Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebutkan bahwa kawasan yang masih banjir di ibu kota Jawa Tengah tinggal tiga persen dengan berbagai upaya penanggulangan yang dilakukan.
"Di Semarang masih ada tiga persen kawasan banjir, namun yang paling utama genangan banjir terjadi di tiga kecamatan yakni Genuk, Pedurungan, dan Semarang Utara," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Kamis.
Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang terus berupaya melakukan penanganan di kawasan rawan banjir dan rob, mulai pembenahan drainase atau saluran air hingga pemasangan tiang pancang untuk penahan air.
Pada 2024, kata dia, kawasan yang banjir di Kota Semarang sudah mulai berkurang dengan berbagai penanganan yang dilakukan Pemkot Semarang bersama pemangku kepentingan terkait.
Dengan adanya beberapa proyek penanganan banjir yang saat ini tengah berjalan, ia optimistis wilayah genangan akan terus berkurang, di antaranya dengan pembangunan atau pemasangan sheet pile penahan rob di Semarang Utara.
"Pada Mei (2024, red.), pembangunan 'sheet pile' selesai. Saat ini, teman-teman tidak mendengar ada rob. Kalau ada rob saya pasti di WA (dikirim pesan WA, red.) masyarakat. Sekarang tidak ada," katanya.
Baca juga: DPU Semarang prioritaskan anggaran untuk penanggulangan banjir
Kemudian, lanjut dia, Pemkot Semarang juga sedang melakukan penanganan di wilayah Pedurungan, di antaranya dengan meninggikan Jembatan Nogososro untuk pengendalian banjir di wilayah Tlogosari dan Muktiharjo.
Tak hanya itu, Pemkot Semarang bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana juga akan melakukan sebuah proyek pengendalian banjir di wilayah Muktiharjo.
"Akan dilelang. Itu adalah proyek bantuan dari Bank Dunia kepada Kementerian PUPR untuk penanganan banjir di wilayah Muktiharjo," katanya.
Diakuinya, pendanaan proyek tersebut melalui Bank Dunia memang sanat rigid, tetapi saat ini proyek tersebut sudah berproses penanganan dampak sosialnya, dan ada delapan keluarga yang perlu ditangani.
"Insya Allah sesuai informasi Kepala BBWS, Januari ini sudah mulai dilelang sehingga harapannya bisa teratasi," katanya.
Untuk wilayah tengah, kata dia, tinggal penanganan drainase, di antaranya Jalan Tanjung dan Imam Bonjol, sementara lelang rumah pompa sudah mulai dilakukan.
"Yang di Rumah Pompa Progo sebenarnya sudah jadi, tinggal menunggu aliran listrik PLN. Karena ada sebagian kolaborasi, di rumah pompa pakai BBM, sebagian diarahkan ke listrik. Ada beberapa masih menunggu proses, kemudian ada juga yang saat ini sedang persiapan tahapan lelang," katanya.
Baca juga: Pembangunan tanggul laut utara Semarang capai 62 persen
Baca juga: Legislator : Optimalkan rumah pompa tanggulangi banjir
Baca juga: Pemkot Semarang masih prioritaskan penanganan banjir di 2024
"Di Semarang masih ada tiga persen kawasan banjir, namun yang paling utama genangan banjir terjadi di tiga kecamatan yakni Genuk, Pedurungan, dan Semarang Utara," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Kamis.
Menurut dia, Pemerintah Kota Semarang terus berupaya melakukan penanganan di kawasan rawan banjir dan rob, mulai pembenahan drainase atau saluran air hingga pemasangan tiang pancang untuk penahan air.
Pada 2024, kata dia, kawasan yang banjir di Kota Semarang sudah mulai berkurang dengan berbagai penanganan yang dilakukan Pemkot Semarang bersama pemangku kepentingan terkait.
Dengan adanya beberapa proyek penanganan banjir yang saat ini tengah berjalan, ia optimistis wilayah genangan akan terus berkurang, di antaranya dengan pembangunan atau pemasangan sheet pile penahan rob di Semarang Utara.
"Pada Mei (2024, red.), pembangunan 'sheet pile' selesai. Saat ini, teman-teman tidak mendengar ada rob. Kalau ada rob saya pasti di WA (dikirim pesan WA, red.) masyarakat. Sekarang tidak ada," katanya.
Baca juga: DPU Semarang prioritaskan anggaran untuk penanggulangan banjir
Kemudian, lanjut dia, Pemkot Semarang juga sedang melakukan penanganan di wilayah Pedurungan, di antaranya dengan meninggikan Jembatan Nogososro untuk pengendalian banjir di wilayah Tlogosari dan Muktiharjo.
Tak hanya itu, Pemkot Semarang bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana juga akan melakukan sebuah proyek pengendalian banjir di wilayah Muktiharjo.
"Akan dilelang. Itu adalah proyek bantuan dari Bank Dunia kepada Kementerian PUPR untuk penanganan banjir di wilayah Muktiharjo," katanya.
Diakuinya, pendanaan proyek tersebut melalui Bank Dunia memang sanat rigid, tetapi saat ini proyek tersebut sudah berproses penanganan dampak sosialnya, dan ada delapan keluarga yang perlu ditangani.
"Insya Allah sesuai informasi Kepala BBWS, Januari ini sudah mulai dilelang sehingga harapannya bisa teratasi," katanya.
Untuk wilayah tengah, kata dia, tinggal penanganan drainase, di antaranya Jalan Tanjung dan Imam Bonjol, sementara lelang rumah pompa sudah mulai dilakukan.
"Yang di Rumah Pompa Progo sebenarnya sudah jadi, tinggal menunggu aliran listrik PLN. Karena ada sebagian kolaborasi, di rumah pompa pakai BBM, sebagian diarahkan ke listrik. Ada beberapa masih menunggu proses, kemudian ada juga yang saat ini sedang persiapan tahapan lelang," katanya.
Baca juga: Pembangunan tanggul laut utara Semarang capai 62 persen
Baca juga: Legislator : Optimalkan rumah pompa tanggulangi banjir
Baca juga: Pemkot Semarang masih prioritaskan penanganan banjir di 2024