Semarang (ANTARA) - JNE terus melakukan terobosan baru dengan menggandeng sejumlah rumah sakit sekaligus menjadi solusi dalam memangkas antrian pengambilan obat yang sering terjadi di bagian farmasi rumah sakit. Pasien diberikan kemudahan, pasien cukup menunggu di rumah dan obat akan dikirim ke pelanggan sesuai alamat yang dituju.

"JNE melihat jasa layanan pengiriman obat ini sangat potensial ketika antrian panjang kerap terjadi di konter-konter farmasi yang ada di rumah sakit. Tentunya bagi pasien maupun keluarga pasien, antrian obat ini sangat menyita waktu. JNE hadir memberikan solusinya," kata Branch Manager JNE Semarang Wahyu Sangerti Alam, di Semarang, Senin.

Wahyu menyebutkan sudah ada 12 rumah sakit di bawah cabang utama JNE Semarang yang bekerja sama dengan JNE untuk solusi mudah pengiriman obat. JNE hadir dengan membuka konter khusus yang terintegrasi dengan layanan farmasi rumah sakit. 

Ke 12 rumah sakit tersebut antara lain RSUD dr. Adhyatma (Tugurejo) Provinsi Jateng, RSUD Dr. R. Soetrasno Kab. Rembang, RSUD Bendan Kota. Pekalongan, RSUD Dr. H. Soewondo Kab. Kendal, RSUD Kartini Kab. Jepara.

Kemudian RSUD Kota Salatiga, RSUD RAA Soewondo Kab. Pati, RS. Permata Bunda Purwodadi Kab. Grobogan, RS Paru Dr. Ario Wirawan Kota Salatiga, RSI Sultan Agung Kota Semarang, RS Mardirahayu Kab. Kudus, dan RS Siti Khodijah Kota Pekalongan.

Untuk memanfaatkan layanan antar obat, seperti biasanya pasien atau keluarga pasien yang telah selesai berobat bisa langsung menuju bagian farmasi untuk menebus obat. Di situ, mereka akan diedukasi dan diarahkan oleh petugas farmasi, apakah obatnya akan ditunggu atau diantar ke rumah. 

"Jika memilih diantar, maka petugas farmasi akan mengarahkan ke konter JNE dan melakukan transaksi, dengan biaya jasa layanan mulai Rp8.000, tergantung lokasi. Selanjutnya, jika obat telah selesai diracik, oleh farmasi akan diserahkan ke JNE untuk dilakukan pengemasan dan proses pengiriman ke alamat pasien. Adapun untuk dalam kota, akan diantar dan diterima pada hari yang sama sebelum jam 21.00 WIB," jelasnya. 

Respon konsumen dari jasa JNE tersebut, kata Wahyu, sangat bagus, rata-rata di setiap rumah sakit yang telah bekerja sama, 25-35 persen pasien yang menebus obat memanfaatkan jasa JNE untuk mengirimkan obatnya ke rumah. 

"Kalau pas tingkat kunjungan rumah sakit tinggi, bisa sampai 50 persen lebih, atau sekitar 100-130 orang per hari di masing-masing rumah sakit yang memanfaatkan jasa JNE. Layanan ini bahkan sudah masuk menjadi salah satu program kerja rumah sakit," katanya.

Wahyu menjelaskan JNE memiliki standar penanganan khusus untuk keamanan obatnya, terpisah dari layanan pengiriman barang reguler karena ada konter khusus di rumah sakit, proses pengemasan khusus, dan pengirimannya juga khusus. 

Selain JNE Cabang Utama Semarang, wilayah lain yang juga memberikan layanan pengiriman obat adalah JNE Tegal dan JNE Solo yaitu RS Dr. Soesilo Slawi, RSI Muhammadiyah Singkil, RSU Margono Soekarjo, RST Wijayakusuma, RS Santa Elisabeth, RS Hermina. 

Sedangkan untuk wilayah di bawah JNE Solo adalah RSUD Ibu Fatmawati Soekarno Surakarta yang baru saja launching layanan pengiriman obat pada September lalu. 

Humas RSUD dr. Adhyatma (Tugurejo) Provinsi Jateng Endriawan Widodo mengakui layanan pengiriman obat pasien menjadi solusi yang telah diterapkan rumah sakit dalam memangkas antrian obat. Layanan berlabel 'Solusi Pasti', Sampaikan Obat ke aLamat tUjuan dengan edukaSI apoteker ini telah dikerjasamakan dengan JNE sejak 6 Maret 2023. 

"Solusi Pasti ini memiliki jargon 'Cepat, tanpa antri dan administrasi'. Ini sangat bermanfaat untuk mempercepat kepulangan pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap. Obat akan diantar sampai tujuan, dan gratis biaya antar untuk pasien rawat inap," katanya.

Endriawan menjelaskan biasanya untuk antri obat akan memakan waktu minimal 45 menit hingga lebih dari 1 jam. Tergantung jumlah antrian dan proses peracikan obat. 

"Biasanya ada obat yang harus diracik, itu butuh waktu lebih lama lagi antrinya. Jadi, jasa layanan 'Solusi Pasti' ini akan sangat membantu," jelasnya.

Dalam sehari, lanjutnya, rata-rata pasien yang memanfaatkan jasa layanan kirim obat di RSUD Tugurejo bisa mencapai 50 persen lebih dari total antrian obat. 

Untuk biaya yang dikenakan relatif terjangkau bagi pasien rawat jalan, hanya Rp8.000 untuk pasien dengan alamat dalam kota Semarang, dan sekitar Rp12.000 untuk pasien dengan alamat luar Kota Semarang. 

"Jika di awal program rata-rata 50-60 pasien, saat ini responnya makin bagus, hingga 100 pasien per hari yang memanfaatkan Solusi Pasti,"tutup dia.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024