Semarang (ANTARA) - Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Semarang Bayu Bagas Hapsoro menilai sistem pengamanan data nasabah di perbankan saat ini sudah cukup baik dan jika terjadi gangguan pun sifatnya hanya sementara, tidak terjadi secara masif.
“Gangguan beberapa waktu lalu tidak terlalu signifikan dan tidak terjadi secara keseluruhan jadi, saya tidak ada masalah dengan sistem perbankan,” kata Bayu.
Menurut Bayu perbankan akan menjaga data nasabah dengan sangat hati-hati, karena hal ini akan berpengaruh pada reputasi perbankan dan tingkat kepercayaan masyarakat.
“Saya rasa kalau ada gangguan perbankan akan cepat mengatasi, karena ini pasti akan berpengaruh pada kepercayaan nasabah,” kata Bayu
Kendati sistem keamanan perbankan saat ini cukup baik, ia tetap mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menjaga data pribadi agar jangan sampai disalah gunakan oleh orang lain.
Apalagi saat ini modus penipuan semakin banyak, tidak hanya melalui telepon maupun whatsapp, tetapi juga melalui aplikasi yang mampu menyedot data pribadi.
“Hati-hati sekarang banyak beredar aplikasi juga yang bisa menyedot data pribadi dan digunakan untuk menguras rekening kita,” kata Bayu.
Lukman Hadiwijaya, Direktur IT PT Bank BCA Syariah mengatakan, BCA Syariah telah mengimplementasikan pengamanan berlapis untuk mencegah kejahatan cyber yang meliputi tiga aspek yaitu people, process, dan technology.
Pada aspek people BCA Syariah juga terus melakukan edukasi terhadap nasabah untuk mencegah risiko dengan menjaga data pribadi.
“BCA Syariah mengimbau nasabah agar terus berhati-hati dalam melakukan transaksi keuangan, dengan menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan termasuk dengan tidak memberitahukan informasi data seperti password dan PIN kepada siapapun, bahkan kepada keluarga terdekat maupun pihak bank.” kata Lukman
Pada aspek process, setiap pengembangan aplikasi akan melalui proses security review untuk memastikan keamanan data nasabah dalam aplikasi yang dikembangkan.
BCA Syariah menggunakan proses verifikasi dengan pengamanan berlapis di antaranya liveness pengenalan wajah (face recognition), penggunaan Secure Socket Layer (SSL) dan pengamanan transaksi dengan Kode Akses/password dan mPIN.
Sementara itu pada sisi technology, BCA Syariah juga melakukan penguatan dengan melakukan peremajaan sistem sehingga dapat memitigasi celah keamanan pada sistem.
Di tengah maraknya kejahatan siber, pengamanan data menjadi perhatian utama BCA Syariah. BCA Syariah telah mendapatkan sertifikasi ISO 27001:2013 dalam penerapan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI).
“Pencapaian ini menjadi salah satu komitmen BCA Syariah dalam menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi Perusahaan. Kami berharap sertifikasi yang telah diperoleh dapat memperkuat kepercayaan nasabah bertransaksi dengan BCA Syariah,” kata Lukman
Sertifikasi ISO 27001:2013 yang diperoleh oleh BCA Syariah meliputi ruang lingkup penyediaan aplikasi program infrastruktur API (Application Programming Interface) dan Host to Host Network dan dengan diterimanya sertifikasi ISO ini, menandakan komitmen yang kuat oleh BCA Syariah untuk menerapkan SMKI yang sesuai dengan standar SNI ISO/IEC 27001:2013.
“Gangguan beberapa waktu lalu tidak terlalu signifikan dan tidak terjadi secara keseluruhan jadi, saya tidak ada masalah dengan sistem perbankan,” kata Bayu.
Menurut Bayu perbankan akan menjaga data nasabah dengan sangat hati-hati, karena hal ini akan berpengaruh pada reputasi perbankan dan tingkat kepercayaan masyarakat.
“Saya rasa kalau ada gangguan perbankan akan cepat mengatasi, karena ini pasti akan berpengaruh pada kepercayaan nasabah,” kata Bayu
Kendati sistem keamanan perbankan saat ini cukup baik, ia tetap mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menjaga data pribadi agar jangan sampai disalah gunakan oleh orang lain.
Apalagi saat ini modus penipuan semakin banyak, tidak hanya melalui telepon maupun whatsapp, tetapi juga melalui aplikasi yang mampu menyedot data pribadi.
“Hati-hati sekarang banyak beredar aplikasi juga yang bisa menyedot data pribadi dan digunakan untuk menguras rekening kita,” kata Bayu.
Lukman Hadiwijaya, Direktur IT PT Bank BCA Syariah mengatakan, BCA Syariah telah mengimplementasikan pengamanan berlapis untuk mencegah kejahatan cyber yang meliputi tiga aspek yaitu people, process, dan technology.
Pada aspek people BCA Syariah juga terus melakukan edukasi terhadap nasabah untuk mencegah risiko dengan menjaga data pribadi.
“BCA Syariah mengimbau nasabah agar terus berhati-hati dalam melakukan transaksi keuangan, dengan menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan termasuk dengan tidak memberitahukan informasi data seperti password dan PIN kepada siapapun, bahkan kepada keluarga terdekat maupun pihak bank.” kata Lukman
Pada aspek process, setiap pengembangan aplikasi akan melalui proses security review untuk memastikan keamanan data nasabah dalam aplikasi yang dikembangkan.
BCA Syariah menggunakan proses verifikasi dengan pengamanan berlapis di antaranya liveness pengenalan wajah (face recognition), penggunaan Secure Socket Layer (SSL) dan pengamanan transaksi dengan Kode Akses/password dan mPIN.
Sementara itu pada sisi technology, BCA Syariah juga melakukan penguatan dengan melakukan peremajaan sistem sehingga dapat memitigasi celah keamanan pada sistem.
Di tengah maraknya kejahatan siber, pengamanan data menjadi perhatian utama BCA Syariah. BCA Syariah telah mendapatkan sertifikasi ISO 27001:2013 dalam penerapan Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI).
“Pencapaian ini menjadi salah satu komitmen BCA Syariah dalam menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi Perusahaan. Kami berharap sertifikasi yang telah diperoleh dapat memperkuat kepercayaan nasabah bertransaksi dengan BCA Syariah,” kata Lukman
Sertifikasi ISO 27001:2013 yang diperoleh oleh BCA Syariah meliputi ruang lingkup penyediaan aplikasi program infrastruktur API (Application Programming Interface) dan Host to Host Network dan dengan diterimanya sertifikasi ISO ini, menandakan komitmen yang kuat oleh BCA Syariah untuk menerapkan SMKI yang sesuai dengan standar SNI ISO/IEC 27001:2013.