Semarang (ANTARA) - Ketua Badan Amil Zakat Nasional Provinsi Jawa Tengah Kiai Haji Ahmad Darodji menyebut pemanfaatan zakat, infak, dan sedekah yang dikelola pihaknya semakin dirasakan masyarakat serta meningkat penggunaannya.
“Penggunaannya yang semula orang kira hanya konsumtif sekarang sudah juga untuk hal-hal produktif sehingga manfaatnya semakin dirasakan masyarakat,” katanya di Semarang, Rabu.
Selain itu, jumlah zakat yang terkumpul dari para aparatur sipil negara di lingkup Pemprov Jateng juga mengalami peningkatan di bawah bimbingan mantan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
“Baznas mengalami perkembangan yang signifikan. Dari segi penerimaan zakat, kebijakan Pak Ganjar menggunakan sistem payroll pada gaji ASN telah berpengaruh, bahkan penerimaan zakat yang tadinya hanya Rp2 miliar kini menjadi Rp100 miliar,” ujarnya.
Selain itu, penggunaan zakat yang sebelumnya lebih pada bantuan konsumtif, kata Darodji, kini juga terbagi rata dengan bantuan produktif sebab Pemprov Jateng seringkali melibatkan Baznas dalam programnya, salah satunya adalah pengentasan kemiskinan.
“Oleh karena itu, kami berterima kasih dan mengapresiasi Pemprov Jateng, khususnya kepada Pak Ganjar sehingga kerja kami itu bermakna di mata masyarakat,” katanya.
Pemprov Jateng dan Baznas Jateng telah menyerahkan bantuan berupa modal usaha produktif kepada puluhan mustahik sebagai salah satu upaya mempercepat pengurangan kemiskinan.
Sebelum memberikan bantuan modal usaha, Pemprov Jateng bersama Baznas menggandeng Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng telah memberikan pembekalan berbagai keterampilan antara lain, pelatihan bidang kuliner, usaha binatu, dan menjahit pakaian.
“Penggunaannya yang semula orang kira hanya konsumtif sekarang sudah juga untuk hal-hal produktif sehingga manfaatnya semakin dirasakan masyarakat,” katanya di Semarang, Rabu.
Selain itu, jumlah zakat yang terkumpul dari para aparatur sipil negara di lingkup Pemprov Jateng juga mengalami peningkatan di bawah bimbingan mantan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
“Baznas mengalami perkembangan yang signifikan. Dari segi penerimaan zakat, kebijakan Pak Ganjar menggunakan sistem payroll pada gaji ASN telah berpengaruh, bahkan penerimaan zakat yang tadinya hanya Rp2 miliar kini menjadi Rp100 miliar,” ujarnya.
Selain itu, penggunaan zakat yang sebelumnya lebih pada bantuan konsumtif, kata Darodji, kini juga terbagi rata dengan bantuan produktif sebab Pemprov Jateng seringkali melibatkan Baznas dalam programnya, salah satunya adalah pengentasan kemiskinan.
“Oleh karena itu, kami berterima kasih dan mengapresiasi Pemprov Jateng, khususnya kepada Pak Ganjar sehingga kerja kami itu bermakna di mata masyarakat,” katanya.
Pemprov Jateng dan Baznas Jateng telah menyerahkan bantuan berupa modal usaha produktif kepada puluhan mustahik sebagai salah satu upaya mempercepat pengurangan kemiskinan.
Sebelum memberikan bantuan modal usaha, Pemprov Jateng bersama Baznas menggandeng Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jateng telah memberikan pembekalan berbagai keterampilan antara lain, pelatihan bidang kuliner, usaha binatu, dan menjahit pakaian.