Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berharap penambahan debit air yang dialirkan ke Sungai Juwana melalui pintu Bendung Wilalung dengan menambah ketinggian pembukaan pintu untuk membantu mengurangi debit air di Sungai Wulan.
"Paling tidak, pembukaan pintu Bendung Wilalung atau dikenal sebagai Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) disamakan saat perbaikan tanggul kiri Sungai Wulan yang ada di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar," kata Bupati Demak Eisti'anah saat mengunjungi BPBWL di perbatasan antara Kabupaten Demak dan Kudus, Jumat.
Apalagi, kata dia, Bendung Klambu juga melimpas sehingga debit air kiriman menuju Sungai Wulan tentunya juga bertambah besar.
Debit air yang mengalir ke Sungai Wulan, kata dia, sudah cukup besar dan hampir rata dengan tanggul, sedangkan tanggul yang baru diperbaiki tentu belum sepenuhnya kuat karena usia tanggul belum lama.
Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian PUPR serta pengelola Bendung Wilalung karena kondisi tanggul Sungai Wulan hampir limpas.
Ia berharap, adanya debit air kiriman dari Bendung Klambu yang diperkirakan mencapai 1.100 milimeter per detik bisa dibantu dengan menambah debit air yang dialirkan ke Sungai Juwana.
"Kami juga berkoordinasi sampai kepala balai, namun di Sungai Juwana masih ada pekerjaan. Selain itu, curah hujan juga tinggi sehingga mempertimbangkan wilayah Pati dan Kudus," ujarnya.
Akhirnya, kata dia, pintu Bendung Wilalung nomor delapan dibuka dengan penambahan ketinggian 10 menjadi 45 cm, sedangkan saat perbaikan tanggul jebol pintu dibuka hingga 55 cm.
Berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) bahwa pintu nomor delapan sebagai pintu pembuang yang menuju Sungai Juwana untuk mengurangi beban di Sungai Wulan, maka dibuka maksimal 30 cm.
Akan tetapi, karena kondisi tanggul Sungai Wulan di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Demak juga belum lama, akhirnya ada penambahan untuk antisipasi limpas maupun tanggul jebol.
Akibat jebol tanggul kiri Sungai Wulan pada Februari 2024, tujuh desa di Kecamatan Karanganyar terdampak banjir serta akses Jalan Pantura Demak-Kudus lumpuh selama beberapa hari.
"Paling tidak, pembukaan pintu Bendung Wilalung atau dikenal sebagai Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) disamakan saat perbaikan tanggul kiri Sungai Wulan yang ada di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar," kata Bupati Demak Eisti'anah saat mengunjungi BPBWL di perbatasan antara Kabupaten Demak dan Kudus, Jumat.
Apalagi, kata dia, Bendung Klambu juga melimpas sehingga debit air kiriman menuju Sungai Wulan tentunya juga bertambah besar.
Debit air yang mengalir ke Sungai Wulan, kata dia, sudah cukup besar dan hampir rata dengan tanggul, sedangkan tanggul yang baru diperbaiki tentu belum sepenuhnya kuat karena usia tanggul belum lama.
Untuk itu, pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian PUPR serta pengelola Bendung Wilalung karena kondisi tanggul Sungai Wulan hampir limpas.
Ia berharap, adanya debit air kiriman dari Bendung Klambu yang diperkirakan mencapai 1.100 milimeter per detik bisa dibantu dengan menambah debit air yang dialirkan ke Sungai Juwana.
"Kami juga berkoordinasi sampai kepala balai, namun di Sungai Juwana masih ada pekerjaan. Selain itu, curah hujan juga tinggi sehingga mempertimbangkan wilayah Pati dan Kudus," ujarnya.
Akhirnya, kata dia, pintu Bendung Wilalung nomor delapan dibuka dengan penambahan ketinggian 10 menjadi 45 cm, sedangkan saat perbaikan tanggul jebol pintu dibuka hingga 55 cm.
Berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) bahwa pintu nomor delapan sebagai pintu pembuang yang menuju Sungai Juwana untuk mengurangi beban di Sungai Wulan, maka dibuka maksimal 30 cm.
Akan tetapi, karena kondisi tanggul Sungai Wulan di Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Demak juga belum lama, akhirnya ada penambahan untuk antisipasi limpas maupun tanggul jebol.
Akibat jebol tanggul kiri Sungai Wulan pada Februari 2024, tujuh desa di Kecamatan Karanganyar terdampak banjir serta akses Jalan Pantura Demak-Kudus lumpuh selama beberapa hari.