Purwokerto (ANTARA) - Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto Mursidi mengatakan jumlah merchant atau pedagang yang menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di wilayah Banyumas Raya atau eks Keresidenan Banyumas terus meningkat.
"Kalau dilihat dari sisi merchant QRIS memang betul dari waktu ke waktu mengalami peningkatan," kata Mursidi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Bahkan dari pantauan di lapangan, kata dia, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menggunakan QRIS tidak sebatas pelaku usaha kecil karena saat sekarang sudah banyak pelaku usaha mikro yang menggunakan metode QR Code tersebut sebagai salah satu alternatif alat pembayaran.
Ia mengatakan berdasarkan data, jumlah merchant QRIS di Banyumas Raya pada akhir Desember 2020 sebanyak 65.011 pelaku usaha dan selanjutnya pada 10 September 2021 bertambah jadi 107.890 pedagang yang tersebar di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Akan tetapi berdasarkan data terakhir pada bulan Maret 2024, lanjut dia, jumlah merchant QRIS di wilayah Banyumas Raya sudah mencapai lebih dari 400 ribu pedagang.
"Jadi kalau kita bandingkan dengan populasi UMKM yang ada di Banyumas Raya, ini sudah sangat besar. Prediksi kami, ini sudah mendekati 50 persen," katanya.
Dengan demikian, kata dia, BI Purwokerto masih memiliki banyak "PR" untuk mengakuisisi para pelaku UMKM sebagai merchant QRIS.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan terus menyosialisasikan penggunaan QRIS kepada para pelaku UMKM.
"Edukasi tidak hanya untuk pembeli atau konsumen, juga produsen atau pedagang bahwa penggunaan QRIS ini banyak keunggulannya, antara lain pedagang bisa terhindar dari uang rupiah palsu, serta memudahkan transaksi karena tidak perlu mencari uang pecahan kecil untuk kembalian," kata Mursidi.
"Kalau dilihat dari sisi merchant QRIS memang betul dari waktu ke waktu mengalami peningkatan," kata Mursidi di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat.
Bahkan dari pantauan di lapangan, kata dia, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menggunakan QRIS tidak sebatas pelaku usaha kecil karena saat sekarang sudah banyak pelaku usaha mikro yang menggunakan metode QR Code tersebut sebagai salah satu alternatif alat pembayaran.
Ia mengatakan berdasarkan data, jumlah merchant QRIS di Banyumas Raya pada akhir Desember 2020 sebanyak 65.011 pelaku usaha dan selanjutnya pada 10 September 2021 bertambah jadi 107.890 pedagang yang tersebar di Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Akan tetapi berdasarkan data terakhir pada bulan Maret 2024, lanjut dia, jumlah merchant QRIS di wilayah Banyumas Raya sudah mencapai lebih dari 400 ribu pedagang.
"Jadi kalau kita bandingkan dengan populasi UMKM yang ada di Banyumas Raya, ini sudah sangat besar. Prediksi kami, ini sudah mendekati 50 persen," katanya.
Dengan demikian, kata dia, BI Purwokerto masih memiliki banyak "PR" untuk mengakuisisi para pelaku UMKM sebagai merchant QRIS.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan terus menyosialisasikan penggunaan QRIS kepada para pelaku UMKM.
"Edukasi tidak hanya untuk pembeli atau konsumen, juga produsen atau pedagang bahwa penggunaan QRIS ini banyak keunggulannya, antara lain pedagang bisa terhindar dari uang rupiah palsu, serta memudahkan transaksi karena tidak perlu mencari uang pecahan kecil untuk kembalian," kata Mursidi.