Pati (ANTARA) - Genangan banjir di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, semakin bertambah seiring dibuka pintu Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) di perbatasan Kabupaten Kudus dan Demak sejak Jumat (6/1).

"Dampaknya jelas banjir tidak akan surut, bahkan ada penambahan ketinggian genangan hingga enam centimeteran," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetyo di Pati, Senin.

Ia mengungkapkan pemantauan ketinggian genangan dilakukan hari ini sehingga semua daerah yang dilewati Sungai Juwana harus waspada.

Daerah yang merasakan dampaknya ketika pintu BPBWL yang mengarah ke Sungai Juwana, di antaranya Kecamatan Juwana, Jakenan, Pati Kota, Gabus, Kayen, dan Sukolilo, terutama desa-desa yang dilalui aliran Sungai Juwana, seperti Desa Doropayung, Kasiyan, Bumirejo, dan Kedungpancing.

Meskipun ketinggian genangan banjir di pemukiman ada yang sampai lutut orang dewasa, katanya, warga masih ada yang bertahan di rumah.

"Pemkab Pati juga sudah menyiapkan tempat pengungsian," ujarnya.

Sukarjan, salah seorang warga Desa Kasiyan, Kecamatan Sukolilo, mengakui genangan banjir di dalam rumahnya memang mencapai lutut kaki. Akan tetapi, ia belum berniat mengungsi.

Tempat tidurnya agar bisa ditempati, katanya, diganjal menggunakan bata hebel, sedangkan kebutuhan makan dan minum menunggu bantuan dari pemerintah maupun masyarakat.

Berdasarkan data BPBD Pati, banjir sejak 31 Desember 2022 melanda puluhan desa tersebar di 11 kecamatan, meliputi  Tambakromo, Kayen, Tayu, Margoyoso, Batangan, Gabus, Juwana, Sukolilo, Pati, Margorejo, dan Dukuhseti.

Sebagian kecamatan terdampak banjir, saat ini sudah mulai surut menyusul curah hujan beberapa hari terakhir mereda. 
 

Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024