Pekalongan (ANTARA) - Museum Batik Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menyumbang sekitar Rp173 juta untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota itu dari target tahun 2023 sebesar Rp103 juta.
Kepala Museum Batik Kota Pekalongan Akhmad Asror di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa selama ini pihaknya menjalin kolaborasi dan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan maupun komunitas sebagai upaya tercapainya PAD 2023.
"Kami terus menjalin relasi layaknya hubungan kekeluargaan sehingga memberikan dampak yang bagus dengan kehadiran pengunjung ke Museum Batik Pekalongan," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengupayakan tata pameran koleksi batik yang berbeda setiap tahunnya agar pengunjung tidak bosan berkunjung ke museum itu.
"Kami sajikan sesuatu yang berbeda dalam satu tahun agar pengunjung tidak hanya berkunjung sekali tetapi berulang kali ke museum," katanya.
Akhmad Asror mengatakan, pihaknya sudah melakukan rotasi ruang pamer, perubahan display dan koleksi batik untuk menarik minat pengunjung dengan membagikan informasi koleksi secara maksimal.
Selama ini, kata dia, tingkat kunjungan ke Museum Batik Pekalongan didominasi oleh pelajar mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
"Kami berharap Museum Batik Pekalongan tidak berjalan sendiri sebagai agen pelestari warisan budaya bangsa. Kami berharap minat kunjungan bisa menyeluruh di semua kategori tidak hanya pelajar," katanya.
Kepala Museum Batik Kota Pekalongan Akhmad Asror di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa selama ini pihaknya menjalin kolaborasi dan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan maupun komunitas sebagai upaya tercapainya PAD 2023.
"Kami terus menjalin relasi layaknya hubungan kekeluargaan sehingga memberikan dampak yang bagus dengan kehadiran pengunjung ke Museum Batik Pekalongan," katanya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengupayakan tata pameran koleksi batik yang berbeda setiap tahunnya agar pengunjung tidak bosan berkunjung ke museum itu.
"Kami sajikan sesuatu yang berbeda dalam satu tahun agar pengunjung tidak hanya berkunjung sekali tetapi berulang kali ke museum," katanya.
Akhmad Asror mengatakan, pihaknya sudah melakukan rotasi ruang pamer, perubahan display dan koleksi batik untuk menarik minat pengunjung dengan membagikan informasi koleksi secara maksimal.
Selama ini, kata dia, tingkat kunjungan ke Museum Batik Pekalongan didominasi oleh pelajar mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
"Kami berharap Museum Batik Pekalongan tidak berjalan sendiri sebagai agen pelestari warisan budaya bangsa. Kami berharap minat kunjungan bisa menyeluruh di semua kategori tidak hanya pelajar," katanya.