Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah, segera berkoordinasi dengan pengelola bandara dan pelabuhan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 seiring dengan munculnya kembali kasus tersebut di Kota Atlas itu.
"Di bandara memang tidak ada kedatangan luar negeri. Tapi mereka biasanya lewat dari Bali," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat dikonfirmasi di Semarang, Selasa.
Hal itu, diakuinya, menyulitkan pemantauan untuk penumpang pesawat terbang. Namun pihaknya sesegera mungkin berkoordinasi dengan pengelola Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.
"Kalau untuk (penumpang) kapal dengan KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) dan bandara dengan GM (general manager) bandara, sehingga semua siap, termasuk forkompinda," katanya.
Apalagi, kata dia, dari tiga kasus COVID-19 yang ditemukan di Semarang, ada dua kasus yang memiliki riwayat atau kontak bepergian dari luar negeri sehingga jalur masuk memang harus dibentengi.
"Nanti Mas Hakam (Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam) menyampaikan progres sudah ada yang terpapar COVID-19. Apalagi mau libur Natal dan Tahun Baru," katanya.
Wali Kota Semarang itu memastikan koordinasi akan dilakukan secepatnya dengan seluruh jajaran, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal melalui daring.
"Ini Zoom dulu, segera untuk persiapan. Kalau nunggu hari bisa kumpul secara offline kelamaan. Untuk pertama rapat secara online, pemkot, OPD, camat lurah, dengan instansi vertikal," kata Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Sebelumnya Pemkot Semarang menyebutkan temuan tiga kasus baru COVID-19 di wilayah tersebut setelah sekian lama sejak pandemi berakhir dan ketiganya telah menjalani isolasi mandiri dengan gejala ringan.
Kasus pertama, perempuan berusia 36 tahun, warga Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, namun ada kontak dengan rekannya yang memiliki riwayat pengobatan di Singapura.
Kasus kedua, perempuan berusia 52 tahun, warga Mijen yang bekerja di salah satu universitas swasta di Kota Semarang dan memiliki riwayat perjalanan ke Singapura pada 29 November-3 Desember 2023.
Kasus ketiga, perempuan berusia 43 tahun, warga Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, yang merupakan teman perjalanan di Singapura pada pasien kasus kedua.
Baca juga: Polda Jateng imbau masyarakat kembali waspadai COVID-19
"Di bandara memang tidak ada kedatangan luar negeri. Tapi mereka biasanya lewat dari Bali," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat dikonfirmasi di Semarang, Selasa.
Hal itu, diakuinya, menyulitkan pemantauan untuk penumpang pesawat terbang. Namun pihaknya sesegera mungkin berkoordinasi dengan pengelola Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang.
"Kalau untuk (penumpang) kapal dengan KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) dan bandara dengan GM (general manager) bandara, sehingga semua siap, termasuk forkompinda," katanya.
Apalagi, kata dia, dari tiga kasus COVID-19 yang ditemukan di Semarang, ada dua kasus yang memiliki riwayat atau kontak bepergian dari luar negeri sehingga jalur masuk memang harus dibentengi.
"Nanti Mas Hakam (Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam) menyampaikan progres sudah ada yang terpapar COVID-19. Apalagi mau libur Natal dan Tahun Baru," katanya.
Wali Kota Semarang itu memastikan koordinasi akan dilakukan secepatnya dengan seluruh jajaran, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal melalui daring.
"Ini Zoom dulu, segera untuk persiapan. Kalau nunggu hari bisa kumpul secara offline kelamaan. Untuk pertama rapat secara online, pemkot, OPD, camat lurah, dengan instansi vertikal," kata Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Sebelumnya Pemkot Semarang menyebutkan temuan tiga kasus baru COVID-19 di wilayah tersebut setelah sekian lama sejak pandemi berakhir dan ketiganya telah menjalani isolasi mandiri dengan gejala ringan.
Kasus pertama, perempuan berusia 36 tahun, warga Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang, yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, namun ada kontak dengan rekannya yang memiliki riwayat pengobatan di Singapura.
Kasus kedua, perempuan berusia 52 tahun, warga Mijen yang bekerja di salah satu universitas swasta di Kota Semarang dan memiliki riwayat perjalanan ke Singapura pada 29 November-3 Desember 2023.
Kasus ketiga, perempuan berusia 43 tahun, warga Pudakpayung, Kecamatan Banyumanik, yang merupakan teman perjalanan di Singapura pada pasien kasus kedua.
Baca juga: Polda Jateng imbau masyarakat kembali waspadai COVID-19