Semarang (ANTARA) - Brainwriting sebagai metode yang merangsang kreativitas dan mempercepat proses inovasi terbukti mampu mengasah ketrampilan menulis siswa SDN 1 Cepiring, Kabupaten Kendal, kata Ulfatun Nadhifah, Fasilitator Daerah (Fasda) Pembelajaran Program PINTAR Tanoto Foundation Kabupaten Kendal.

Ulfatun menjelaskan dengan brainwriting, peserta didik secara spontan mampu menuliskan ide dari suatu topik, bahkan hasilnya jauh melebihi ekspektasi.

“Saya mendapati hasil kegiatan yang jauh melebihi ekspektasi ketika peserta didik menyerahkan hasil pekerjaan mereka. Saya tidak menduga kalau judul tulisan yang dibuat sudah sangat beragam. Dengan tiga gambar stimulus yang sama bisa menghasilkan ragam tulisan dengan judul dan imajinasi alur yang luar biasa itu sangat menakjubkan. Strategi visual betul membantu menemukan ide tulisan,” kata Ulfatun.

Penerapan brainwriting, lanjut Ulfatun, berawal dari peserta didik yang tidak memiliki ide saat akan memulai dan banyak diam dengan lembar kertas yang masih kosong saat diminta untuk menulis. 

“Saya seringkali kehabisan cara untuk mengasah keterampilan menulis peserta didik. Suatu ketika saya pernah bertanya kepada beberapa peserta didik tentang apa kesulitan mereka untuk menulis. Sebagian besar menyampaikan jika mereka tidak tahu apa yang harus mereka tulis,” katanya.

Ulfatun kemudian menyimpulkan bahwa kendala awal menulis adalah tentang tidak adanya ide tulisan untuk mereka kembangkan, sehingga akan sangat sulit untuk mengembangkan menjadi kalimat atau paragraf. 

“Saya kemudian merasa perlu mencari cara untuk menstimulasi munculnya ide tulisan. Langkah pertama yakni menyiapkan beberapa gambar sebagai stimulus.Tujuannya peserta didik mampu membuat paragraf dengan cerita yang runtut berdasarkan tiga gambar yang diperlihatkan guru. Hasilnya mereka mampu menulis ide dari gambar tersebut,” katanya.

Langkah kedua, lanjutnya, peserta didik diminta menuliskan ide spontan yang muncul saat mengamati gambar dan meyakinkan kepada mereka bahwa semua ide yang terlintas saat melihat gambar itu tidak mungkin salah. 

Langkah berikutnya adalah mengembangkan ide spontan menjadi kalimat dan paragraf dan setelah semua peserta didik memperoleh tiga ide pokok adalah membimbing mereka menyusun kalimat utama dan kalimat pendukung dari ide tersebut. 

“Kunci sukses lain dari praktik yang saya lakukan adalah pendampingan pengembangan ide pokok menjadi kalimat dan paragraf. Saya meyakinkan peserta didik bahwa apa yang mereka tulis itu benar karena bersumber dari pemikiran mereka sendiri. Saya meminta mereka mengevaluasi tulisan mereka sebelum diberi umpan balik yang sifatnya menguatkan dan nantinya bisa menjadi acuan perbaikan tulisan,” katanya.

Langkah terakhir, tambah Ulfatun, yakni meminta kepada peserta didik untuk memperbaiki tulisan dan berdasarkan hasil evaluasi, langkah ini ada banyak perbaikan yang dilakukan terhadap tulisan yang dihasilkan.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024