Solo (ANTARA) -
Pemerintah dan perusahaan daerah air minum di Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah, mengantisipasi potensi kekeringan selama musim kemarau.

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menyampaikan bahwa pemerintah kota berkoordinasi dengan pemerintah daerah sekitar, seperti Pemerintah Kabupaten Klaten, dalam menyiapkan persediaan air bersih untuk menghadapi kemungkinan terjadi kekeringan.

"Jadi kalau ada warning (peringatan) di suatu titik kekurangan air, pasti akan ditambahi (pasokan airnya). Tapi, sejauh ini aman," katanya di Solo, Jumat.

Ia menambahkan bahwa meski cuaca sudah panas, hujan masih turun di wilayah Surakarta.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surakarta juga menyiapkan pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga selama musim kemarau.

Pejabat Humas PDAM Surakarta Bayu Tunggul mengatakan bahwa sampai sekarang suplai air untuk masyarakat masih aman, tidak ada masalah.

"Sampai tengah malam bahkan kami droping. Ini untuk mitigasi," katanya.

"Yang jadi persoalan, di puncak musim kemarau ada tiga instalasi pengolahan air kami, pipa Semanggi, Jurug, dan Jebres, yang biasanya terdampak di musim kemarau," ia menambahkan.

Di samping itu, ia mengatakan, di Desa Kadokan, Kabupaten Sukoharjo, pada musim kemarau biasanya banyak polutan yang masuk ke bagian Bengawan Solo dan mengganggu distribusi air.

"Sehingga kadang kala di jam tertentu kami hentikan operasional. Seperti dulu ada pencemaran limbah alkohol, pewarna (tekstil) itu kami hentikan dulu (operasional)," katanya.

PDAM berkoordinasi dengan Jasa Tirta dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo guna mengatasi masalah persediaan air pada musim kemarau.

Bayu mengatakan bahwa PDAM Surakarta melayani sekitar 60 persen dari penduduk Kota Solo

"Ada sekitar 57.000 pelanggan yang kami layani," katanya.
 
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024