus akan didistribusikan melalui ketua RW sebagai koordinator. Sehingga kami mendistribusikan hanya sampai di pos-pos yang sudah ditentukan oleh ketua RT maupun ketua RW di masing- masing wilayah," katanya.
Baca juga: Polisi pantau keamanan rumah warga terdampak banjir