Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta memastikan tidak ada penolakan imunisasi polio dari masyarakat seperti yang terjadi di beberapa daerah lain.

"Solo nggak ada masalah. Itu kan demi kesehatan anak-anak Indonesia," kata Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa di Solo, Jawa Tengah, Jumat.

Ia mengatakan upaya tersebut merupakan bagian dari mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

"Harusnya kepala daerah bisa menyadarkan masyarakatnya bahwa ini penting. Walaupun di daerah itu tidak ada kasus, nanti ada kasus baru teriak-teriak," katanya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kota Surakarta Setyowati mengatakan hingga saat ini ia belum menerima laporan penolakan dari masyarakat. Menurut dia, dari total sasaran sebanyak 50.115 anak penerima imunisasi polio, untuk realisasinya sejauh ini sudah 59 persen.

"Ya sudah sesuai target, dari provinsi kan kami ada target. Mudah-mudahan tercapai," katanya.

Sebelumnya, sebanyak 77 orang di Kecamatan Jatiyoso dan sembilan orang di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar menolak menerima imunisasi polio dengan alasan keyakinan.

 Kepala DKK Karanganyar Purwati mengatakan terkait hal itu sudah ada pemantauan dari WHO dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

"WHO dan Dinkes kami arahkan ke Jatiyoso. Memang penolakan ini karena keyakinan tapi anaknya justru ingin divaksin karena melihat temannya divaksin. Akhirnya sebagian yang awalnya nggak mau menjadi mau," katanya.

Untuk yang masih menolak, dikatakannya, ada surat pernyataan bahwa mereka tidak bersedia mengikuti imunisasi yang dibuat oleh masing-masing penolak.

"Surat pernyataan ini yang bikin mereka sendiri, isinya agar anaknya tidak diimunisasi. Jadi kalau suatu saat terjadi apa-apa ya jangan nuntut pemerintah. Pemerintah kan sudah berupaya, kalau ada apa-apa jangan nuntut, termasuk biaya sakit ya harus tanggung jawab sendiri," katanya.

Baca juga: Warga tolak imunisasi folio, Pemkab Karanganyar bentuk forum edukasi

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024