Semarang (ANTARA) - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan produktivitas para pekerja, salah satunya lewat penyediaan fasilitas permukiman yang layak, terjangkau, dan dekat dengan tempat kerja.
Hal ini tentu sejalan dengan harapan para buruh yang berdialog langsung dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam peringatan Hari Buruh Internasional (Mayday) di Kota Salatiga.
"Ini cara peringatan Mayday yang bagus, mereka membuat acara yang menyenangkan. Tadi saya tanya mereka apa kebutuhannya. Ada cicilan rumah, transportasi, dan BPJS Ketenagakerjaan. Kita coba dorong lebih banyak tempat untuk buruh dibangun," kata Ganjar
Merespons kebutuhan tersebut Anggoro mengatakan saat ini BPJS Ketenagakerjaan tengah merencanakan pembangunan rusunawa di wilayah Jawa Tengah yang dikhususkan bagi pekerja atau buruh yang telah menjadi peserta.
"Jadi tadi saya berbicara dengan Pak Ganjar, kita sudah melihat beberapa tempat di Kendal, Tegal, dan Magelang di mana bisa kita bangun rumah susun sewa bagi para pekerja sehingga mereka bisa memiliki rumah sewa yang dekat dengan tempat kerja. Dengan jarak tempuh yang lebih dekat, waktu mereka tidak habis di jalan sehingga produktivitasnya bisa meningkat," ungkap Anggoro.
Dalam kesempatan tersebut Ganjar Pranowo bersama Anggoro Eko Cahyo juga sekaligus menyerahkan santunan kepada tiga ahli waris peserta dengan total manfaat mencapai Rp1 miliar.
Salah seorang penerima manfaat tersebut adalah atlet paratenis meja kebanggaan Indonesia David Jacobs yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja beberapa waktu lalu. Kepada keluarganya, BPJS Ketenagakerjaan memberikan manfaat berupa santunan uang tunai sebesar 48 kali upah dan beasiswa pendidikan bagi dua orang anak maksimal Rp174 juta.
"Ini merupakan wujud negara hadir melindungi memastikan kesejahteraan pekerja maupun keluarganya," kata Anggoro.
Sementara itu Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng Noegroho Rachmadi turut mengapresiasi hadirnya BPJS Ketenagakerjaan dalam mendukung perayaan Mayday di Salatiga.
Pihaknya menyadari hingga saat ini baru 40 persen pekerja di wilayahnya yang memiliki perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Oleh karena itu, Sinoeng mengajak BPJS Ketenagakerjaan untuk meningkatkan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Salatiga dalam membangun awareness dan kesadaran para pekerja terkait pentingnya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Salah satunya dengan cara hadir di setiap event yang diselenggarakan oleh pemerintah kota sehingga akan terbangun kedekatan dengan masyarakat maupun pekerja.
"Hari ini BPJS (Ketenagakerjaan) luar biasa Terima kasih, kehadiran pak Dirut dengan Pak Ganjar Pranowo, dalam rangka Hari Buruh ini harapannya coverage kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan semakin meningkat," kata Sinoeng
Ke depan BPJS Ketenagakerjaan dan Pemkot Salatiga telah berencana meningkatkan kerjasama dengan memberikan perlindungan bagi RT RW, tim penggerak PKK, dan juga Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).
Seraya menutup keterangannya Anggoro mengucapkan selamat Hari Buruh Internasional sekaligus mengajak seluruh pekerja formal dan informal untuk memastikan diri terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
"Sejalan dengan kampanye Kerja Keras Bebas Cemas, kami ingin para pekerja dapat bekerja tanpa rasa cemas karena seluruh risikonya telah ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan," kata Anggoro.
Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Tengah dan DIY Cahyaning Indriasari dalam kesempatan tersebut menambahkan pihaknya terus meningkatkan jumlah kepesertaan, mengingat masih banyak pekerja yang belum terlindungi Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
"Coverage kepesertaan aktif untuk periode sampai dengan April 2023, di wilayah Jawa Tengah jumlah penduduk bekerja sebanyak 13,9 juta dan baru 31,54 persen atau 4,3 juta yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Naning, panggilan akrab Cahyaning Indriasari.
Sementara untuk di Salatiga, dari jumlah penduduk bekerja 85.675, baru 40,23 persen atau 34.467 yang terdaftar ter-cover perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dan untuk meningkatkan persentase kepesertaan dengan sosialisasi dan edukasi.
"Kami terus memberikan imbauan kepada para pengusaha agar mendaftarkan pekerjanya dan tenaga kerja informal untuk mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Naning.
BPJS Ketenagakerjaan, tambah Naning, juga telah membayarkan klaim seluruh program selama tahun 2022 sampai dengan April 2023 di Jawa Tengah sejumlah Rp5,6 triliun dan paling banyak untuk pembayaran Jaminan Hari Tua (JHT). ***
Hal ini tentu sejalan dengan harapan para buruh yang berdialog langsung dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam peringatan Hari Buruh Internasional (Mayday) di Kota Salatiga.
