Pekalongan (ANTARA) - Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam rangka menyukseskan Hari Peduli Sampah menginisiasi Program Peduli Gerakan Anti Sampah yang digelar di Pasar Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis.
CEO Regional Office BRI Semarang Handaru Sakti di Pekalongan, Kamis, mengatakan kegiatan gerakan anti sampah "Yok Kita Gas" ini merupakan program nasional BRI yang dilaksanakan pada lima titik yaitu Semarang, Bandung, Denpasar, Malang, dan Surabaya.
"Untuk gerakan anti sampah di Semarang, kita pusatkan di Pasar Kesesi dan 12 pasar lainnya yang berada di wilayah Pekalongan. Pada kegiatan gerakan anti sampah di daerah ini kami berikan bantuan melalui tanggung jawab sosial perusahaan," katanya.
Menurut dia, tujuan kegiatan gerakan tersebut adalah menjaga kondisi pasar tetap sehat dengan mengajak para pedagang dan pembeli menjaga kebersihan pasar. Selain itu gerakan itu bisa dapat menghasilkan uang dengan cara mengelola sampah menjadi pupuk organik.
"Gerakan Anti Sampah ini tidak hanya kami lakukan di beberapa pasar saja, namun pada masyarakat. Masalah sampah sudah menjadi problem nasional, khususnya di wilayah perkotaan karena jumlah tempat pembuangan sampah dengan produk sampah yang dibuang tidak seimbang," katanya.
Handaru Sakti mengatakan dengan adanya gerakan anti sampah tersebut dapat menciptakan kondisi pasar bersih dan menarik para pembeli berbelanja di pasar itu.
"Jadi yang diuntungkan tetap pada para pedagang dengan kondisi pasar yang bersih karena transaksi dari para pembeli juga akan meningkat. Jadi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan ini bisa menimbulkan dampak ekonomi dari pengelolaan sampah itu," katanya.
Dikatakan, dipilihnya pasar tradisional Kesesi sebagai lokasi Program Peduli Gerakan Anti Sampah ini karena pasar itu semipermanen dan pasar percontohan oleh BRI.
"Di pasar ini kami sudah memasang transaksi secara digital. Jadi sudah kami implementasikan program pasar informasi dan teknologi," katanya.
Menurut dia, pada kegiatan itu BRI menyalurkan bantuan CSR berupa penyediaan tempat sampah terpilah, mesin daur ulang sampah, pemberian tas belanja kepada pembeli, melaksanakan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah, serta kegiatan bersih-bersih pasar sebagai bentuk dukungan untuk menjaga kondisi lingkungan pasar yang sehat.
"Sesuai arahan Menteri BUMN, program tanggung jawab sosial perusahaan diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan. Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi industri kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik yang bisa dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik," katanya.
CEO Regional Office BRI Semarang Handaru Sakti di Pekalongan, Kamis, mengatakan kegiatan gerakan anti sampah "Yok Kita Gas" ini merupakan program nasional BRI yang dilaksanakan pada lima titik yaitu Semarang, Bandung, Denpasar, Malang, dan Surabaya.
"Untuk gerakan anti sampah di Semarang, kita pusatkan di Pasar Kesesi dan 12 pasar lainnya yang berada di wilayah Pekalongan. Pada kegiatan gerakan anti sampah di daerah ini kami berikan bantuan melalui tanggung jawab sosial perusahaan," katanya.
Menurut dia, tujuan kegiatan gerakan tersebut adalah menjaga kondisi pasar tetap sehat dengan mengajak para pedagang dan pembeli menjaga kebersihan pasar. Selain itu gerakan itu bisa dapat menghasilkan uang dengan cara mengelola sampah menjadi pupuk organik.
"Gerakan Anti Sampah ini tidak hanya kami lakukan di beberapa pasar saja, namun pada masyarakat. Masalah sampah sudah menjadi problem nasional, khususnya di wilayah perkotaan karena jumlah tempat pembuangan sampah dengan produk sampah yang dibuang tidak seimbang," katanya.
Handaru Sakti mengatakan dengan adanya gerakan anti sampah tersebut dapat menciptakan kondisi pasar bersih dan menarik para pembeli berbelanja di pasar itu.
"Jadi yang diuntungkan tetap pada para pedagang dengan kondisi pasar yang bersih karena transaksi dari para pembeli juga akan meningkat. Jadi kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan ini bisa menimbulkan dampak ekonomi dari pengelolaan sampah itu," katanya.
Dikatakan, dipilihnya pasar tradisional Kesesi sebagai lokasi Program Peduli Gerakan Anti Sampah ini karena pasar itu semipermanen dan pasar percontohan oleh BRI.
"Di pasar ini kami sudah memasang transaksi secara digital. Jadi sudah kami implementasikan program pasar informasi dan teknologi," katanya.
Menurut dia, pada kegiatan itu BRI menyalurkan bantuan CSR berupa penyediaan tempat sampah terpilah, mesin daur ulang sampah, pemberian tas belanja kepada pembeli, melaksanakan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah, serta kegiatan bersih-bersih pasar sebagai bentuk dukungan untuk menjaga kondisi lingkungan pasar yang sehat.
"Sesuai arahan Menteri BUMN, program tanggung jawab sosial perusahaan diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan. Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik, didaur ulang menjadi industri kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik yang bisa dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik," katanya.