Purwokerto (ANTARA) - Tim Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar pengabdian kepada masyarakat di Cianjur, Jawa Barat, berupa edukasi yang bertajuk Mitigasi Bencana.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tersebut digelar di Kampung Barukaso, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Sabtu (4/2) malam.

Melalui kegiatan yang dihadiri sedikitnya 30 relawan warga Desa Sukamulya dan perangkat desa beserta pengurus RT/RW, masyarakat setempat diharapkan sudah mampu untuk mandiri setelah tahap pemulihan selesai.

Dalam paparannya, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMP Prof Dr Suwarno M.Si mengatakan bahwa di seluruh wilayah Indonesia tidak ada yang terlepas dari bencana, baik bencana alam maupun bencana lainnya seperti bencana sosial dan sebagainya. 

"Apalagi wilayah Indonesia berada pada pertemuan dua lempeng benua, sehingga sering terjadi bencana alam. Bencana kadang terjadi karena hasil balikan dari perilaku manusia terhadap alam sekitarnya," jelas Guru Besar Bidang Mitigasi Bencana itu. 

Lebih lanjut, ia mengatakan bencana alam gempa bumi tidak bisa diprediksi meskipun ada siklus tertentu, tetapi tidak selalu terjadi sesuai hitungan siklus. 

"Bencana alam adalah dari Allah karena itu banyak beramal ibadah dan berdoa serta amar maruf nahi mungkar agar kita dan lingkungan masyarakat terhindar dari bencana," katanya.

Baca juga: Rektor UMP paparkan tiga keuntungan rajin beribadah

Ia mengatakan dalam Al Quran banyak terkandung informasi tentang gerakan kulit bumi, gunung berapi, gempa, dan sebagainya. 

"Bagi yang mempelajari maka mampu bersahabat menyatu dengan alam dan makin menambah ketakwaan dan amal ibadah," kata Prof Suwarno. 

Dosen lainnya, Dr Ugung Dwi Ario Wibowo menyampaikan dalam materi dalam bentuk dukungan psikosial terhadap korban bencana. 

"Fase tanggap darurat berupa pertolongan emosional pertama seperti relaksasi. Oleh karena itulah, mahasiswa KKN Kebencanaan yang dilaksanakan oleh UMP mengajak masyarakat senam, memfasilitasi permainan anak," katanya.

Terkait dengan fase pemulihan, dia mengatakan fase tersebut menghidupkan kembali aktivitas sosial dan ritual masyarakat, sehingga diselenggarakan salat berjamaah dan TPQ di mushala tenda darurat. 

Menurut dia, fase pemulihan akhir memberikan Pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat tentang ketangguhan, misalnya pemberian mitigasi bencana. 

"Fase rekonstruksi pemberian pelatihan bagi profesional dan relawan lokal pendampingan psikososial agar masyarakat mampu mandiri," kata Ugung. 

Dalam kesempatan terpisah, anggota tim pengabdian lainnya, Drs Sri Harmianto M.Pd mengatakan warga sangat antusias menyampaikan banyak hal yang mereka alami seperti anak yang tidak berani tampil.

Akan tetapi setelah diajak mahasiswa relawan, kata dia, anak-anak itu menjadi mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang baru. 

"Dalam acara tersebut dibagikan jas hujan untuk para relawan warga lokal untuk memperlancar dalam melaksanakan berbagai kegiatan di kala hujan," katanya. (*/tgr)

Baca juga: UMP perkuat kerja sama dengan Puhua School
Baca juga: Fakultas Pertanian dan Perikanan UMP panen perdana padi LEISA

Pewarta : KSM
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024