Kudus (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, menyediakan layanan pengantaran obat untuk pasien rawat jalan, sehingga pasien tidak perlu antre obat dalam waktu yang cukup lama dan bisa ditunggu di rumah.
"Layanan antar obat tersebut bekerja sama dengan pihak koperasi dengan biaya pengantaran yang cukup terjangkau," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Mustiko Wibowo di Kudus, Jumat.
Ia mengungkapkan lamanya pelayanan permintaan obat di apotek untuk pasien rawat jalan, disebabkan setiap hari harus melayani antara 700-800 pasien yang membutuhkan obat, sehingga pihak apotek yang melayani obat kewalahan.
Untuk itulah, kata dia, untuk menghindari antrean ditawarkan jasa layanan pengantaran obat sehingga pasien tidak perlu antre di apotek karena nantinya akan diantar ke alamat pasien.
RSUD Kudus sendiri berencana menambah fasilitas apotek, sehingga pasien tidak perlu antre terlalu lama untuk mendapatkan obat.
"Rencananya untuk poli saraf dan jantung dibuatkan layanan apotek tersendiri sehingga bisa mengurangi pasien yang antre di apotek utama antara 300-400 pasien per harinya," ujarnya.
Hendra, petugas yang melayani pasien yang menginginkan jasa pengantaran mengakui setiap harinya ada 40-an pasien yang memanfaatkan jasa pengantaran, terutama yang tempat tinggalnya jauh dari rumah sakit.
Untuk tarif jasa pengantaran, kata dia, disesuaikan jarak antara 0-5 kilometer sebesar Rp7.000, sedangkan nambah 1 kilometer tarifnya bertambah Rp2.000.
"Desa paling jauh, yakni Desa Kandangmas dengan tarif sebesar Rp24.000," ujarnya.
Muh Rifai, warga asal Desa Undaan Kidul mengakui menyambut positif adanya layanan pengantaran obat, karena orang tuanya yang tengah menjalani rawat jalan tidak mungkin menunggu mendapatkan obat di apotek dalam waktu yang terlalu lama.
Untuk itulah, kata dia, keberadaan jasa pengantaran dimanfaatkan karena nantinya obat akan diantar langsung ke rumah sesuai alamat yang diberikan kepada pihak penyedia jasa pengantaran.
Baca juga: RSUD Kudus siap layani konsultasi jiwa caleg gagal di pemilu
"Layanan antar obat tersebut bekerja sama dengan pihak koperasi dengan biaya pengantaran yang cukup terjangkau," kata Pelaksana Tugas Direktur RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus Mustiko Wibowo di Kudus, Jumat.
Ia mengungkapkan lamanya pelayanan permintaan obat di apotek untuk pasien rawat jalan, disebabkan setiap hari harus melayani antara 700-800 pasien yang membutuhkan obat, sehingga pihak apotek yang melayani obat kewalahan.
Untuk itulah, kata dia, untuk menghindari antrean ditawarkan jasa layanan pengantaran obat sehingga pasien tidak perlu antre di apotek karena nantinya akan diantar ke alamat pasien.
RSUD Kudus sendiri berencana menambah fasilitas apotek, sehingga pasien tidak perlu antre terlalu lama untuk mendapatkan obat.
"Rencananya untuk poli saraf dan jantung dibuatkan layanan apotek tersendiri sehingga bisa mengurangi pasien yang antre di apotek utama antara 300-400 pasien per harinya," ujarnya.
Hendra, petugas yang melayani pasien yang menginginkan jasa pengantaran mengakui setiap harinya ada 40-an pasien yang memanfaatkan jasa pengantaran, terutama yang tempat tinggalnya jauh dari rumah sakit.
Untuk tarif jasa pengantaran, kata dia, disesuaikan jarak antara 0-5 kilometer sebesar Rp7.000, sedangkan nambah 1 kilometer tarifnya bertambah Rp2.000.
"Desa paling jauh, yakni Desa Kandangmas dengan tarif sebesar Rp24.000," ujarnya.
Muh Rifai, warga asal Desa Undaan Kidul mengakui menyambut positif adanya layanan pengantaran obat, karena orang tuanya yang tengah menjalani rawat jalan tidak mungkin menunggu mendapatkan obat di apotek dalam waktu yang terlalu lama.
Untuk itulah, kata dia, keberadaan jasa pengantaran dimanfaatkan karena nantinya obat akan diantar langsung ke rumah sesuai alamat yang diberikan kepada pihak penyedia jasa pengantaran.
Baca juga: RSUD Kudus siap layani konsultasi jiwa caleg gagal di pemilu