Semarang (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang , Jawa Tengah, terus memantau perkembangan harga komoditas yang mengalami kenaikan, khususnya cabai merah dan gula pasir di pasar tradisional.
Pelaksana Tugas (Plt) Dishanpan Kota Semarang Bambang Pramusinto di Semarang, Senin, telah mengirim tim untuk memantau kenaikan harga cabai dan gula pasir yang signifikan.
"Kami terus memantau. Tim kami hari ini melakukan pantauan dan memang ada kenaikan di atas HET (harga eceran tertinggi) pada cabai rawit merah di Pasar Johar seharga Rp65 ribu per kilogram," katanya.
Namun, kata dia, untuk cabai merah keriting dan cabai merah teropong terpantau masih di bawah HET, yakni Rp33.000 per kg untuk cabai merah keriting dan Rp40.000 kilogram untuk cabai merah teropong.
"Dengan kata lain, kenaikannya masih di bawah angka 20 persen," katanya.
Menurut dia, sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 17 tahun 2023 telah ditetapkan harga acuan penjualan tingkat konsumen untuk cabai rawit merah yakni Rp40.000-Rp57.000 per kg sehingga ada selisih harga yang cukup signifikan untuk komoditi cabai merah rawit.
Pada gula pasir, kata dia, tercatat Rp16.000 per kg, sedangkan harga acuan penjualan konsumen untuk gula konsumsi sebesar Rp15.500 per kg.
Ia menyebutkan kenaikan harga komoditas tersebut disinyalir karena dampak musim kemarau panjang El Nino yang menyebabkan hasil panen cabai tidak maksimal.
Meski demikian, Bambang menegaskan pihaknya tidak tinggal diam karena selama ini terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, seperti Dinas Perdagangan Kota Semarang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan kepolisian agar melakukan operasi pasar dan melakukan sejumlah inspeksi mendadak di pasar tradisional.
Selain itu, kata dia, program Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) berupa pasar murah juga menjadi solusi menjaga stabilitas harga pangan lain, seperti beras yang hingga saat ini sudah terlaksana sebanyak 144 kali, dengan jumlah yang terjual mencapai 483,2 ton beras.
Ia menambahkan penguatan jaringan distribusi pangan dilakukan pula melalui Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Lumbung Pangan Kota Semarang (Lumpang Semar) di 64 titik, dengan setiap kecamatan masing-masing ada empat titik.
Hingga sepanjang Oktober 2023, BUMP Lumpang Semar telah menyalurkan 50 ton yang berkolaborasi dengan Bulog sebanyak 16 ton di delapan titik kelurahan Kota Semarang.
"Sejumlah langkah inovatif, seperti Pak Rahman dan BUMP Lumpang Semar diharapkan menjadi solusi alternatif dalam menjaga stabilitas harga pangan di Kota Semarang," katanya.
Baca juga: Satu unit pabrik gula terbakar di Cilacap
Pelaksana Tugas (Plt) Dishanpan Kota Semarang Bambang Pramusinto di Semarang, Senin, telah mengirim tim untuk memantau kenaikan harga cabai dan gula pasir yang signifikan.
"Kami terus memantau. Tim kami hari ini melakukan pantauan dan memang ada kenaikan di atas HET (harga eceran tertinggi) pada cabai rawit merah di Pasar Johar seharga Rp65 ribu per kilogram," katanya.
Namun, kata dia, untuk cabai merah keriting dan cabai merah teropong terpantau masih di bawah HET, yakni Rp33.000 per kg untuk cabai merah keriting dan Rp40.000 kilogram untuk cabai merah teropong.
"Dengan kata lain, kenaikannya masih di bawah angka 20 persen," katanya.
Menurut dia, sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 17 tahun 2023 telah ditetapkan harga acuan penjualan tingkat konsumen untuk cabai rawit merah yakni Rp40.000-Rp57.000 per kg sehingga ada selisih harga yang cukup signifikan untuk komoditi cabai merah rawit.
Pada gula pasir, kata dia, tercatat Rp16.000 per kg, sedangkan harga acuan penjualan konsumen untuk gula konsumsi sebesar Rp15.500 per kg.
Ia menyebutkan kenaikan harga komoditas tersebut disinyalir karena dampak musim kemarau panjang El Nino yang menyebabkan hasil panen cabai tidak maksimal.
Meski demikian, Bambang menegaskan pihaknya tidak tinggal diam karena selama ini terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait, seperti Dinas Perdagangan Kota Semarang, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan kepolisian agar melakukan operasi pasar dan melakukan sejumlah inspeksi mendadak di pasar tradisional.
Selain itu, kata dia, program Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman (Pak Rahman) berupa pasar murah juga menjadi solusi menjaga stabilitas harga pangan lain, seperti beras yang hingga saat ini sudah terlaksana sebanyak 144 kali, dengan jumlah yang terjual mencapai 483,2 ton beras.
Ia menambahkan penguatan jaringan distribusi pangan dilakukan pula melalui Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Lumbung Pangan Kota Semarang (Lumpang Semar) di 64 titik, dengan setiap kecamatan masing-masing ada empat titik.
Hingga sepanjang Oktober 2023, BUMP Lumpang Semar telah menyalurkan 50 ton yang berkolaborasi dengan Bulog sebanyak 16 ton di delapan titik kelurahan Kota Semarang.
"Sejumlah langkah inovatif, seperti Pak Rahman dan BUMP Lumpang Semar diharapkan menjadi solusi alternatif dalam menjaga stabilitas harga pangan di Kota Semarang," katanya.
Baca juga: Satu unit pabrik gula terbakar di Cilacap