Solo (ANTARA) - Dokter anak dr Isvarani Devana Irawan Sp.A menyebut bersin pada bayi merupakan bentuk dari pertahanan tubuh ketika beradaptasi pada lingkungan yang baru.
Pada perbincangannya bersama Doodle Exclusive Baby Care melalui daring yang diikuti dari Solo, Jawa Tengah, Senin Isvarani mengatakan bersin pada bayi yang baru lahir merupakan hal yang wajar terjadi.
"Bersin terjadi karena sesuatu hal refleks yang dilakukan bayi untuk melakukan perlindungan. Sebenarnya bayi yang bersin dan batuk merupakan sesuatu pertahanan untuk tubuh. Bayi beradaptasi dengan lingkungan yang baru," katanya.
Ia mengatakan hal itu terjadi karena banyak kotoran dan debu yang baru dikenal sehingga refleksnya adalah batuk atau bersin.
"Refleks ini terjadi hingga dewasa, ketika benda asing yang masuk ke hidung akan refleks bersin atau batuk jadi tidak hanya terjadi pada bayi yang baru saja lahir," katanya.
Meski demikian, dikatakannya jika bersin disertai dengan hidung tersumbat, napasnya ngos-ngosan saat tidur, bahkan demam dan batuk maka perlu ada perhatian khusus.
Ia mengatakan sebenarnya tidak ada batasan tertentu terkait banyaknya bersin. Meski demikian, sebaiknya perlu melihat riwayat keluarga apakah ada bakat alergi dari orang tua atau saudara kandung mengingat bakat alergi akan muncul saat bayi setelah lahir.
"Infeksi saluran napas biasanya karena bayi terkena infeksi ketularan keluarga di sekitarnya yang berakibat pada hidung tersumbat, batuk grok-grok, disertai demam bukan bersin yang normal. Ini harus dipertanyakan lagi. Bukan refleks adanya benda baru di sekitar bayi," katanya.
Menurut dia, ketika hal itu terjadi maka orang tua harus waspada dan segera membawa anaknya untuk periksa ke dokter anak.
"Penyebab bersin sendiri bermacam-macam akibat dari infeksi pernapasan karena virus atau bakteri dan masalah kesehatan lainnya," katanya.
Dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Bina Medika ini mengatakan tanda-tanda yang perlu diperhatikan saat bersin akibat alergi adalah jika cenderung meler atau keluar terus-menerus ingus dari hidung.
"Sedangkan infeksi tanda-tandanya hidung tersumbat, sulit napas, disertai demam atau batuk dan adanya produksi lendir yang berlebihan bahkan cenderung kental," katanya.
Sementara itu, terkait dengan cuaca kali ini, dikatakannya, belum tentu mempengaruhi alergi pada bayi. Menurut dia, terkait dengan paparan cuaca perlu didalami terlebih dahulu.
"Biasanya bayi yang baru lahir beradaptasi, terutama akibat adanya perubahan cuaca yang ekstrem kemudian cuaca berdebu sehingga polusinya banyak hal ini yang memicu bayi untuk merespon dengan bersin," katanya.
Ia mengatakan jika paparan yang terjadi pada bayi tidak hanya sekali maka respon antibodi bayi terhadap debu atau dingin akan makin terbentuk.
Pada perbincangannya bersama Doodle Exclusive Baby Care melalui daring yang diikuti dari Solo, Jawa Tengah, Senin Isvarani mengatakan bersin pada bayi yang baru lahir merupakan hal yang wajar terjadi.
"Bersin terjadi karena sesuatu hal refleks yang dilakukan bayi untuk melakukan perlindungan. Sebenarnya bayi yang bersin dan batuk merupakan sesuatu pertahanan untuk tubuh. Bayi beradaptasi dengan lingkungan yang baru," katanya.
Ia mengatakan hal itu terjadi karena banyak kotoran dan debu yang baru dikenal sehingga refleksnya adalah batuk atau bersin.
"Refleks ini terjadi hingga dewasa, ketika benda asing yang masuk ke hidung akan refleks bersin atau batuk jadi tidak hanya terjadi pada bayi yang baru saja lahir," katanya.
Meski demikian, dikatakannya jika bersin disertai dengan hidung tersumbat, napasnya ngos-ngosan saat tidur, bahkan demam dan batuk maka perlu ada perhatian khusus.
Ia mengatakan sebenarnya tidak ada batasan tertentu terkait banyaknya bersin. Meski demikian, sebaiknya perlu melihat riwayat keluarga apakah ada bakat alergi dari orang tua atau saudara kandung mengingat bakat alergi akan muncul saat bayi setelah lahir.
"Infeksi saluran napas biasanya karena bayi terkena infeksi ketularan keluarga di sekitarnya yang berakibat pada hidung tersumbat, batuk grok-grok, disertai demam bukan bersin yang normal. Ini harus dipertanyakan lagi. Bukan refleks adanya benda baru di sekitar bayi," katanya.
Menurut dia, ketika hal itu terjadi maka orang tua harus waspada dan segera membawa anaknya untuk periksa ke dokter anak.
"Penyebab bersin sendiri bermacam-macam akibat dari infeksi pernapasan karena virus atau bakteri dan masalah kesehatan lainnya," katanya.
Dokter yang juga berpraktik di Rumah Sakit Bina Medika ini mengatakan tanda-tanda yang perlu diperhatikan saat bersin akibat alergi adalah jika cenderung meler atau keluar terus-menerus ingus dari hidung.
"Sedangkan infeksi tanda-tandanya hidung tersumbat, sulit napas, disertai demam atau batuk dan adanya produksi lendir yang berlebihan bahkan cenderung kental," katanya.
Sementara itu, terkait dengan cuaca kali ini, dikatakannya, belum tentu mempengaruhi alergi pada bayi. Menurut dia, terkait dengan paparan cuaca perlu didalami terlebih dahulu.
"Biasanya bayi yang baru lahir beradaptasi, terutama akibat adanya perubahan cuaca yang ekstrem kemudian cuaca berdebu sehingga polusinya banyak hal ini yang memicu bayi untuk merespon dengan bersin," katanya.
Ia mengatakan jika paparan yang terjadi pada bayi tidak hanya sekali maka respon antibodi bayi terhadap debu atau dingin akan makin terbentuk.