Purwokerto, Jateng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyalurkan dana pinjaman bergulir sebesar Rp2,568 miliar untuk 45 kelompok usaha mikro dan kecil (UMK), yang tersebar di 17 kecamatan.
Penyaluran dana pinjaman tersebut dilakukan secara simbolis oleh Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro kepada perwakilan masing-masing kelompok UMK di Purwokerto, Banyumas, Selasa.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas Wahyu Dewanto mengatakan secara keseluruhan, jumlah anggota dari 45 kelompok UMK penerima dana pinjaman bergulir tersebut mencapai 502 orang dengan jumlah anggota per kelompok berkisar 10-20 orang.
"Dana pinjaman bergulir yang disalurkan kepada kelompok UMK paling kecil Rp30 juta dan paling besar Rp130 juta, tergantung pada jumlah anggota dan jenis usahanya. Sementara suku bunga pinjaman bergulir ini sebesar 2 persen per tahun," katanya.
Ia mengatakan penyaluran dana pinjaman bergulir tersebut rutin dilaksanakan tiap tahun dengan tujuan untuk memberdayakan pelaku UMKM serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan skala UMK di Banyumas.
Selain itu, penyaluran dana pinjaman bergulir juga ditujukan untuk meningkatkan pendapatan pelaku usaha, menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat, mengurangi tingkat pengangguran, serta menekan angka kemiskinan.
Sejak tahun 2011 hingga 2022, Pemkab Banyumas telah menyalurkan dana pinjaman bergulir sebesar Rp18,2 miliar untuk 519 kelompok UMK dengan jumlah anggota 8.539 orang.
Direktur Utama PT BPR BKK Purwokerto (Perseroda) Sugeng Prijono mengatakan sebagai lembaga jasa keuangan milik pemerintah daerah, pihaknya menyalurkan dana pinjaman bergulir dengan bunga rendah karena di bawah kredit usaha rakyat (KUR).
Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan para pelaku UMK penerima dana pinjaman bergulir tersebut lancar dalam membayar angsuran karena berdasarkan catatan, kredit bermasalah pada awal penyaluran atau tahun 2008-2015 cukup tinggi.
"Tapi tahun 2015 ke sini sudah tertib dan mohon ditingkatkan karena suku bunganya rendah," katanya.
Sementara itu, Hanung Cahyo Saputro mengatakan kelompok penerima manfaat dana pinjaman bergulir periode berikutnya akan ditambah agar para pelaku UMK makin berkembang.
Menurut dia, para pelaku UMK boleh mengambil dana pinjaman bergulir kembali asalkan dana yang baru diterimanya telah lunas.
"Saya juga minta kepada para pelaku usaha untuk terus melakukan inovasi dalam mengembangkan usahanya, antara lain membuat pengemasan menarik, memanfaatkan marketplace, dan platform media sosial untuk mempromosikan dan memasarkan produknya," katanya.
Penyaluran dana pinjaman tersebut dilakukan secara simbolis oleh Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro kepada perwakilan masing-masing kelompok UMK di Purwokerto, Banyumas, Selasa.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas Wahyu Dewanto mengatakan secara keseluruhan, jumlah anggota dari 45 kelompok UMK penerima dana pinjaman bergulir tersebut mencapai 502 orang dengan jumlah anggota per kelompok berkisar 10-20 orang.
"Dana pinjaman bergulir yang disalurkan kepada kelompok UMK paling kecil Rp30 juta dan paling besar Rp130 juta, tergantung pada jumlah anggota dan jenis usahanya. Sementara suku bunga pinjaman bergulir ini sebesar 2 persen per tahun," katanya.
Ia mengatakan penyaluran dana pinjaman bergulir tersebut rutin dilaksanakan tiap tahun dengan tujuan untuk memberdayakan pelaku UMKM serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan skala UMK di Banyumas.
Selain itu, penyaluran dana pinjaman bergulir juga ditujukan untuk meningkatkan pendapatan pelaku usaha, menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat, mengurangi tingkat pengangguran, serta menekan angka kemiskinan.
Sejak tahun 2011 hingga 2022, Pemkab Banyumas telah menyalurkan dana pinjaman bergulir sebesar Rp18,2 miliar untuk 519 kelompok UMK dengan jumlah anggota 8.539 orang.
Direktur Utama PT BPR BKK Purwokerto (Perseroda) Sugeng Prijono mengatakan sebagai lembaga jasa keuangan milik pemerintah daerah, pihaknya menyalurkan dana pinjaman bergulir dengan bunga rendah karena di bawah kredit usaha rakyat (KUR).
Terkait dengan hal itu, dia mengharapkan para pelaku UMK penerima dana pinjaman bergulir tersebut lancar dalam membayar angsuran karena berdasarkan catatan, kredit bermasalah pada awal penyaluran atau tahun 2008-2015 cukup tinggi.
"Tapi tahun 2015 ke sini sudah tertib dan mohon ditingkatkan karena suku bunganya rendah," katanya.
Sementara itu, Hanung Cahyo Saputro mengatakan kelompok penerima manfaat dana pinjaman bergulir periode berikutnya akan ditambah agar para pelaku UMK makin berkembang.
Menurut dia, para pelaku UMK boleh mengambil dana pinjaman bergulir kembali asalkan dana yang baru diterimanya telah lunas.
"Saya juga minta kepada para pelaku usaha untuk terus melakukan inovasi dalam mengembangkan usahanya, antara lain membuat pengemasan menarik, memanfaatkan marketplace, dan platform media sosial untuk mempromosikan dan memasarkan produknya," katanya.