Semarang (ANTARA) - Anggota Komisi VI DPR RI Harris Turino memberikan apresiasi atas pencapaian kinerja salah satunya berhasil meraih kontrak proyek baru di Ibu Kota Negara (IKN) serta upaya transformasi digital yang telah dilakukan Waskita Karya.
Hal itu disampaikan Harris pada saat menghadiri pertemuan dengan sejumlah kepala desa (kades) di Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Senin 6 Maret 2023 yang berlangsung di Gedung Pertemuan King Soka 1, Desa Pacul Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil meraih beberapa kontrak proyek baru di IKN antara lain proyek Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 triliun yang rencananya dibangun di atas tanah seluas 50.678 m2 dan luas bangunan 33.312 m2 yang terbagi menjadi tiga bangunan yaitu Sekretariat Presiden, Mess Paspampres, dan Bangunan Pendukung.
Pembangunan tersebut diperkirakan membutuhkan waktu pembangunan selama 720 hari kalender dengan target penyelesaian pekerjaan pada akhir tahun 2024.
"Waskita berhasil meraih proyek Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara, dikarenakan pengalaman Waskita Karya dalam mengerjakan pembangunan gedung ternama dengan tepat mutu dan tepat waktu," katanya.
Sejumlah gedung yang dibangun Waskita antara lain Wisma 46 Jakarta, Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Renovasi Masjid Istiqlal, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Terminal 1, Terminal 2, & Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Sarana dan Gedung Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat, dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur.
Selain itu, Waskita juga berhasil memenangkan 2 tender proyek jalan yaitu Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung – Jembatan Pulau Balang senilai Rp990 miliar dan Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP) Paket Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 senilai Rp182 miliar.
Waskita juga berhasil membangun jalan tol Trans-Jawa dan jalan tol Trans Sumatra, berbagai jembatan antara lain Jembatan Merah Putih Ambon, Jembatan Pasopati Bandung, dan Jembatan Kali Kuto Semarang.
Waskita juga dipercaya untuk mengerjakan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dengan kontrak senilai Rp639 miliar. Pembangunan IPAL ini akan menjadi support utama dalam pengelolaan air limbah di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan-Ibu Kota Negara, sehingga tetap menjaga kualitas air tanah & mengurangi pencemaran lingkungan.
Pekerjaan proyek tersebut rencananya dikerjakan dalam waktu 742 hari dan akan selesai pada akhir tahun 2024. Sementara lingkup pekerjaan Waskita antara lain yaitu, pekerjaan persiapan, unit IPAL, pekerjaan mekanikal & elektrikal, jalan & lanskap dan dehidrator lumpur.
Terkait transformasi digital Waskita Karya sudah dimulai pada tahun 2016. Transformasi dilakukan karena perseroan saat itu mengalami pertumbuhan besar-besaran (supergrowth) setelah memperoleh tugas dari pemerintah untuk menuntaskan pembangunan jalan tol, khususnya tol Trans Jawa.
"Kemudian muncul pandemi di tahun 2020 menyebabkan realisasi proyek yang sudah direncanakan yang tidak berjalan sesuai harapan. Kondisi itu mengharuskan jajaran manajemen Waskita Karya membuat program penyehatan keuangan yang terdiri dari delapan stream dan salah satu strateginya adalah membuat transformasi bisnis dengan digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi," katanya.
Digitalisasi pada proses bisnis Waskita Karya yang terbagi dalam empat tahap: bidding/marketing, engineering, procurement, dan construction. Di proses bidding terdapat winning war room, dengan memanfaatkan aplikasi Welcome yang memuat seluruh data tentang pasar, tender yang diikuti, dan status tender.
Melalui winning war room, tim marketing dapat berkolaborasi dengan divisi-divisi lain yang terkait proses tender untuk menyiapkan strateginya. Sebelum ini, koordinasi proses tender, termasuk proses bidding, berlangsung secara parsial. Setelah adanya winning war room, winning rate Waskita Karya naik, dari maksimal 20 persen, sekarang hampir menyentuh angka 30 persen. Jadi dari sepuluh tender yang diikuti, Waskita bisa menang tiga. Sementara dulu hanya satu atau dua tender.
Pada proses engineering, Waskita Karya memanfaatkan Virtual Desktop Infrastructure (VDI), sehingga perusahaan tidak perlu lagi menyediakan perangkat keras dengan spesifikasi tinggi dan harga mahal untuk aktivitas tim engineering. Misalnya, perusahaan harus menyediakan laptop berspesifikasi tinggi untuk penggunaan aplikasi Building Information Modelling (BIM) oleh tim engineering yang bertugas di berbagai proyek Waskita Karya.
Untuk kebutuhan procurement, Waskita Karya pada bulan Oktober 2022 meluncurkan aplikasi e-procurement yang dinamai We-Proc yang mewadahi pembeli dan rekanan untuk melakukan pengadaan secara digital. Dengan adanya aplikasi We-Proc, proses procurement kini bisa dilakukan secara tersentralisasi, sehingga manfaat yang diraih, menurutnya, adalah skala dan harga yang relatif jauh lebih kompetitif dan compliance yang lebih baik dari sebelumnya.
