Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan Provinsi Jawa Tengah menjaga kelestarian warisan budaya khusus batik semaksimal mungkin dengan berbagai macam upaya baik bersifat internal maupun eksternal.
Kepala Museum Batik Pekalongan Akhmad Asror di Pekalongan Selasa mengatakan upaya yang bersifat internal yakni melaksanakan pelestarian semaksimal mungkin dengan merawat semua koleksi batik di museum.
"Adapun, upaya eksternal adalah mengomunikasikan nilai-nilai koleksi batik pada masyarakat dan mengajak mereka ikut partisipasi dalam upaya pelestarian batik," katanya.
Akhmad Asror menjelaskan, dalam upaya eksternal akan lebih banyak ragam kegiatan yang dilakukan karena beberapa kelompok masyarakat juga memiliki kebiasaan yang beragam yang berkaitan dengan partisipasi pelestarian batik, seperti ada yang cenderung berpartisipasi dengan ikut berkunjung museum, berpartisipasi aktif dengan ikut mengulik koleksi sampai dengan teknik pembuatan.
Artinya, masyarakat tidak sebatas mengetahui tetapi ikut membuat atau menggunakan batik dalam kesehariannya.
Akhmad Asror mengatakan Museum Batik terus mengupayakan pelestarian batik pada semua segmen masyarakat mulai usia dini, remaja, hingga dewasa.
"Kami memang harus bisa merangkul semua segmen agar ikut melestarikan budaya batik. Hal ini memang tidak mudah tetapi kami harus bisa merangkul banyak segmen karena respons anak muda akan budaya batik berbeda dengan respons anak usia dini atau dewasa," katanya.
Dalam rangkaian Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2023, Museum Batik Pekalongan menggratiskan harga tiket masuk pada pengunjung yang ingin menambah wawasan sejarah dan budaya kerajinan batik.
"Upaya free HTM ini ditujukan menarik minat masyarakat berkunjung ke Museum Batik untuk mengeksplorasi dan mengenal lebih jauh ragam budaya warisan batik. Pengunjung bisa melihat koleksi, sejarah, alat, dan bahan membatik yang berada di ruang pamer 1 hingga 3," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Bumikan kecintaan batik pada generasi muda
Kepala Museum Batik Pekalongan Akhmad Asror di Pekalongan Selasa mengatakan upaya yang bersifat internal yakni melaksanakan pelestarian semaksimal mungkin dengan merawat semua koleksi batik di museum.
"Adapun, upaya eksternal adalah mengomunikasikan nilai-nilai koleksi batik pada masyarakat dan mengajak mereka ikut partisipasi dalam upaya pelestarian batik," katanya.
Akhmad Asror menjelaskan, dalam upaya eksternal akan lebih banyak ragam kegiatan yang dilakukan karena beberapa kelompok masyarakat juga memiliki kebiasaan yang beragam yang berkaitan dengan partisipasi pelestarian batik, seperti ada yang cenderung berpartisipasi dengan ikut berkunjung museum, berpartisipasi aktif dengan ikut mengulik koleksi sampai dengan teknik pembuatan.
Artinya, masyarakat tidak sebatas mengetahui tetapi ikut membuat atau menggunakan batik dalam kesehariannya.
Akhmad Asror mengatakan Museum Batik terus mengupayakan pelestarian batik pada semua segmen masyarakat mulai usia dini, remaja, hingga dewasa.
"Kami memang harus bisa merangkul semua segmen agar ikut melestarikan budaya batik. Hal ini memang tidak mudah tetapi kami harus bisa merangkul banyak segmen karena respons anak muda akan budaya batik berbeda dengan respons anak usia dini atau dewasa," katanya.
Dalam rangkaian Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2023, Museum Batik Pekalongan menggratiskan harga tiket masuk pada pengunjung yang ingin menambah wawasan sejarah dan budaya kerajinan batik.
"Upaya free HTM ini ditujukan menarik minat masyarakat berkunjung ke Museum Batik untuk mengeksplorasi dan mengenal lebih jauh ragam budaya warisan batik. Pengunjung bisa melihat koleksi, sejarah, alat, dan bahan membatik yang berada di ruang pamer 1 hingga 3," katanya.
Baca juga: Wali Kota Semarang: Bumikan kecintaan batik pada generasi muda