Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar kegiatan nonton bareng (nobar) peluncuran Satelit Republik Indonesia 1 (SATRIA-1) yang dipusatkan di Skyworld, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin.
Selain itu, kegiatan nonton bareng juga digelar secara serentak di 10 kota yang merupakan lokasi stasiun bumi (gateway) SATRIA-1, yakni di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Kegiatan nonton bareng di Skyworld, TMII, dihadiri perwakilan pejabat Kemenkominfo, BAKTI Kominfo, PT Satelit Nusantara III, serta siswa siswi SMA Matahari, SMA 64 Jakarta, dan SMA 48 Jakarta.
Sementara di 10 kota stasiun bumi, kegiatan nonton bareng dihadiri oleh pejabat Dinas Kementerian komunikasi dan Informatika, jajaran TNI/Polri, serta perwakilan siswa-siswi SMA di wilayah tersebut.
Peluncuran SATRIA-1 dilakukan di Cape Canaveral Space Lauch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat, tepat pukul 18.21 waktu setempat atau 05.21 WIB.
Riuh tepuk tangan menyeruak di dalam ruangan planetarium Skyworld seiring dengan mengudaranya satelit terbesar di Asia tersebut.
Kegiatan nonton bareng peluncuran SATRIA-1 berlangsung sekitar 37 menit, ditutup dengan lepasnya mesin yang mengantar SATRIA-1 mengudara di angkasa.
Setelah berhasil meluncur, nantinya satelit yang disiapkan untuk menghadirkan internet bagi masyarakat Indonesia di wilayah terdepan, tertinggal, terluar (3T) itu akan mengisi orbit di 146 Bujur Timur (BT).
Setelah berada di 146 derajat BT, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama Thales Alenia Space (TAS) akan melakukan In-Orbit Testing untuk memastikan perangkat Satelit Satria berfungsi dengan normal pascapeluncuran.
Tahap ini diperkirakan memakan waktu tiga minggu. Tahapan selanjutnya, PSN menjalankan In-Orbit Acceptance Review (IOAR). Peninjauan IOAR akan dilaksanakan pada pekan pertama Desember 2023.
SATRIA-1 merupakan satelit internet pertama yang dimiliki Pemerintah Indonesia dan disiapkan untuk fasilitas-fasilitas publik di wilayah terdepan, tertinggal, terluar (3T).
Berdasarkan studi terbaru BAKTI Kemenkominfo pada 2023, SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps akan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik.
Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diproyeksikan mencapai 4 Mbps, kecepatan tersebut naik dari perhitungan awal di 2018 saat proyek SATRIA-1 dirintis yang mengusung kecepatan 1 Mbps untuk setiap titiknya.
Baca juga: Proyek Satelit SATRIA-1 capai 33 persen
Selain itu, kegiatan nonton bareng juga digelar secara serentak di 10 kota yang merupakan lokasi stasiun bumi (gateway) SATRIA-1, yakni di Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.
Kegiatan nonton bareng di Skyworld, TMII, dihadiri perwakilan pejabat Kemenkominfo, BAKTI Kominfo, PT Satelit Nusantara III, serta siswa siswi SMA Matahari, SMA 64 Jakarta, dan SMA 48 Jakarta.
Sementara di 10 kota stasiun bumi, kegiatan nonton bareng dihadiri oleh pejabat Dinas Kementerian komunikasi dan Informatika, jajaran TNI/Polri, serta perwakilan siswa-siswi SMA di wilayah tersebut.
Peluncuran SATRIA-1 dilakukan di Cape Canaveral Space Lauch Complex 40 (SLC 40), Florida, Amerika Serikat, tepat pukul 18.21 waktu setempat atau 05.21 WIB.
Riuh tepuk tangan menyeruak di dalam ruangan planetarium Skyworld seiring dengan mengudaranya satelit terbesar di Asia tersebut.
Kegiatan nonton bareng peluncuran SATRIA-1 berlangsung sekitar 37 menit, ditutup dengan lepasnya mesin yang mengantar SATRIA-1 mengudara di angkasa.
Setelah berhasil meluncur, nantinya satelit yang disiapkan untuk menghadirkan internet bagi masyarakat Indonesia di wilayah terdepan, tertinggal, terluar (3T) itu akan mengisi orbit di 146 Bujur Timur (BT).
Setelah berada di 146 derajat BT, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) bersama Thales Alenia Space (TAS) akan melakukan In-Orbit Testing untuk memastikan perangkat Satelit Satria berfungsi dengan normal pascapeluncuran.
Tahap ini diperkirakan memakan waktu tiga minggu. Tahapan selanjutnya, PSN menjalankan In-Orbit Acceptance Review (IOAR). Peninjauan IOAR akan dilaksanakan pada pekan pertama Desember 2023.
SATRIA-1 merupakan satelit internet pertama yang dimiliki Pemerintah Indonesia dan disiapkan untuk fasilitas-fasilitas publik di wilayah terdepan, tertinggal, terluar (3T).
Berdasarkan studi terbaru BAKTI Kemenkominfo pada 2023, SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps akan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik.
Kecepatan internet di setiap titik layanan publik itu diproyeksikan mencapai 4 Mbps, kecepatan tersebut naik dari perhitungan awal di 2018 saat proyek SATRIA-1 dirintis yang mengusung kecepatan 1 Mbps untuk setiap titiknya.
Baca juga: Proyek Satelit SATRIA-1 capai 33 persen