Cilacap (ANTARA) - Sejumlah kain putih polos terhampar di Balai Kelurahan Tegalreja, Kecamatan Cilacap Selatan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dan setelah semua tertata rapi, beragam daun-daun kering dengan ukuran yang berbeda diletakkan di atasnya demi membentuk pola yang indah dan menawan.
Selanjutnya, kain dibersihkan dengan air, diperas hingga mengering. Setelah diberi plastik penutup, kain kemudian dipres dengan penggilas atau diinjak-injak agar tulang-tulang daun menyatu dan membentuk pola di atas kain.
Pola yang sudah terbentuk ini kemudian ditutup kembali dengan kain putih, dan diakhiri plastik sebagai penutup. Langkah berikutnya kain rangkap dua ini digulung membentuk lontong dan diikat kuat, dimasukkan ke dalam alat pengukus dengan air yang sudah mendidih selama sekitar 2 jam.
Begitulah praktik pembuatan ecoprint dalam pelatihan yang diselenggarakan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap bersama Kampung Berkualitas (KB) "Gadis" Tegalreja, Jumat (16/12), yang diikuti sekitar 50 peserta dari wilayah Kelurahan Tegalreja.
"Dengan pengukusan ini, corak dan warna dari daun dan bunga akan keluar. Daun yang muncul warna berasal dari 90 persen tanaman herbal," kata Atun selaku pelatij dari KB "Gadis" Tegalreja.
Setelah daun yang menempel dibersihkan, kata dia, kain diangin-anginkan sampai kering selama 1 minggu di tempat teduh dan selanjutnya dikunci dengan zat pengunci yang dipilih.
Baca juga: Tasyakuran HUT Pertamina dan HUT PT KPI, Kilang Cilacap hadirkan pergelaran wayang kulit
Lebih lanjut, dia mengatakan ecoprint saat ini menjadi tren di masyarakat mengingat bentuk dan motifnya yang unik dan alami.
"Bagi ibu dan remaja putri, jika serius menekuni keterampilan ini akan menjadi tambahan penghasilan yang menjanjikan dan bisa membantu perekonomian keluarga," katanya.
Salah seorang peserta, Putri menyampaikan terima kasih kepada Kilang Cilacap karena pelatihan yang sangat bermanfaat.
"Saya jadi bertambah ilmu dan siap untuk praktik, semoga bisa sebagus seperti di pelatihan ini," katanya.
Sementara itu, Area Manager Communication Relations and CSR PT KPI RU IV Cilacap Cecep Supriyatna mengatakan pelatihan tersebut sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan dalam ikut memberdayakan masyarakat.
"Ini program rutin kami yang muaranya adalah peningkatan kesejahteraan setidaknya di tingkat keluarga," jelasnya.
Ia mengatakan sebagai perusahaan global, PT KPI RU IV Cilacap berkomitmen untuk terus menyelenggarakan beragam pelatihan dengan harapan masyarakat semakin mandiri dan memaksimalkan potensinya.
"Hal ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) ketiga, memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dan kelima, mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan," kata Cecep.
Dalam kesempatan itu, Cecep Supriyatna secara simbolis menyerahkan bantuan senilai total Rp150 juta untuk pelatihan dan bantuan peralatan ecoprint kepada Lurah Tegalreja Sri Subarwati didampingi Ketua KB "Gadis" Tegalreja Mukhlasin.
Baca juga: Kilang Cilacap hadirkan BPBD dan BMKG sosialisasikan sistem penanganan bencana
Baca juga: Produksi Kilang Cilacap tetap topang 60 persen kebutuhan BBM Pulau Jawa
Selanjutnya, kain dibersihkan dengan air, diperas hingga mengering. Setelah diberi plastik penutup, kain kemudian dipres dengan penggilas atau diinjak-injak agar tulang-tulang daun menyatu dan membentuk pola di atas kain.
Pola yang sudah terbentuk ini kemudian ditutup kembali dengan kain putih, dan diakhiri plastik sebagai penutup. Langkah berikutnya kain rangkap dua ini digulung membentuk lontong dan diikat kuat, dimasukkan ke dalam alat pengukus dengan air yang sudah mendidih selama sekitar 2 jam.
Begitulah praktik pembuatan ecoprint dalam pelatihan yang diselenggarakan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap bersama Kampung Berkualitas (KB) "Gadis" Tegalreja, Jumat (16/12), yang diikuti sekitar 50 peserta dari wilayah Kelurahan Tegalreja.
"Dengan pengukusan ini, corak dan warna dari daun dan bunga akan keluar. Daun yang muncul warna berasal dari 90 persen tanaman herbal," kata Atun selaku pelatij dari KB "Gadis" Tegalreja.
Setelah daun yang menempel dibersihkan, kata dia, kain diangin-anginkan sampai kering selama 1 minggu di tempat teduh dan selanjutnya dikunci dengan zat pengunci yang dipilih.
Baca juga: Tasyakuran HUT Pertamina dan HUT PT KPI, Kilang Cilacap hadirkan pergelaran wayang kulit
Lebih lanjut, dia mengatakan ecoprint saat ini menjadi tren di masyarakat mengingat bentuk dan motifnya yang unik dan alami.
"Bagi ibu dan remaja putri, jika serius menekuni keterampilan ini akan menjadi tambahan penghasilan yang menjanjikan dan bisa membantu perekonomian keluarga," katanya.
Salah seorang peserta, Putri menyampaikan terima kasih kepada Kilang Cilacap karena pelatihan yang sangat bermanfaat.
"Saya jadi bertambah ilmu dan siap untuk praktik, semoga bisa sebagus seperti di pelatihan ini," katanya.
Sementara itu, Area Manager Communication Relations and CSR PT KPI RU IV Cilacap Cecep Supriyatna mengatakan pelatihan tersebut sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab perusahaan dalam ikut memberdayakan masyarakat.
"Ini program rutin kami yang muaranya adalah peningkatan kesejahteraan setidaknya di tingkat keluarga," jelasnya.
Ia mengatakan sebagai perusahaan global, PT KPI RU IV Cilacap berkomitmen untuk terus menyelenggarakan beragam pelatihan dengan harapan masyarakat semakin mandiri dan memaksimalkan potensinya.
"Hal ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) ketiga, memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia dan kelima, mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan," kata Cecep.
Dalam kesempatan itu, Cecep Supriyatna secara simbolis menyerahkan bantuan senilai total Rp150 juta untuk pelatihan dan bantuan peralatan ecoprint kepada Lurah Tegalreja Sri Subarwati didampingi Ketua KB "Gadis" Tegalreja Mukhlasin.
Baca juga: Kilang Cilacap hadirkan BPBD dan BMKG sosialisasikan sistem penanganan bencana
Baca juga: Produksi Kilang Cilacap tetap topang 60 persen kebutuhan BBM Pulau Jawa