Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, memberikan layanan pemeriksaan serta pengobatan tuberkulosis, serta memonitor dan mengevaluasi pencapaian penanggulangan penyakit itu pada warga binaan pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Pekalongan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Senin, mengatakan program penanggulangan tuberkulosis di lapas telah menjadi perhatian utama karena jumlah populasi warga binaan dan petugas berisiko tinggi terpapar penyakit tersebut.

"Oleh karena itu, kami menilai sangat penting dalam memberikan dukungan teknis, pelatihan, dan peralatan yang diperlukan untuk mendeteksi, mengobati, dan mencegah penyebaran tuberkulosis di lingkungan lapas," katanya.

Menurut dia, program penanggulangan tuberkulosis di Lapas Kelas II-A Pekalongan sudah berjalan dengan baik, di mana selama ini semua pasien terduga (suspek) penyakit tersebut sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan dan sampel dahak sudah dikirim ke rumah sakit TCM seperti di RSUD Bendan, Rumah Sakit Budi Rahayu, dan Puskesmas Buaran Kota Pekalongan.

Berdasarkan hasil pelaksanaan skrining pada 14 September 2023, kata dia, terdapat satu warga binaan pemasyarakatan suspek tuberkulosis namun yang bersangkutan sudah mendapatkan penanganan secara intens, baik dari lapas maupun berkoordinasi dengan petugas kesehatan.

Ia yang didampingi Pengelola Program Tuberkulosis Indayah Dewi Tunggal mengatakan risiko penularan tuberkulosis di lingkungan lapas cukup tinggi karena satu sel tahanan dihuni oleh banyak narapidana sehingga jika ada pasien positif tuberkulosis maka harus menjalani isolasi dan dipindahkan di ruang khusus selama dua bulan.

"Kuman tuberkulosis itu aktifnya sekitar dua bulan sehingga warga binaan masyarakat yang terpapar penyakit itu harus menjalani isolasi dulu. Setelah minum obat tuberkulosis maka kuman itu sudah tidak bisa menularkan ke yang lain," katanya.

Gejala penderita tuberkulosis, seperti mengalami batuk dan demam terus-menerus selama dua minggu tidak kunjung sembuh, berkeringat pada malam hari, berat badan menurun, nafsu makan berkurang, serta disertai nyeri dada dan sesak nafas.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Pekalongan Asih Widodo mengatakan pihaknya mendukung sinergi dengan Dinas Kesehatan dalam upaya penanggulangan penyakit tuberkulosis di lapas.

"Kegiatan skrining tuberkulosis sudah pernah dilakukan pada 2022 dan dilanjutkan pada 2023 sehingga hal ini dapat mendeteksi para narapidana yang mengalami risiko tuberkulosis agar dapat disembuhkan," katanya.

Baca juga: Razia Lapas Semarang amankan ponsel dan pisau rakitan

Pewarta : Kutnadi
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024