Temanggung (ANTARA) - Desa Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah mengembangkan "green house" untuk tanaman melon jenis Jepang dan Korea.
"Saat ini kami berada di green house tanaman melon yang saat ini sudah tumbuh berkembang mulai pola tanaman pertanian yang maju dan modern," kata Kepala Desa Bansari Herlan, di Bansari, Temanggung, Senin.
Kemudian dengan keberadaan green house ini juga dikelola oleh gapoktan yang muda, sehingga menjadi kolaborasi yang sangat tepat antara kawula muda dan pola pertanian yang modern.
Ia berharap ke depan para petani ini dapat berinovasi ke depan untuk bisa mengembangkan berbagai green house yang ada dengan berbagai komoditas tanaman yang saat ini sedang digalakkan adalah tanaman melon, baik itu jenis Jepang maupun Korea.
Kemudian saat ini sudah ada 19 green house di Kecamatan Bansari dengan harga melon kenis Jepang Rp30.000 per kilogram.
"Alhamdulillah sudah terkelola dengan baik, dengan manajemen yang baik oleh para kelompok tani," katanya pula.
Pemerintah Desa Bansari ikut serta untuk bisa andil atau sangat peduli untuk mengembangkan green house ini.
"Kami sudah dua tahun untuk menganggarkan dari dana desa untuk pembangunan green house ini. Mudah-mudahan dari desa-desa lain juga bisa untuk menganggarkan green house di desa masing-masing," katanya lagi.
Penjabat Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo tidak hanya tanaman kopi dan tembakau saja, tetapi menjanjikan dengan tanaman hortikultura yang lain.
"Saya minta dengan sangat seluruh petani terutama petani milenial, pemuda-pemuda yang hadir di sini ini mari kita mencoba untuk menanam melon dengan cara green house," kata dia.
Menurut dia, ini cara sudah modern, menggunakan panel surya, air juga sudah mengalir semuanya.
Ia berharap, nanti tidak hanya dikembangkan di Bansari, mungkin di kecamatan lain yang setipe dengan daerah ini coba dikembangkan juga model seperti ini.
Baca juga: Pemkab Batang-BI salurkan bantuan 40 ribu bibit cabai pada petani
"Saat ini kami berada di green house tanaman melon yang saat ini sudah tumbuh berkembang mulai pola tanaman pertanian yang maju dan modern," kata Kepala Desa Bansari Herlan, di Bansari, Temanggung, Senin.
Kemudian dengan keberadaan green house ini juga dikelola oleh gapoktan yang muda, sehingga menjadi kolaborasi yang sangat tepat antara kawula muda dan pola pertanian yang modern.
Ia berharap ke depan para petani ini dapat berinovasi ke depan untuk bisa mengembangkan berbagai green house yang ada dengan berbagai komoditas tanaman yang saat ini sedang digalakkan adalah tanaman melon, baik itu jenis Jepang maupun Korea.
Kemudian saat ini sudah ada 19 green house di Kecamatan Bansari dengan harga melon kenis Jepang Rp30.000 per kilogram.
"Alhamdulillah sudah terkelola dengan baik, dengan manajemen yang baik oleh para kelompok tani," katanya pula.
Pemerintah Desa Bansari ikut serta untuk bisa andil atau sangat peduli untuk mengembangkan green house ini.
"Kami sudah dua tahun untuk menganggarkan dari dana desa untuk pembangunan green house ini. Mudah-mudahan dari desa-desa lain juga bisa untuk menganggarkan green house di desa masing-masing," katanya lagi.
Penjabat Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo tidak hanya tanaman kopi dan tembakau saja, tetapi menjanjikan dengan tanaman hortikultura yang lain.
"Saya minta dengan sangat seluruh petani terutama petani milenial, pemuda-pemuda yang hadir di sini ini mari kita mencoba untuk menanam melon dengan cara green house," kata dia.
Menurut dia, ini cara sudah modern, menggunakan panel surya, air juga sudah mengalir semuanya.
Ia berharap, nanti tidak hanya dikembangkan di Bansari, mungkin di kecamatan lain yang setipe dengan daerah ini coba dikembangkan juga model seperti ini.
Baca juga: Pemkab Batang-BI salurkan bantuan 40 ribu bibit cabai pada petani