Kudus, Jateng (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Korps Sukarela (KSR) PMI Unit Universitas Muria Kudus menggelar skrining HIV (Human Immunodeficiency Virus) terhadap mahasiswa UMK sebagai upaya pencegahan penyebaran HIV, Jumat.
Skrining HIV tersebut digelar di ruang seminar gedung "J" UMK bersamaan dengan seminar HIV/AIDS sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penularan penyakit mematikan tersebut.
Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kudus Darsono di Kudus, Jumat, tim skrining yang dilibatkan dari unit Laboratorium Kesehatan Daerah Kudus serta tim medis dari Puskesmas Bae dan Puskesmas Dersalam.
Untuk menemukan penderita HIV/AIDS, kata dia, yang paling efektif dengan melakukan skrining terhadap kelompok rentan.
Di antaranya, para penjaja seks, orang yang biasa menjalani hubungan di luar nikah dan suka berganti-ganti pasangan, serta penyuka sesama jenis.
Sementara skrining terhadap mahasiswa merupakan upaya menyadarkan masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan, terutama kelompok rentan untuk rutin memeriksakan kesehatan dirinya.
"Kalaupun ada yang dengan kesadaran sendiri melakukan pemeriksaan tes HIV, biasanya dalam kondisi sakit parah. Lebih baik ketika merasa pernah melakukan tindakan yang berpotensi tertular HIV," ujarnya.
Kepala Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kudus Nur Hadi mengajak mahasiswa untuk berani melakukan tes HIV.
"Jika ingin sehat, jangan takut periksa kesehatan. Kalaupun ada penyakitnya, tentunya bisa secepatnya diobati. Bagi penderita HIV juga ada obatnya karena banyak yang tetap hidup hingga usia tua setelah menjalani pengobatan dengan rutin mengonsumsi obat yang diberikan," kata Darsono.
Nia, salah satu mahasiswi UMK Fakultas FKIP semester V mengaku tertarik mengikuti skrining HIV guna memastikan dirinya juga bebas dari penyakit tersebut.
"Siapapun perlu waspada, sehingga ketika ada pengecekan kesehatan seperti ini tentu untuk mencegah penularan serta semakin yakin bahwa saya juga sehat dan bebas HIV," katanya.
Skrining HIV tersebut digelar di ruang seminar gedung "J" UMK bersamaan dengan seminar HIV/AIDS sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penularan penyakit mematikan tersebut.
Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kudus Darsono di Kudus, Jumat, tim skrining yang dilibatkan dari unit Laboratorium Kesehatan Daerah Kudus serta tim medis dari Puskesmas Bae dan Puskesmas Dersalam.
Untuk menemukan penderita HIV/AIDS, kata dia, yang paling efektif dengan melakukan skrining terhadap kelompok rentan.
Di antaranya, para penjaja seks, orang yang biasa menjalani hubungan di luar nikah dan suka berganti-ganti pasangan, serta penyuka sesama jenis.
Sementara skrining terhadap mahasiswa merupakan upaya menyadarkan masyarakat untuk peduli terhadap kesehatan, terutama kelompok rentan untuk rutin memeriksakan kesehatan dirinya.
"Kalaupun ada yang dengan kesadaran sendiri melakukan pemeriksaan tes HIV, biasanya dalam kondisi sakit parah. Lebih baik ketika merasa pernah melakukan tindakan yang berpotensi tertular HIV," ujarnya.
Kepala Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kudus Nur Hadi mengajak mahasiswa untuk berani melakukan tes HIV.
"Jika ingin sehat, jangan takut periksa kesehatan. Kalaupun ada penyakitnya, tentunya bisa secepatnya diobati. Bagi penderita HIV juga ada obatnya karena banyak yang tetap hidup hingga usia tua setelah menjalani pengobatan dengan rutin mengonsumsi obat yang diberikan," kata Darsono.
Nia, salah satu mahasiswi UMK Fakultas FKIP semester V mengaku tertarik mengikuti skrining HIV guna memastikan dirinya juga bebas dari penyakit tersebut.
"Siapapun perlu waspada, sehingga ketika ada pengecekan kesehatan seperti ini tentu untuk mencegah penularan serta semakin yakin bahwa saya juga sehat dan bebas HIV," katanya.