Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengapresiasi program "Dandan Omah" di Kecamatan Semarang Tengah yang berasal dari sumbangan uang koin masyarakat untuk merenovasi rumah kurang layak huni yang sudah berjalan dengan baik.
"Tentu luar biasa. Di rumah, uang koin kadang buat kerokan, tetapi ternyata bermanfaat bagi masyarakat. Dua bulan saja ternyata bisa (terkumpul) Rp35 juta," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Jumat.
Hal tersebut diungkapkan Ita saat peresmian hasil renovasi rumah warga Jalan Bima, Pendrikan Lor, Kecamatan Semarang Tengah, yang bersumber dari program "Dandan Omah".
Program "Dandan Omah" diluncurkan dua bulan lalu di Kantor Kecamatan Semarang Tengah dengan melibatkan peran serta masyarakat, PKK, Banser, karang taruna, babinsa, bhabinkamtibmas, dan lainnya untuk mengumpulkan uang koin setiap Jumat.
Uang koin yang telah terkumpul selama dua bulan itu mencapai Rp35 juta yang digunakan untuk merenovasi rumah milik Sarinem di Pendrikan Lor, Semarang Tengah, yang selama ini kondisinya kurang layak.
Melihat manfaat program tersebut bagi masyarakat, Pemerintah Kota Semarang akan membuat formulasi yang nantinya tidak hanya untuk kegiatan bedah rumah, tetapi juga untuk berbagai kegiatan sosial lainnya.
"Kami sedang mencoba membuat formulasinya seperti apa sehingga menjadi gerakan yang luar biasa. Tidak hanya untuk bedah rumah, tetapi juga ada bantuan untuk kursi roda, stunting, anak-anak sekolah, difabel, kemudian juga untuk sembako bagi lansia," katanya.
Upaya gotong royong tersebut, kata Ita, bisa menjadi contoh yang bisa diimplementasikan di wilayah kelurahan atau kecamatan lainnya di Kota Semarang.
Sementara itu, Sarinem (90), warga Pendrikan Lor yang rumahnya direnovasi, bersyukur karena masyarakat setempat sangat memperhatikannya dengan mengumpulkan uang untuk memperbaiki tempat tinggalnya.
Selama renovasi rumah berlangsung, Sarinem bersama empat anggota keluarganya tinggal sementara di rumah saudaranya, dengan biaya hidup sementara yang ditanggung dari sumbangan uang koin warga.
Rumah berukuran 3x7 meter persegi yang selama ini kondisinya kurang layak itu dibenahi, termasuk kamar mandi juga menjadi lebih bagus dan sejumlah perlengkapan rumah pun diberikan.
"Alhamdulillah, matur nuwun (terima kasih) sudah dibuatkan rumah untuk berteduh. Sebelumnya hanya gubuk. Tadinya ada kasur, tetapi jelek, kini sudah empuk. Tadi, bu wali kota juga mau memberi televisi," katanya.
Baca juga: Polres Jepara bantu bedah rumah tak layak huni
"Tentu luar biasa. Di rumah, uang koin kadang buat kerokan, tetapi ternyata bermanfaat bagi masyarakat. Dua bulan saja ternyata bisa (terkumpul) Rp35 juta," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di Semarang, Jumat.
Hal tersebut diungkapkan Ita saat peresmian hasil renovasi rumah warga Jalan Bima, Pendrikan Lor, Kecamatan Semarang Tengah, yang bersumber dari program "Dandan Omah".
Program "Dandan Omah" diluncurkan dua bulan lalu di Kantor Kecamatan Semarang Tengah dengan melibatkan peran serta masyarakat, PKK, Banser, karang taruna, babinsa, bhabinkamtibmas, dan lainnya untuk mengumpulkan uang koin setiap Jumat.
Uang koin yang telah terkumpul selama dua bulan itu mencapai Rp35 juta yang digunakan untuk merenovasi rumah milik Sarinem di Pendrikan Lor, Semarang Tengah, yang selama ini kondisinya kurang layak.
Melihat manfaat program tersebut bagi masyarakat, Pemerintah Kota Semarang akan membuat formulasi yang nantinya tidak hanya untuk kegiatan bedah rumah, tetapi juga untuk berbagai kegiatan sosial lainnya.
"Kami sedang mencoba membuat formulasinya seperti apa sehingga menjadi gerakan yang luar biasa. Tidak hanya untuk bedah rumah, tetapi juga ada bantuan untuk kursi roda, stunting, anak-anak sekolah, difabel, kemudian juga untuk sembako bagi lansia," katanya.
Upaya gotong royong tersebut, kata Ita, bisa menjadi contoh yang bisa diimplementasikan di wilayah kelurahan atau kecamatan lainnya di Kota Semarang.
Sementara itu, Sarinem (90), warga Pendrikan Lor yang rumahnya direnovasi, bersyukur karena masyarakat setempat sangat memperhatikannya dengan mengumpulkan uang untuk memperbaiki tempat tinggalnya.
Selama renovasi rumah berlangsung, Sarinem bersama empat anggota keluarganya tinggal sementara di rumah saudaranya, dengan biaya hidup sementara yang ditanggung dari sumbangan uang koin warga.
Rumah berukuran 3x7 meter persegi yang selama ini kondisinya kurang layak itu dibenahi, termasuk kamar mandi juga menjadi lebih bagus dan sejumlah perlengkapan rumah pun diberikan.
"Alhamdulillah, matur nuwun (terima kasih) sudah dibuatkan rumah untuk berteduh. Sebelumnya hanya gubuk. Tadinya ada kasur, tetapi jelek, kini sudah empuk. Tadi, bu wali kota juga mau memberi televisi," katanya.
Baca juga: Polres Jepara bantu bedah rumah tak layak huni