Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengupayakan para petani agar tidak mengalami kerugian saat panen raya dengan melakukan berbagai kebijakan yang melibatkan aparatur sipil negara.

“Selama ini ketika panen raya dan harga anjlok, kami menggerakkan ASN untuk membeli komoditas petani dengan harga yang lebih baik dan cara ini dinilai dapat membantu menutup kerugian petani,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Jumat.

Langkah lainnya yang diupayakan adalah pola distribusi komoditas hasil panen yang lebih berimbang.

Wagub menjelaskan komoditas panen yang melimpah berpotensi menurunkan harga jual sehingga komoditas tersebut bisa dikirimkan ke wilayah lain dengan panen sedikit.

Selain itu, komoditas tidak harus dikonsumsi sendiri, tapi bisa dibagikan ke tempat-tempat yang membutuhkan seperti di panti asuhan.

Wagub menyebut Jateng sebagai penyumbang bawang merah dengan sentra di Kabupaten Brebes, sedangkan lumbung padi Jateng ada di Kabupaten Sragen dan beberapa kabupaten yang lain.
 

“Ini yang harus kita sinergikan, ketika ada panen raya, kita harus melihat, daerah mana nih yang membutuhkan sehingga petani tidak dirugikan karena panen raya itu harga biasanya pasti akan turun," ujarnya.

Lebih lanjut Wagub mengungkapkan produksi hasil pertanian di Jateng pada tahun 2022 untuk komoditas padi sebanyak 9.579.069 ton, jagung 3.719.441 ton dan kedelai sebanyak 61.198 ton.

“Hasil komoditas pertanian tersebut, turut menyumbang stok pangan nasional,” katanya.

Meski sudah menjadi penyumbang stok pangan nasional, Wagub berpesan agar tidak menjadi lengah sebab banyak ancaman terkait pangan, salah satunya adalah bencana alam.

“Semua pihak harus bergotong royong dan bersinergi, supaya stok pangan tetap stabil dan tidak ada tindakan melawan hukum,” ujarnya.
 

Baca juga: Petani Boyolali panen cabai, dukung gerakan pengendalian inflasi pangan
Baca juga: Jateng tolak impor beras saat panen raya

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024