Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah menginisiasi program pencegahan abrasi pantai dengan menanam 15 ribu pohon mangrove dan 8.000 cemara laut di Pantai Sicepti dan Sigandu kabupaten setempat.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Kamis, mengatakan program penanaman pohon ini bertujuan menjaga lingkungan, khususnya mencegah abrasi pantai yang kini semakin meluas.
"Penanaman pohon mangrove dan cemara laut dipilih secara khusus agar dapat menahan air laut masuk ke tanah dan menjaga karbon dioksida, serta pencemaran," katanya.
Menurut dia, dengan semakin meningkatnya abrasi di pantai ini, pemkab terus menggencarkan pencegahan abrasi dengan penanaman pohon mangrove dan cemara laut.
"Kita perlu melakukan langkah antisipasi agar abrasi tidak semakin meluas. Kami memandang perlu kewaspadaan terhadap masalah abrasi, karena jika dibiarkan, akan menambah parah kondisi pesisir pantai," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang Handi Hakim mengatakan saat ini sepanjang 150 meter garis pantai sudah mengalami abrasi, sehingga kondisi ini harus dicegah agar tidak menimbulkan dampak di lingkungan pantai.
Tingkat abrasi yang paling parah, kata dia, berada di Pantai Sicepit, karena intrusi air laut sudah masuk ke lahan pertambakan warga.
"Sebenarnya, kondisi abrasi pantai sudah mulai terjadi pada 2015, yaitu ada sekitar 50 meter garis pantai yang terdampak. Hanya saja, yang paling parah tingkat abrasi berada di Pantai Sicepit," katanya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 4,6 di Laut Batang, BPBD minta warga jangan khawatir
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Kamis, mengatakan program penanaman pohon ini bertujuan menjaga lingkungan, khususnya mencegah abrasi pantai yang kini semakin meluas.
"Penanaman pohon mangrove dan cemara laut dipilih secara khusus agar dapat menahan air laut masuk ke tanah dan menjaga karbon dioksida, serta pencemaran," katanya.
Menurut dia, dengan semakin meningkatnya abrasi di pantai ini, pemkab terus menggencarkan pencegahan abrasi dengan penanaman pohon mangrove dan cemara laut.
"Kita perlu melakukan langkah antisipasi agar abrasi tidak semakin meluas. Kami memandang perlu kewaspadaan terhadap masalah abrasi, karena jika dibiarkan, akan menambah parah kondisi pesisir pantai," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Batang Handi Hakim mengatakan saat ini sepanjang 150 meter garis pantai sudah mengalami abrasi, sehingga kondisi ini harus dicegah agar tidak menimbulkan dampak di lingkungan pantai.
Tingkat abrasi yang paling parah, kata dia, berada di Pantai Sicepit, karena intrusi air laut sudah masuk ke lahan pertambakan warga.
"Sebenarnya, kondisi abrasi pantai sudah mulai terjadi pada 2015, yaitu ada sekitar 50 meter garis pantai yang terdampak. Hanya saja, yang paling parah tingkat abrasi berada di Pantai Sicepit," katanya.
Baca juga: Gempa Magnitudo 4,6 di Laut Batang, BPBD minta warga jangan khawatir