Sementara pada proses construction, Waskita Karya memanfaatkan teknologi virtual reality sebagai media koordinasi BIM dan sedang berupaya untuk meraih gelar National Lighthouse. onesia.
Hal itu disampaikan Harris pada saat menghadiri pertemuan dengan sejumlah kepala desa (kades) di Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Senin 6 Maret 2023 yang berlangsung di Gedung Pertemuan King Soka 1, Desa Pacul Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil meraih beberapa kontrak proyek baru di IKN antara lain proyek Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara dengan total nilai kontrak mencapai Rp1,35 triliun yang rencananya dibangun di atas tanah seluas 50.678 m2 dan luas bangunan 33.312 m2 yang terbagi menjadi tiga bangunan yaitu Sekretariat Presiden, Mess Paspampres, dan Bangunan Pendukung.
Pembangunan tersebut diperkirakan membutuhkan waktu pembangunan selama 720 hari kalender dengan target penyelesaian pekerjaan pada akhir tahun 2024.
"Waskita berhasil meraih proyek Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung pada Kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara, dikarenakan pengalaman Waskita Karya dalam mengerjakan pembangunan gedung ternama dengan tepat mutu dan tepat waktu," katanya.
Sejumlah gedung yang dibangun Waskita antara lain Wisma 46 Jakarta, Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Renovasi Masjid Istiqlal, Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Terminal 1, Terminal 2, & Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Sarana dan Gedung Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat, dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur.
Selain itu, Waskita juga berhasil memenangkan 2 tender proyek jalan yaitu Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung – Jembatan Pulau Balang senilai Rp990 miliar dan Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP) Paket Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 senilai Rp182 miliar.
Waskita juga berhasil membangun jalan tol Trans-Jawa dan jalan tol Trans Sumatra, berbagai jembatan antara lain Jembatan Merah Putih Ambon, Jembatan Pasopati Bandung, dan Jembatan Kali Kuto Semarang.
Waskita juga dipercaya untuk mengerjakan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dengan kontrak senilai Rp639 miliar. Pembangunan IPAL ini akan menjadi support utama dalam pengelolaan air limbah di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan-Ibu Kota Negara, sehingga tetap menjaga kualitas air tanah & mengurangi pencemaran lingkungan.
Pekerjaan proyek tersebut rencananya dikerjakan dalam waktu 742 hari dan akan selesai pada akhir tahun 2024. Sementara lingkup pekerjaan Waskita antara lain yaitu, pekerjaan persiapan, unit IPAL, pekerjaan mekanikal & elektrikal, jalan & lanskap dan dehidrator lumpur.
Terkait transformasi digital Waskita Karya sudah dimulai pada tahun 2016. Transformasi dilakukan karena perseroan saat itu mengalami pertumbuhan besar-besaran (supergrowth) setelah memperoleh tugas dari pemerintah untuk menuntaskan pembangunan jalan tol, khususnya tol Trans Jawa.
"Kemudian muncul pandemi di tahun 2020 menyebabkan realisasi proyek yang sudah direncanakan yang tidak berjalan sesuai harapan. Kondisi itu mengharuskan jajaran manajemen Waskita Karya membuat program penyehatan keuangan yang terdiri dari delapan stream dan salah satu strateginya adalah membuat transformasi bisnis dengan digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi," katanya.
Digitalisasi pada proses bisnis Waskita Karya yang terbagi dalam empat tahap: bidding/marketing, engineering, procurement, dan construction. Di proses bidding terdapat winning war room, dengan memanfaatkan aplikasi Welcome yang memuat seluruh data tentang pasar, tender yang diikuti, dan status tender.
Melalui winning war room, tim marketing dapat berkolaborasi dengan divisi-divisi lain yang terkait proses tender untuk menyiapkan strateginya. Sebelum ini, koordinasi proses tender, termasuk proses bidding, berlangsung secara parsial. Setelah adanya winning war room, winning rate Waskita Karya naik, dari maksimal 20 persen, sekarang hampir menyentuh angka 30 persen. Jadi dari sepuluh tender yang diikuti, Waskita bisa menang tiga. Sementara dulu hanya satu atau dua tender.
Pada proses engineering, Waskita Karya memanfaatkan Virtual Desktop Infrastructure (VDI), sehingga perusahaan tidak perlu lagi menyediakan perangkat keras dengan spesifikasi tinggi dan harga mahal untuk aktivitas tim engineering. Misalnya, perusahaan harus menyediakan laptop berspesifikasi tinggi untuk penggunaan aplikasi Building Information Modelling (BIM) oleh tim engineering yang bertugas di berbagai proyek Waskita Karya.
Untuk kebutuhan procurement, Waskita Karya pada bulan Oktober 2022 meluncurkan aplikasi e-procurement yang dinamai We-Proc yang mewadahi pembeli dan rekanan untuk melakukan pengadaan secara digital. Dengan adanya aplikasi We-Proc, proses procurement kini bisa dilakukan secara tersentralisasi, sehingga manfaat yang diraih, menurutnya, adalah skala dan harga yang relatif jauh lebih kompetitif dan compliance yang lebih baik dari sebelumnya.
Sementara pada proses construction, Waskita Karya memanfaatkan teknologi virtual reality sebagai media koordinasi BIM dan sedang berupaya untuk meraih gelar National Lighthouse. onesia.