Magelang (ANTARA) - Pemasangan chatra atau payung di puncak stupa utama Candi Borobudur merupakan penyempurnaan keagungan Candi Borobudur, kata Staf Khusus (Stafsus) Bidang Media dan Komunikasi Publik Menteri Agama Wibowo Prasetyo.

"Sangat penting memaknai chatra tidak hanya dari sudut pandang arkeologi semata, namun juga dalam perspektif spritualitas agama Buddha," katanya di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.

Menurut dia, pemasangan chatra di puncak stupa Candi Borobudur bagi para tokoh agama dan umat Buddha Indonesia memiliki makna filosofi sebagai objek persembahan surgawi dan sebagai pelindung.

Ia menyampaikan para tokoh agama dan umat Buddha sudah satu kesatuan pandangan bahwa kepingan batu batu secara nyata ada dan ditemukan di Candi Borobudur. Sebagai payung, chatra pernah terpasang di tempat yang paling mulia pada masanya.

"Keputusan untuk memasang kembali chatra Candi Borobudur merupakan upaya dalam menyempurnakan Candi Borobudur sebagai pusat kunjungan wisata religi agama Buddha Indonesia dan dunia," kata dia di sela kegiatan pertemuan media Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) di Magelang.

Oleh karena itu, katanya, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kemenag merumuskan konsep kunjungan wisata religi agama Buddha di Candi Borobudur dengan pendekatan nilai spiritual kebudayaan dengan memperhatikan kepentingan pelestarian candi sebagai cagar budaya dunia, sekaligus sebagai bangunan keagamaan yang suci.

Dengan demikian, kunjungan wisata religi agama dapat menghargai, mempelajari dan mendalami pengertian nilai ajaran dan fungsi edukasi, spiritual, dan religius dari Candi Borobudur sebagai rekaman Buddha dharma Nusantara.

"Melalui kunjungan wisata religi agama itu pula akan dapat dibangun perilaku saling mengapresiasi, menghormati, dan memperlakukan Candi Borobudur sebagai Living Spiritual Monumen dan sebagai sarana 'merit making'. Dengan demikian dapat terbentuk sarana pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan Candi Borobudur yang lebih langgeng," katanya.

Dalam rapat koordinasi nasional pengembangan lima destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) akhir Juli lalu, Menko Maritim dan Investasi, Luhut B. Panjaitan menyetujui usulan Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) untuk mengoptimalkan Candi Borobudur sebagai bagian dari lima DPSP melalui pengembangan kunjungan wisata religi agama Buddha Indonesia dan dunia.

Rakornas juga menyetujui pemasangan chatra di puncak stupa sebagai upaya menyempurnakan Candi Borobudur sebagai pusat kunjungan wisata religi agama Buddha dunia.

Wibowo menjelaskan setelah rakornas lima DPSP juga telah digelar serangkaian rapat koordinasi. Rakor di Kemenko PMK pada 24 Juli 2023 disepakati Kemendikbud Ristek melalui Dirjen Kebudayaan akan melaporkan ke Presiden Jokowi. Selanjutnya, dalam rapat di Kemenkomarves pada 14 Agustus 2023 disepakati pembahasan chatra akan dilakukan setelah sidang World Heritage Committee (WHC) pada pertengahan September ini.

Pemasangan chatra juga akan tetap mengedepankan aspek pelestarian, sebab Candi Borobudur telah tercatat sebagai warisan dunia sebagaimana dikuatkan dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Kementerian Agama pun tetap akan menggandeng berbagai pihak untuk terus menjaga keagungan Borobudur.

"Direktorat Jenderal Bimas Buddha Kemenag juga terus berkoordinasi dengan BRIN untuk riset kebijakan," katanya.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Stafsus Menag: Pemasangan chatra sempurnakan keagungan Candi Borobudur

Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024