Purwokerto (ANTARA) - Ketua Halal Center Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Prof. Poppy Arsil, S.T.P., M.T., Ph.D, meraih kesempatan emas untuk mengikuti Australia Awards Short Course on Standards and Halal Certification. 

Setelah melalui seleksi yang ketat, Prof. Poppy Arsil menjadi salah satu peserta yang didanai oleh pemerintah Australia untuk memperdalam pemahaman dan keahlian dalam standar serta sertifikasi halal.

Australia Awards in Indonesia adalah program beasiswa yang telah berlangsung selama lebih dari 70 tahun, memberikan dukungan ke negara-negara mitra, termasuk Indonesia. Program ini melibatkan berbagai jenis beasiswa, seperti short course, program master, dan doktoral. 

Australia Awards Short Course on Standards and Halal Certification tahun 2023 menjadi fokus Prof. Poppy Arsil untuk memahami pendekatan Australia dalam menetapkan standar dan sertifikasi kehalalan, terutama di sektor agri-food.

Kursus ini difokuskan pada penerapan standar dan sertifikasi halal di agri-food sector, dengan penekanan khusus pada pendekatan Australia. Hal ini memiliki tujuan untuk memfasilitasi pertukaran informasi mengenai pendekatan standar kehalalan di Indonesia. 

Peserta kursus dipilih secara kompetitif, terutama dari Pemerintah Indonesia dan lembaga yang terkait dengan standar dan sertifikasi halal, terutama untuk perdagangan internasional dan badan sertifikasi.

Sebanyak 25 peserta terpilih, termasuk perwakilan dari BPJPH, BPPOM, BSN, KNEKS, universitas, dan industri. Kegiatan kursus terdiri dari tiga tahapan, dimulai dengan pre-course pada akhir Oktober 2023 di Jakarta, dilanjutkan dengan kegiatan utama short course di Australia dari 27 November hingga 8 Desember 2023.

Baca juga: Unsoed raih sembilan penghargaan dalam Anugerah Diktiristek 2023

Selama di Australia, seluruh peserta termasuk Prof. Poppy Arsil mendapatkan kesempatan untuk melihat secara langsung praktik kehalalan di peternakan sapi, mengunjungi Abbatoar atau rumah potong hewan, dan berdiskusi dengan lembaga sertifikasi halal terkemuka di Australia, seperti Australian Halal Development & Accreditation (AHDAA) dan Australian Halal Authority and Advisers (AHAA). Kunjungan ke Department of Agriculture, Fisheries and Foresty (DAFF) dan Department of Foreign Affairs and Trade di Canberra juga menjadi bagian dari pengalaman berharga ini.

Kursus di Australia memberikan materi penguatan yang disampaikan oleh tim, mentor, dan fasilitator dari University of Queensland di antaranya Prof. Yasmina Sultanbawa, Prof. Louw Hoffman, Associate Professor Ammar Abdul Aziz, Associate Professor Daniel Cozzolino, Dr. Md. Ali Akber, Dr Julius Kotir, Dr Eva Nisa, Dr Risti Permani, Mr. Mohammad Badrul Alam, baik di UQ kampus St. Lucia, Long Pocket, dan Gaton.

Prof. Poppy Arsil dan rekan satu grupnya mengangkat isu sertifikasi halal penyedia jasa makanan sebagai fokus proyek yang mereka kerjakan dengan metode SMART - Specific, Measurable, Achievable, Relevant, and Time Bound.

Hasil proyek ini akan disampaikan dalam post-course di Jakarta pada bulan April 2024. Prof. Poppy Arsil menyatakan komitmennya untuk mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh demi kemajuan dan keunggulan dalam sertifikasi halal di Indonesia.


Baca juga: Tim Unsoed Ngombe raih Juara 1 dalam Kompetisi Voice of Youth Challenge 2023
Baca juga: Pakar : Seluruh capres miliki komitmen tinggi dalam penegakan hukum
Baca juga: Unsoed Purwokerto izinkan kegiatan kampanye Pemilu 2024 di kampus


 

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024