Semarang (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Jawa Tengah, menargetkan sebanyak 1.000 bank sampah di wilayah tersebut yang terdaftar di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2024.
Kepala DLH Kota Semarang Bambang Suranggono, di Semarang, Rabu, menyebutkan saat ini sudah ada 497 bank sampah yang telah aktif dan terdaftar secara resmi di KLHK dan ada 375 bank sampah rintisan.
"Yang sudah terdaftar di register nasional pengolahan sampah ada 497 bank sampah. Yang 375 (bank sampah) masih dalam tahap rintisan dan berlokasi baik di RT maupun RW," katanya.
Menurut dia, ratusan bank sampah, baik yang sudah teregistrasi maupun rintisan itu selama ini telah berkontribusi positif di tingkatan masyarakat, mulai dari pemilahan hingga pemilihan sampah rumah tangga.
Meskipun ada bank sampah yang masih berstatus rintisan, kata dia, DLH Kota Semarang terus memberikan pendampingan secara aktif agar ke depannya bisa terdaftar juga pada KLHK.
"Bank Sampah rintisan ini nantinya akan mendapatkan surat keputusan (SK) dari kelurahan setempat, untuk kemudian DLH Kota Semarang akan membantu pengajuan ke Kementerian Lingkungan Hidup," katanya.
Untuk 375 bank sampah rintisan, kata dia, DLH Kota Semarang menerjunkan penyuluh lapangan untuk melakukan pendampingan dan melakukan percontohan dengan menyediakan 16 titik tempat pemilahan sampah rumah tangga.
"Jadi, total ada 16 titik itu mulai pilah sampah dari rumah, kami sediakan kantong plastik, kami sediakan tempat sampah organik dan non-organik. Kami sediakan angkutan roda tiga nya," katanya.
Artinya, kata Bambang, saat sampah-sampah tersebut dibawa ke tempat pembuangan sampah (TPS) sudah dipisah antara sampah organik dan non-organik," katanya.
Ia berharap bahwa keberhasilan program bank sampah tersebut dapat menjadi contoh dan mendorong partisipasi dari setiap level, mulai dari tingkat RT, RW, hingga kecamatan.
Dengan demikian, kata dia, kesadaran lingkungan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dapat merambah ke seluruh kelurahan di Kota Semarang.
"Program ini (bank sampah) diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya dalam pengurangan sampah, tetapi juga dalam menciptakan masyarakat yang peduli lingkungan," katanya.
Baca juga: KLHK ajak kolaborasi dalam pengelolaan sampah
Kepala DLH Kota Semarang Bambang Suranggono, di Semarang, Rabu, menyebutkan saat ini sudah ada 497 bank sampah yang telah aktif dan terdaftar secara resmi di KLHK dan ada 375 bank sampah rintisan.
"Yang sudah terdaftar di register nasional pengolahan sampah ada 497 bank sampah. Yang 375 (bank sampah) masih dalam tahap rintisan dan berlokasi baik di RT maupun RW," katanya.
Menurut dia, ratusan bank sampah, baik yang sudah teregistrasi maupun rintisan itu selama ini telah berkontribusi positif di tingkatan masyarakat, mulai dari pemilahan hingga pemilihan sampah rumah tangga.
Meskipun ada bank sampah yang masih berstatus rintisan, kata dia, DLH Kota Semarang terus memberikan pendampingan secara aktif agar ke depannya bisa terdaftar juga pada KLHK.
"Bank Sampah rintisan ini nantinya akan mendapatkan surat keputusan (SK) dari kelurahan setempat, untuk kemudian DLH Kota Semarang akan membantu pengajuan ke Kementerian Lingkungan Hidup," katanya.
Untuk 375 bank sampah rintisan, kata dia, DLH Kota Semarang menerjunkan penyuluh lapangan untuk melakukan pendampingan dan melakukan percontohan dengan menyediakan 16 titik tempat pemilahan sampah rumah tangga.
"Jadi, total ada 16 titik itu mulai pilah sampah dari rumah, kami sediakan kantong plastik, kami sediakan tempat sampah organik dan non-organik. Kami sediakan angkutan roda tiga nya," katanya.
Artinya, kata Bambang, saat sampah-sampah tersebut dibawa ke tempat pembuangan sampah (TPS) sudah dipisah antara sampah organik dan non-organik," katanya.
Ia berharap bahwa keberhasilan program bank sampah tersebut dapat menjadi contoh dan mendorong partisipasi dari setiap level, mulai dari tingkat RT, RW, hingga kecamatan.
Dengan demikian, kata dia, kesadaran lingkungan dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dapat merambah ke seluruh kelurahan di Kota Semarang.
"Program ini (bank sampah) diharapkan dapat memberikan dampak positif tidak hanya dalam pengurangan sampah, tetapi juga dalam menciptakan masyarakat yang peduli lingkungan," katanya.
Baca juga: KLHK ajak kolaborasi dalam pengelolaan sampah