Semarang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang terus memantau bronjong atau gabion di sepanjang Sungai Pengkol untuk mengantisipasi banjir yang pernah menerjang Perumahan Dinar Indah, Semarang.

"Saya sendiri mendatangi titik yang menjadi rawan limpahan air di Dinar, ternyata di sana posisi bronjong yang dibangun BBWS Pemali Juana masih relatif bagus dan bisa menahan apabila terjadi debit air," kata Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto, di Semarang, Kamis.

Gabion yang juga kerap disebut bronjong adalah bendungan sementara dari tumpukan batu yang diikat jaring-jaring anyaman kawat yang biasanya digunakan untuk penguat lereng atau pinggir sungai.

Menurut dia, pemeliharaan bronjong tersebut terus dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, bersama BPBD Kota Semarang yang ikut memantau.

Sebagai antisipasi banjir di Dinar Indah, Endro mengatakan bahwa penempatan tanda peringatan bencana atau Early Warning System (EWS) juga berfungsi dengan baik dengan memberikan sinyal apabila debit air naik.

"Saya ketemu sendiri dengan beberapa warga pada saat dan menyampaikan apabila debit air naik, EWS sudah bisa memberikan sinyal atau berfungsi dengan baik," katanya.

Diakuinya, potensi cuaca ekstrem masih berlangsung pada Maret 2024 sesuai informasi prakiraan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Karena itu, ia mengajak masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan terkait kondisi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang.

Termasuk, kata dia, masyarakat juga harus menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah secara sembarangan.

"Namun, jangan panik apabila terjadi sebuah bencana, dan yang paling mudah silakan laporkan di call center 112, nanti petugas akan segera bertindak," kata Endro.

Pada awal Januari 2023, Perumahan Dinar Indah Semarang diterjang banjir bandang akibat jebolnya tanggul Sungai Pengkol, hulu Sungai Babon yang bersebelahan dengan pemukiman warga, dan mengakibatkan satu korban meninggal dunia.

Banjir bandang itu merupakan yang terparah, dan kesekian kalinya menerjang perumahan tersebut. Ketinggian air saat banjir bandang pada awal Januari lalu mencapai atap rumah warga.

Ada puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di Perumahan Dinar Indah yang terdampak jika terjadi banjir akibat lokasi perumahan tersebut yang berada di daerah cekungan.

Warga Perumahan Dinar Indah sudah tidak bisa menghubungi pengembang untuk meminta pertanggungjawaban sehingga berharap pemerintah turun tangan.

Sempat ada wacana pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) sebagai tempat relokasi warga Perumahan Dinar Indah, tetapi sejauh ini belum ada tindak lanjut.

Baca juga: Pemkot Semarang perkuat tanggul di lokasi rawan banjir

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024