Semarang (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) K.R.M.T. Wongsonegoro Semarang, Jawa Tengah, memastikan ketercukupan dokter, baik dokter umum maupun spesialis, dalam memberikan pelayanan di fasilitas kesehatan tersebut.
"Di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro, sesuai dengan tipenya (RS tipe B, red.). Untuk kebutuhan dokter umum dan spesialis, sudah cukup," kata Direktur RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang dr. Susi Herawati, M.Kes. di Semarang, Rabu.
Ia menyebukan jumlah dokter di RS tersebut total 125 dokter, dan sebanyak 30 orang di antaranya adalah dokter umum. Selebihnya adalah dokter spesialis dan tujuh dokter sudah subspesialis.
Untuk melayani pasien dengan ketersediaan 448 tempat tidur untuk rawat inap, menurut dia, jumlah dokter di RS milik Pemerintah Kota Semarang tersebut dirasa sudah cukup.
Diakui Susi bahwa RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro sebenarnya ingin meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan naik ke tipe A. Akan tetapi, persyaratannya harus memiliki dokter subspesialis sebanyak 13 dokter.
Meski demikian, kata dia, tidak mudah untuk menambah dokter subspesialis karena pendidikannya juga tidak mudah, termasuk pendaftarannya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan di lingkup wilayah.
"Keberadaan kami sebagai RSUD milik pemerintah kota, secara vertikal ada RSUP dr. Kariadi yang sudah sangat lengkap subspesialisnya, ada juga RSUD Tugurejo (milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, red.)," katanya.
Seandainya ada dokter RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro yang akan mengambil subspesialis, kata dia, persaingannya akan lebih ketat dengan dokter-dokter dari daerah lain yang rumah sakitnya belum lengkap spesialisasinya.
"Ya, memang aturan undang-undangnya seperti itu. Utusan daerah terpencil, misalnya, lebih bisa diterima (mendaftar subspesialis) daripada dokter kami. Hal ini karena memang untuk pemerataan," katanya.
Meski demikian, Susi memastikan RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro tetap berupaya memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin dengan SDM yang ada sembari melengkapi subspesialis yang belum dimiliki.
Saat ini, RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro telah memiliki tiga dokter subspesialis penyakit dalam, dua subspesialis bedah, serta dua subspesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) sehingga total tujuh dokter subspesialis.
"Rencana tambah dua, subspesialis anak sama stroke. Yang (subspesialis) anak sedang sekolah. Pengennya kami, pasien yang datang ke sini tidak perlu kami rujuk kalau sub-subspesialis kami lengkap, ya," pungkasnya.
"Di RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro, sesuai dengan tipenya (RS tipe B, red.). Untuk kebutuhan dokter umum dan spesialis, sudah cukup," kata Direktur RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang dr. Susi Herawati, M.Kes. di Semarang, Rabu.
Ia menyebukan jumlah dokter di RS tersebut total 125 dokter, dan sebanyak 30 orang di antaranya adalah dokter umum. Selebihnya adalah dokter spesialis dan tujuh dokter sudah subspesialis.
Untuk melayani pasien dengan ketersediaan 448 tempat tidur untuk rawat inap, menurut dia, jumlah dokter di RS milik Pemerintah Kota Semarang tersebut dirasa sudah cukup.
Diakui Susi bahwa RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro sebenarnya ingin meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan naik ke tipe A. Akan tetapi, persyaratannya harus memiliki dokter subspesialis sebanyak 13 dokter.
Meski demikian, kata dia, tidak mudah untuk menambah dokter subspesialis karena pendidikannya juga tidak mudah, termasuk pendaftarannya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan di lingkup wilayah.
"Keberadaan kami sebagai RSUD milik pemerintah kota, secara vertikal ada RSUP dr. Kariadi yang sudah sangat lengkap subspesialisnya, ada juga RSUD Tugurejo (milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, red.)," katanya.
Seandainya ada dokter RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro yang akan mengambil subspesialis, kata dia, persaingannya akan lebih ketat dengan dokter-dokter dari daerah lain yang rumah sakitnya belum lengkap spesialisasinya.
"Ya, memang aturan undang-undangnya seperti itu. Utusan daerah terpencil, misalnya, lebih bisa diterima (mendaftar subspesialis) daripada dokter kami. Hal ini karena memang untuk pemerataan," katanya.
Meski demikian, Susi memastikan RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro tetap berupaya memberikan pelayanan kesehatan semaksimal mungkin dengan SDM yang ada sembari melengkapi subspesialis yang belum dimiliki.
Saat ini, RSUD K.R.M.T. Wongsonegoro telah memiliki tiga dokter subspesialis penyakit dalam, dua subspesialis bedah, serta dua subspesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) sehingga total tujuh dokter subspesialis.
"Rencana tambah dua, subspesialis anak sama stroke. Yang (subspesialis) anak sedang sekolah. Pengennya kami, pasien yang datang ke sini tidak perlu kami rujuk kalau sub-subspesialis kami lengkap, ya," pungkasnya.