Solo (ANTARA) - PDAM Toya Wening Surakarta kembali mengoperasikan instalasi pengolahan air (IPA) usai sempat terhenti akibat limbah yang ada di Sungai Bengawan Solo.

"Baru saja beroperasi lagi, tapi belum terdistribusi," kata Humas PDAM Toya Wening Bayu Tunggul di Solo, Jawa Tengah, Minggu.

Ia mengatakan distribusi ke pelanggan menunggu reservoir berada di posisi level maksimum. Menurut dia, akibat IPA yang berhenti beroperasi, distribusi air bersih ke pelanggan sempat terhenti selama tujuh jam. Adapun IPA yang berhenti beroperasi, yakni IPA Jurug, IPA Jebres, dan IPA Semanggi.

"IPA Semanggi sempat terhenti juga tapi limit di reservoir masih ada," katanya.

Sementara itu, kata dia, selama satu pekan terakhir ini PDAM sudah tiga kali menghentikan operasional IPA karena kualitas air di Sungai Bengawan Solo yang buruk.

"Air berwarna hitam sejak dari tempuran Kali Samin dan Sungai Bengawan Solo. Kami mencurigai limbah berwarna hitam dan berbau seperti alkohol itu dari limbah usaha etanol di Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Bekonang," katanya.

Apalagi, dikatakannya, sudah beberapa minggu ini tidak terjadi hujan sehingga aliran air di Sungai Bengawan Solo tidak terlalu deras.

"Jadi limbah dibuang pagi gitu lewat Kali Samin masuk ke Sungai Bengawan Solo. Biasanya volumenya tidak banyak, sehingga kami tidak terganggu, tapi di minggu ini sudah tiga kali airnya hitam pekat banget," katanya.

Selain itu, air juga berbau alkohol sehingga jika dilihat dari parameter air baku maka air tersebut tidak dapat diolah menjadi air bersih.

"Sehingga beberapa kali sementara kami hentikan operasional. Kali ini tampungan reservoir kita limit, kami kehabisan distribusi ke pelanggan," katanya.

Ia mengatakan jika biasanya masih ada stok air di reservoir untuk kebutuhan 4-5 jam. Namun kali ini tidak ada persediaan sehingga PDAM tidak dapat mendistribusikan air ke pelanggan.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024