Semarang (ANTARA) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Islam (UIN) Walisongo Semarang mengadakan Lokakarya Imsakiyah Ramadhan 1444 Hijriah yang menghasilkan prediksi bahwa 1 Ramadhan 1444 Hijriah jatuh pada 23 Maret 2023. Artinya, Ramadhan tahun ini diperkirakan tidak ada perbedaan dengan yang telah ditetapkan oleh PP Muhammadiyah sebelumnya.
Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian UIN Walisongo Dr Muhamamd Sya’roni, melalui pernyataan yang diterima di Semarang, Selasa, menyampaikan kegiatan tersebut memang diagendakan secara rutin setiap tahun.
"Kegiatan ini adalah kegiatan yang memang diagendakan setiap tahun, ingin berkhidmat pada masyarakat dalam memberikan pencerahan terkait persoalan imsakiyah Ramadhan," katanya.
Ia menjelaskan lokakarya itu diikuti oleh perwakilan Kemenag Jateng dan Kota Semarang, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, LDII, Kesbangpol Provinsi Jateng dan Semrang, serta Mahasiswa Ilmu Falak UIN Walisongo.
"Jadwal imsakiyah ini sudah ditunggu masyarakat. Maka hari ini dilaksanakan di tempat di Planetarium UIN Walisongo diberikan kesempatan untuk simulasi di observatorium UIN Walisongo," katanya.
Narasumber kegiatan lokakarya adalah ahli falak dan Pengurus Lajnah Falakiyah PBNU Drs. K.H Slamet Hambali, M.S.I, ahli falak dan Wakil Dekan III Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang Drs Ahmad Izzudin, M.Ag.
Serta, Dr. Ahmad Syifaul Anam, M.H sebagai narasumber terakhir yang menyampaikan penjelasan astronomis dan simulasi awal dan akhir Ramadhan 1444 H.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Walisongo Prof. Dr. Muhsin Jamil, M.Ag menyampaikan bahwa lokakarya tersebut menggabungkan tiga proses, yakni akademik, riset dan pengabdian masyarakat.
"Momentum ini menggabungkan semuanya ini, melakukan suatu proses observasi terhadap peredaran Matahari untuk memastikan penentuan awal Ramadhan. Ini momentum penting secara ilmiah untuk memberikan landasan praktek keislamaan," katanya.
"Proses pembelajaran dari alat simulasi. Dulu hanya di atas kertas, sekarang disimulasikan. Dan sekarang bisa dibuktikan dengan simulasi. Berkontribusi besar bagi masyarakat tentang kegiatan yang akan berlangsung selama Ramadhan," katanya.
Sementara itu, KH. Slamet Hambali menyampaikan bahwa ijtimak akhir Sya’ban 1444 H akan terjadi pada hari Rabu Pahing, 22 Maret 2023/29 Syakban 1444 H pukul 00:24:09 WIB.
Pada saat pelaksanaan rukyatul hilal, Rabu Pahing, 22 Maret 2023 M atau 29 Syakban 1444 H ketika matahari terbenam untuk seluruh wilayah Indonesia, hilal sudah di atas ufuk (tinggi hilal positif) dan sudah memenuhi kriteria MABIMS II atau Rekomendasi Jakarta 2017.
Dengan memperhatikan keadaan hilal akhir Sya’ban 1444 H, yang seluruh wilayah Indonesia hilal sudah di atas ufuk dan sudah memenuhi kriteria MABIMS II dan juga Rekomendasi Jakarta 2017, maka bisa dipastikan bahwa 1 Ramadhan 1444 H akan jatuh pada Kamis Pon, 23 Maret 2023.
Walaupun demikian, Slamet menegaskan harus tetap menunggu hasil sidang isbat dari Pemerintah RI yang akan dilaksanakan pada hari Rabu Pahing, 22 Maret 2023 M setelah Shalat Maghrib.
Baca juga: Muhammadiyah umumkan 1 Ramadhan dan 1 Syawal 1444 H
Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed bakal penuh kegiatan selama Ramadhan
Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian UIN Walisongo Dr Muhamamd Sya’roni, melalui pernyataan yang diterima di Semarang, Selasa, menyampaikan kegiatan tersebut memang diagendakan secara rutin setiap tahun.
"Kegiatan ini adalah kegiatan yang memang diagendakan setiap tahun, ingin berkhidmat pada masyarakat dalam memberikan pencerahan terkait persoalan imsakiyah Ramadhan," katanya.
Ia menjelaskan lokakarya itu diikuti oleh perwakilan Kemenag Jateng dan Kota Semarang, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, LDII, Kesbangpol Provinsi Jateng dan Semrang, serta Mahasiswa Ilmu Falak UIN Walisongo.
"Jadwal imsakiyah ini sudah ditunggu masyarakat. Maka hari ini dilaksanakan di tempat di Planetarium UIN Walisongo diberikan kesempatan untuk simulasi di observatorium UIN Walisongo," katanya.
Narasumber kegiatan lokakarya adalah ahli falak dan Pengurus Lajnah Falakiyah PBNU Drs. K.H Slamet Hambali, M.S.I, ahli falak dan Wakil Dekan III Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang Drs Ahmad Izzudin, M.Ag.
Serta, Dr. Ahmad Syifaul Anam, M.H sebagai narasumber terakhir yang menyampaikan penjelasan astronomis dan simulasi awal dan akhir Ramadhan 1444 H.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Walisongo Prof. Dr. Muhsin Jamil, M.Ag menyampaikan bahwa lokakarya tersebut menggabungkan tiga proses, yakni akademik, riset dan pengabdian masyarakat.
"Momentum ini menggabungkan semuanya ini, melakukan suatu proses observasi terhadap peredaran Matahari untuk memastikan penentuan awal Ramadhan. Ini momentum penting secara ilmiah untuk memberikan landasan praktek keislamaan," katanya.
"Proses pembelajaran dari alat simulasi. Dulu hanya di atas kertas, sekarang disimulasikan. Dan sekarang bisa dibuktikan dengan simulasi. Berkontribusi besar bagi masyarakat tentang kegiatan yang akan berlangsung selama Ramadhan," katanya.
Sementara itu, KH. Slamet Hambali menyampaikan bahwa ijtimak akhir Sya’ban 1444 H akan terjadi pada hari Rabu Pahing, 22 Maret 2023/29 Syakban 1444 H pukul 00:24:09 WIB.
Pada saat pelaksanaan rukyatul hilal, Rabu Pahing, 22 Maret 2023 M atau 29 Syakban 1444 H ketika matahari terbenam untuk seluruh wilayah Indonesia, hilal sudah di atas ufuk (tinggi hilal positif) dan sudah memenuhi kriteria MABIMS II atau Rekomendasi Jakarta 2017.
Dengan memperhatikan keadaan hilal akhir Sya’ban 1444 H, yang seluruh wilayah Indonesia hilal sudah di atas ufuk dan sudah memenuhi kriteria MABIMS II dan juga Rekomendasi Jakarta 2017, maka bisa dipastikan bahwa 1 Ramadhan 1444 H akan jatuh pada Kamis Pon, 23 Maret 2023.
Walaupun demikian, Slamet menegaskan harus tetap menunggu hasil sidang isbat dari Pemerintah RI yang akan dilaksanakan pada hari Rabu Pahing, 22 Maret 2023 M setelah Shalat Maghrib.
Baca juga: Muhammadiyah umumkan 1 Ramadhan dan 1 Syawal 1444 H
Baca juga: Masjid Raya Sheikh Zayed bakal penuh kegiatan selama Ramadhan