"Ini cara peringatan Mayday yang bagus, mereka membuat acara yang menyenangkan. Tadi saya tanya mereka apa kebutuhannya. Ada cicilan rumah, transportasi, dan BPJS Ketenagakerjaan. Kita coba dorong lebih banyak tempat untuk buruh dibangun," kata Ganjar
Merespons kebutuhan tersebut Anggoro mengatakan saat ini BPJS Ketenagakerjaan tengah merencanakan pembangunan rusunawa di wilayah Jawa Tengah yang dikhususkan bagi pekerja atau buruh yang telah menjadi peserta.
"Jadi tadi saya berbicara dengan Pak Ganjar, kita sudah melihat beberapa tempat di Kendal, Tegal, dan Magelang di mana bisa kita bangun rumah susun sewa bagi para pekerja sehingga mereka bisa memiliki rumah sewa yang dekat dengan tempat kerja. Dengan jarak tempuh yang lebih dekat, waktu mereka tidak habis di jalan sehingga produktivitasnya bisa meningkat," ungkap Anggoro.
Dalam kesempatan tersebut Ganjar Pranowo bersama Anggoro Eko Cahyo juga sekaligus menyerahkan santunan kepada tiga ahli waris peserta dengan total manfaat mencapai Rp1 miliar.
Salah seorang penerima manfaat tersebut adalah atlet paratenis meja kebanggaan Indonesia David Jacobs yang meninggal dunia akibat kecelakaan kerja beberapa waktu lalu. Kepada keluarganya, BPJS Ketenagakerjaan memberikan manfaat berupa santunan uang tunai sebesar 48 kali upah dan beasiswa pendidikan bagi dua orang anak maksimal Rp174 juta.
"Ini merupakan wujud negara hadir melindungi memastikan kesejahteraan pekerja maupun keluarganya," kata Anggoro.
Sementara itu Penjabat Wali Kota Salatiga Sinoeng Noegroho Rachmadi turut mengapresiasi hadirnya BPJS Ketenagakerjaan dalam mendukung perayaan Mayday di Salatiga.
Pihaknya menyadari hingga saat ini baru 40 persen pekerja di wilayahnya yang memiliki perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Oleh karena itu, Sinoeng mengajak BPJS Ketenagakerjaan untuk meningkatkan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Salatiga dalam membangun awareness dan kesadaran para pekerja terkait pentingnya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Salah satunya dengan cara hadir di setiap event yang diselenggarakan oleh pemerintah kota sehingga akan terbangun kedekatan dengan masyarakat maupun pekerja.
"Hari ini BPJS (Ketenagakerjaan) luar biasa Terima kasih, kehadiran pak Dirut dengan Pak Ganjar Pranowo, dalam rangka Hari Buruh ini harapannya coverage kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan semakin meningkat," kata Sinoeng
Ke depan BPJS Ketenagakerjaan dan Pemkot Salatiga telah berencana meningkatkan kerjasama dengan memberikan perlindungan bagi RT RW, tim penggerak PKK, dan juga Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK).
Seraya menutup keterangannya Anggoro mengucapkan selamat Hari Buruh Internasional sekaligus mengajak seluruh pekerja formal dan informal untuk memastikan diri terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan.
"Sejalan dengan kampanye Kerja Keras Bebas Cemas, kami ingin para pekerja dapat bekerja tanpa rasa cemas karena seluruh risikonya telah ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan," kata Anggoro.
Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Jawa Tengah dan DIY Cahyaning Indriasari dalam kesempatan tersebut menambahkan pihaknya terus meningkatkan jumlah kepesertaan, mengingat masih banyak pekerja yang belum terlindungi Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
"Coverage kepesertaan aktif untuk periode sampai dengan April 2023, di wilayah Jawa Tengah jumlah penduduk bekerja sebanyak 13,9 juta dan baru 31,54 persen atau 4,3 juta yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Naning, panggilan akrab Cahyaning Indriasari.
Sementara untuk di Salatiga, dari jumlah penduduk bekerja 85.675, baru 40,23 persen atau 34.467 yang terdaftar ter-cover perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan dan untuk meningkatkan persentase kepesertaan dengan sosialisasi dan edukasi.
"Kami terus memberikan imbauan kepada para pengusaha agar mendaftarkan pekerjanya dan tenaga kerja informal untuk mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan," kata Naning.
BPJS Ketenagakerjaan, tambah Naning, juga telah membayarkan klaim seluruh program selama tahun 2022 sampai dengan April 2023 di Jawa Tengah sejumlah Rp5,6 triliun dan paling banyak untuk pembayaran Jaminan Hari Tua (JHT). ***