Semarang (ANTARA) - Atlet Jawa Tengah yang masuk pemusatan latihan daerah (pelatda) untuk persiapan tampil pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut menjalani tes psikologi guna menjaga mental bertanding mereka.
Tes psikologi yang dilakukan bersamaan dengan tes fisik tersebut digelar di Kompleks GOR Jatidiri Semarang selama dua hari, 12-13 Februari.
Tim Psikolog KONI Jawa Tengah Sungkowo pada wartawan di Semarang, Selasa, menjelaskan ada tiga instrumen tes psikolog yang dijalani para atlet pelatda PON Aceh-Sumut 2024.
Pertama, Connor-Davidson Resilience Scale in Competitive Sport dengan tujuan mengukur kualitas resiliensi dalam konteks olahraga.
Kedua, Sport Mental Training Questionnaire (SMTQ) dengan tujuan menilai penggunaan pelatihan mental atlet dari kekuatan pola pikirnya.
Ketiga, lanjut dia, Athlete Psychological Strain Questionnaire (APSQ). Tujuannya menilai tingkat kesulitan dengan interaksi (tim), gangguan kontrol impuls, dan toleransi frustrasi.
Selain itu, mengetahui kekhawatiran terkait dengan performa dan stres latihan serta transisi ke kehidupan di luar latihan.
Para atlet yang menjalani tes psikologi tersebut, kata dia, memindai barcode yang berisi tiga komponen dalam satu barcode sesuai kata hati. Sehingga, jawabannya tidak ada yang salah.
Setelah dijawab oleh para atlet, pihaknya mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan psikis masing-masing atlet. "Sehingga kita perbaiki bersama," katanya.
Tim Psikologi KONI Jateng lainnya Hermahayu menambahkan tes psikologi juga untuk mengukur daya lenting, sehingga para atlet dapat bangkit setelah mengalami kekalahan dan cedera. "Termasuk mengolah stres dan depresi karena tekanannya sangat tinggi," katanya.
Selain itu, membangkitkan kapasitas mental para atlet untuk mengelola tingkat stresnya. "Sehingga mengubah menjadi respons yang positif, kami juga menggandeng pelatih untuk mengelola itu karena para atlet dekat dengan pelatih," katanya.
Tim Psikologi KONI Jateng terdiri dari empat orang, yakni Hermahayu, Joana Ariesta Puspasari, Fivien Luthfia Rahmi, dan Sungkowo.
Wakil Ketua II (bidang pembinaan prestasi) KONI Jateng Soedjatmiko mengungkapkan para atlet dites kesehatan, daya ledak, daya ketahanan, kecepatan, kelincahan, dan tes psikologi.
"Di tes psikologi ini akan didata, sehingga para tim psikologi memiliki database untuk meminimalkan permasalahan yang terjadi pada para atlet," katanya.
Baca juga: Atlet Pelatda PON Jateng jalani tes fisik
Tes psikologi yang dilakukan bersamaan dengan tes fisik tersebut digelar di Kompleks GOR Jatidiri Semarang selama dua hari, 12-13 Februari.
Tim Psikolog KONI Jawa Tengah Sungkowo pada wartawan di Semarang, Selasa, menjelaskan ada tiga instrumen tes psikolog yang dijalani para atlet pelatda PON Aceh-Sumut 2024.
Pertama, Connor-Davidson Resilience Scale in Competitive Sport dengan tujuan mengukur kualitas resiliensi dalam konteks olahraga.
Kedua, Sport Mental Training Questionnaire (SMTQ) dengan tujuan menilai penggunaan pelatihan mental atlet dari kekuatan pola pikirnya.
Ketiga, lanjut dia, Athlete Psychological Strain Questionnaire (APSQ). Tujuannya menilai tingkat kesulitan dengan interaksi (tim), gangguan kontrol impuls, dan toleransi frustrasi.
Selain itu, mengetahui kekhawatiran terkait dengan performa dan stres latihan serta transisi ke kehidupan di luar latihan.
Para atlet yang menjalani tes psikologi tersebut, kata dia, memindai barcode yang berisi tiga komponen dalam satu barcode sesuai kata hati. Sehingga, jawabannya tidak ada yang salah.
Setelah dijawab oleh para atlet, pihaknya mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan psikis masing-masing atlet. "Sehingga kita perbaiki bersama," katanya.
Tim Psikologi KONI Jateng lainnya Hermahayu menambahkan tes psikologi juga untuk mengukur daya lenting, sehingga para atlet dapat bangkit setelah mengalami kekalahan dan cedera. "Termasuk mengolah stres dan depresi karena tekanannya sangat tinggi," katanya.
Selain itu, membangkitkan kapasitas mental para atlet untuk mengelola tingkat stresnya. "Sehingga mengubah menjadi respons yang positif, kami juga menggandeng pelatih untuk mengelola itu karena para atlet dekat dengan pelatih," katanya.
Tim Psikologi KONI Jateng terdiri dari empat orang, yakni Hermahayu, Joana Ariesta Puspasari, Fivien Luthfia Rahmi, dan Sungkowo.
Wakil Ketua II (bidang pembinaan prestasi) KONI Jateng Soedjatmiko mengungkapkan para atlet dites kesehatan, daya ledak, daya ketahanan, kecepatan, kelincahan, dan tes psikologi.
"Di tes psikologi ini akan didata, sehingga para tim psikologi memiliki database untuk meminimalkan permasalahan yang terjadi pada para atlet," katanya.
Baca juga: Atlet Pelatda PON Jateng jalani tes fisik