Semarang (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah mengajak generasi muda, termasuk mahasiswa untuk mendukung inovasi pembayaran digital, seiring dengan perkembangan perekonomian secara global yang sudah mengarah kepada digitalisasi.

"Karena perekonomian saat ini secara global mengarah kepada perekonomian digital. Sudah bisa dirasakan beberapa tahun ini," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Jateng Rahmat Dwisaputra, di Semarang, Selasa.

Hal tersebut disampaikan usai kuliah umum "Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Melalui Digitalisasi" yang berlangsung di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Diponegoro Semarang, diikuti oleh 350 mahasiswa.

Menurut dia, transformasi perekonomian ke arah digital sudah bisa dirasakan beberapa tahun terakhir dengan adanya "e-commerce", "e-payment", dan elektronifikasi keuangan yang sudah menyasar pada aspek pemerintahan, transportasi, dan pemasaran.

Artinya, kata dia, semuanya sudah mengarah pada keuangan digital dan menjadi keharusan bagi generasi muda untuk memahami perubahan yang terjadi yang mempengaruhi semua aspek kehidupan.

"Menjadi sesuatu yang mendasar bagi kami untuk menyosialisasikan kepada mahasiswa. Kami harapkan mahasiswa siap dan memiliki pola pikir tentang digital. Ini penting menghadapi perubahan yang akan terjadi," katanya.

Rahmat memastikan bahwa BI mendukung penuh digitalisasi melalui upaya memastikan kelancaran sistem pembayaran yang tertuang dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025.

Ada lima inisiatif utama BSPI, yakni Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP), sistem pembayaran ritel, sistem pembayaran nilai besar dan infrastruktur pasar keuangan, data dan digitalisasi, serta reformasi regulasi, perizinan, dan pengawasan.

Pembayaran digital di Indonesia juga sudah difasilitasi oleh BI lewat QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang menjadi standar kode QR nasional untuk memfasilitasi pembayaran kode QR.

"Mahasiswa sebagai generasi melek digital juga diharapkan menjadi agen edukasi pembayaran digital, khususnya di Jateng agar masyarakat turut mendukung inovasi sistem pembayaran terkini dan terhindar dari modus kejahatan di era digital," katanya.

Dekan FEB Undip Prof Suharnomo menjelaskan bahwa perubahan pola transaksi masyarakat pada era transformasi digital ditandai dengan bergesernya pola transaksi dari tunai menjadi nontunai.

Namun, akseptasi yang tinggi itu juga perlu diiringi dengan peningkatan literasi masyarakat, mengingat masih banyak masyarakat yang gagap terhadap perubahan teknologi yang berkembang sedemikian pesat.

Pada kesempatan sama, Pimpinan BNI Kantor Wilayah 05 Semarang I Gusti Nyoman Dharma Putra bahwa BNI juga turut melakukan transformasi digital melalui inovasi dan peningkatan layanan perbankan yang ramah pengguna di setiap lini bisnis.

Selain itu, kata dia, BNI juga mendukung pengembangan kewirausahaan pada UMKM dan mahasiswa melalui program pembinaan pemasaran online dan pengembangan transaksi nontunai dengan mengadopsi QRIS.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024