Semarang (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) melakukan pelatihan kelas podcast kepada para siswa tuna netra sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas dan modal untuk menyambut dunia kerja.

Kali ini yang berkesempatan mendapatkan pelatihan kelas podcast adalah para siswa tunanetra dari Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Pajajaran Kota Bandung.

Hadir sebagai pemateri pelatihan yang berlangsung di aula sekolah setempat pada Jumat (25/8) tersebut antara lain Albert Wijaya selaku Podcaster Netra dan La Rane Hafied Gany selaku trainer disabilitas dan podcaster juga trainer audio storytelling dan co-founder Paberik Soeara Rakjat.

Albert Wijaya mengatakan podcast bisa menjadi sarana produktivitas dalam pembuatan konten bagi teman-teman disabilitas tuna netra agar bisa tetap berkreasi di ruang digital, karena hanya mengandalkan pendengaran, cukup memikirkan tema hingga sub-tema utama konten yang akan diisi untuk mempertahankan episode podcast yang akan berkelanjutan.

"Nah kalau teman-teman mau bikin podcast, kalian perlu tentuin dulu ide utama yang nantinya bisa dipecah. Nentuinnya gampang banget, dimulai dari hal-hal yang kita tahu dan kita kuasai atau bisa dimulai dari hobi teman-teman. Kemudian teman-teman pecah tema utama tadi jadi ke sub-tema, ini berguna agar kalian nggak bingung pas mau bikin podcast untuk episode-episode selanjutnya,” katanya.

Sementara La Rane Hafied Gany menjelaskan materi tentang storytelling dalam podcast menarik untuk didengar oleh audiens, sehingga audiens tetap mendengarkan podcast hingga akhir.

“Jadi esensi atau inti dari podcast itu adalah bercerita, coba bayangkan kalau dengerin orang cerita lewat podcast kan seakan-akan kayak bercerita langsung dengan kita. Nah itu menjadi alasan kenapa bercerita itu bisa jadi cara atau konten yang bisa menarik audiens atau para pendengar buat tetap dengerin podcast kita sampai selesai,” jelasnya.

Rane juga menjelaskan bahwa bercerita itu penting untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain untuk didengarkan melalui podcast. Tetapi untuk menjamin orang lain mendengarkan podcast, para siswa ditekankan untuk memperhatikan hal-hal yang dapat membuat cerita menjadi menarik.

“Ada tiga hal yang perlu diperhatikan kalau kalian ingin bercerita di podcast, untuk apa, untuk siapa, dan bagaimana cara penyampaiannya. Kalau kalian udah bisa menentukan tiga hal tersebut, cerita kalian bisa langsung masuk ke para pendengar dan nggak bikin mereka bingung dengan apa yang kalian ceritakan,” katanya.

Kegiatan pelatihan kelas podcast bertujuan untuk memperkenalkan audio podcast sebagai salah satu media untuk menyebarluaskan konten-konten positif bagi kalangan tuna netra, memberikan pemahaman dan pelatihan mengenai prinsip-prinsip pembuatan podcast yang spesifik untuk kalangan tuna netra mulai dari pengenalan dasar produksi, penggunaan aplikasi, teknik vokal dan presenting hingga berbagai ide untuk membuat podcast.

“Sebagai kepala sekolah SLBN A Pajajaran Kota Bandung, saya sangat mendukung kelas podcast yang diadakan oleh Kominfo, karena siswa dapat dibekali ilmu-ilmu yang dapat meningkatkan kreativitas mereka dan dapat menjadi modal kesiapan mereka untuk bekerja setelah lulus dari SLB ini,” kata Kepala SLBN A Pajajaran Kota Bandung Gun Gun Guntara.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024