Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, menargetkan pendapatan Bank Perkreditan Rakyat Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (BPR-Bapera) pada 2023 sebesar Rp12 miliar dengan laba Rp1,1 miliar.

Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki di Batang, Rabu, mengatakan bahwa hingga 2022, aset BPR-Bapera sudah mencapai Rp80 miliar dan diharapkan pada 2023 dapat ditingkatkan lagi minimal Rp90 miliar.

"Ketika pendapatan itu naik signifikan maka secara otomatis akan berimbas pada peningkatan kesejahteraan karyawan BPR-Bapera," katanya.

Dikatakan, konsep itu harus menjadi motivasi karena saat ini BPR-Bapera sudah dalam keadaan baik dan sehat sehingga pendapatan harus dapat tingkatkan lagi agar bisa bersaing dengan bank lainnya.

Pihaknya menyebutkan ada peluang baru untuk meningkatkan pendapatan BPR-Bapera dengan masuknya gaji pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja 2023 melalui bank ini.

"Akan tetapi, konsekuensi setiap tanggal 1 harus ada uang masuk sekian miliar untuk membayar gaji sekitar 1.000 orang P3K," katanya.

Lani Dwi Rejeki meminta BPT-Bapera harus membantu modal pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pedagang pasar, penjual asongan dengan kredit bunga rendah, serta persyaratan pengajuan pinjaman atau kredit yang tidak berbelit.

"Kami minta harus ada peningkatan kredit yang kini sudah mencapai Rp60 miliar bisa menjadi Rp100 miliar. Demikian juga dengan tabungan dan deposito harus juga ada peningkatan," katanya.

Direktur Utama BPR-Bapera Aji Setya Budi mengatakan meski pada tahun depan diperkirakan kondisi ekonomi semakin sulit namun pihaknya tidak boleh terpuruk dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang ada.

"Kami sudah mewacanakan pertumbuhan perusahaan sekitar 10 persen sampai 15 persen, baik pada sektor pendapatan maupun kredit. Oleh karena itu, progres peningkatan kinerja akan dipacu di semua sektor untuk pengembangan perusahaan agar bisa lebih maju lagi," katanya.

 

Pewarta : Kutnadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024