Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kudus untuk memperbaiki warga yang masuk kategori rumah tidak layak huni (RTLH).

"Anggaran di Pemkab Kudus tentunya berdasarkan perencanaan tahun sebelumnya. Sehingga rumah warga yang tidak layak huni baru diketahui tahun ini tentunya tidak bisa dibantu dengan anggaran pemkab," kata Bupati Kudus Hartopo di sela-sela menyerahkan bantuan untuk RTLH di Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Kudus, Senin.

Untuk itulah, kata dia, Pemkab Kudus menggandeng Baznas yang bisa mengeluarkan anggaran secara insidental karena kebetulan rumah salah seorang warga Desa Kaliputu rusak parah dan atapnya juga jebol karena kayunya mulai lapuk.

Ia mengakui bantuan renovasi rumah milik Noval Hari Sulistyo tentu belum mencukupi untuk merenovasi rumahnya yang roboh. Untuk itu, pihaknya meminta adanya sinergi antara pemangku wilayah dan masyarakat setempat untuk membantu membangun kembali rumah yang tidak layak huni tersebut.

"Harapan kami, sinergi terjalin antara camat, kades, dan swadaya masyarakat untuk bersama membantu meringankan beban saudara kita," ujarnya.

Ketua Baznas Kudus Noor Badi mengungkapkan bahwa bantuan yang diberikan kepada korban rumah roboh atas nama Noval Hadi Sulistyo sebesar Rp17,5 juta.

Pada tahun 2023, kata dia, terdapat program bantuan bedah rumah untuk rumah warga yang tidak layak huni untuk 10 unit rumah. Sedangkan nilai bantuannya sebesar Rp17,5 juta.

Ia berharap bantuan yang diberikan dapat meringankan beban penerima manfaat dalam memperbaiki rumahnya yang roboh.

"Kami komitmen akan terus bersinergi dengan pemkab melalui pentasyarufan ZIS," ungkapnya.

Kepala Desa Kaliputu Widyo Pramono mengakui sebelum rumah warganya itu roboh, sudah diajukan untuk mendapatkan program bantuan RTLH. Namun, pada awal Januari 2023 ternyata sudah roboh.

"Kami memang tidak memiliki anggaran bedah rumah, sehingga kami carikan bantuan dari masyarakat dan terkumpul hingga Rp5 jutaan. Sedangkan biaya pembangunan rumah baru berkisar Rp20-an juta, sehingga dimungkinkan mencukupi," ujarnya.

Sementara itu, Noval menyampaikan terima kasih atas bantuan dari Baznas maupun Pemkab Kudus serta pemerintah desanya.

"Saya memang hidup sendiri karena ibu sudah meninggal, sedangkan bapak memiliki keluarga baru di Pati. Sedangkan penghasilan dari buka jasa potong rambut tidak cukup untuk memperbaiki rumah saya, sehingga sering kali harus numpang tidur di rumah teman," ujarnya. 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024